Site icon Dunia Fintech

Cerah Bergairah! Harga Bitcoin Cs Hari Ini Kembali Naik

harga bitcoin

JAKARTA, duniafintech.com – Pada perdagangan Kamis (13/1/2022) pagi waktu Indonesia, harga Bitcoin cs terpantau cerah bergairah. Hal itu pun mengindikasikan bahwa tren pemulihan saat ini mulai terbentuk setelah sempat terkoreksi selama beberapa hari belakangan.

Mengacu pada data dari CoinMarketCap per pukul 09:10 WIB, seperti dilangsir dari CNBC Indonesia.com, hampir semua kripto berkapitalisasi pasar besar atau big cap kini berhasil pulih dari zona koreksi. Adapun pengecualian hanya terjadi bagi dua kripto berjenis stablecoin, yakni Tether dan USD Coin.

Bitcoin sendiri naik 2,08% ke level harga US$43.592,72/koin atau Rp623.375.896/koin (kurs hari ini Rp14.300/US$). Sementara itu, Ethereum melejit 3,19% ke level US$3.339,95/koin atau setara dengan Rp47.761.285/koin.

Kemudian, Solana diketahui melonjak 6,48% ke US$149,56/koin (Rp2.138.708/koin), Cardano terbang 10,58% ke US$1,33/koin (Rp19,019/koin), dan Terra menanjak 8,95% ke US$ 79,82/koin (Rp1.141.426/koin).

Bagi Bitcoin, ini menjadi fase kenaikan terbaru. Pasalnya, pada hari ini, kripto dengan kapitalisasi pasar sebesar US$826 miliar itu diperdagangkan di kisaran level US$43.000. Inilah pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

  1. Bitcoin
  1. Ethereum
  1. BNB
  1. Tether
  1. Solana
  1. Cardano
  1. USD Coin
  1. XRP
  1. Terra
  1. Polkadot

Kenaikan inflasi sudah diantisipasi

Pergerakan pasar kripto yang kembali positif pada hari ini terjadi usai adanya rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) periode Desember 2021. Adapun IHK AS tercatat tumbuh 7% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan menjadi level tertinggi sejak tahun 1982 silam.

Di sisi lain, kendati inflasi berada pada level tertingginya dalam 4 dekade terakhir, tetapi kenaikan inflasi ini sudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Para ekonom yang disurvei Dow Jones telah memperkirakan bahwa IHK AS bulan Desember 2021 akan naik 7% sesuai dengan angka aktual saat ini.

Sementara itu, sehari sebelumnya, ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell, hadir untuk memberikan testimoni dan menyampaikan arah kebijakan moneter AS ke depan di depan Senat Perbankan.

Ia pada kesempatan itu menegaskan bahwa otoritas moneter bakal mengambil langkah pengetatan berupa penghentian program pembelian obligasi (tapering) serta menaikkan suku bunga acuan. Namun, pidato Powell yang mengindikasikan arah kebijakan The Fed itu pun kembali diantisipasi oleh pelaku pasar sehingga tidak ada kejutan yang membuat pasar tertekan.

 

Penulis: Kontributor / Boy Riza Utama

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version