JAKARTA, duniafintech.com – Perdagangan aset kripto anjlok dan mengalami pelemahan yang luas pada awal pekan ketiga Juni 2022. Kondisi ini biasa disebut crypto crash, pada Senin (13/6/2022).
Pasar kripto anjlok melanjutkan pelemahan perdagangannya setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan level tertinggi baru dalam 40 tahun.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (13/6/2022) pukul 07.00 WIB, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 7,40 persen dalam 24 jam dan 8,78 persen dalam sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level 26.460,00 USD per koin atau setara Rp 386,292,170.13 juta (asumsi kurs Rp 14.614 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga mengalami crypto crash. Aset digital ini kembali melemah hari ini. Selama 24 jam terakhir, ETH ambles 4,71 persen dan 18,98 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.471,22 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin yang masih melemah sejak kemarin. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 4,08 persen dan 13,18 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 261,38 per koin.
Baca juga: Hasil Riset, 52 Persen Investor Asia Miliki Aset Digital Termasuk Kripto
Kemudian Cardano (ADA) juga turut melemah. Dalam satu hari terakhir ADA turun 8,79 persen dan 10,31 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,5154 per koin.
Adapun Solana (SOL) harus melemah pagi ini. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 6,87 persen dan 19,53 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 32,06 per koin.
XRP yang sempat menguat beberapa hari, kini harus kembali melemah. XRP melemah 2,96 persen dan 10,83 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3539 per koin.
Baca juga: Bursa Kripto Tak Kunjung Diluncurkan, Bappebti Ungkap Alasan Ini
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9991. Sedangkan USDC dihargai USD 1,00.
Binance USD (BUSD) menguat 0,08 persen dalam 24 jam terakhir. Meskipun begitu, harga BUSD turun sedikit di level USD 0,9994.
Mengutip Bloomberg, sebelumnya hampir semua token teratas turun pada Minggu (12/6/2022) waktu setempat. Ether turun sebanyak 6,4 persen menjadi US$1.424,40, level terendah sejak Maret 2021, sementara Bitcoin turun ke level US$26.876,51, terendah sejak 12 Mei 2022.
Data inflasi AS yang dirilis Jumat (10/6/2022) melampaui ekspektasi, mematahkan harapan bahwa kenaikan harga mungkin telah mencapai puncaknya. Pasar saham merosot sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun naik ke level tertinggi sejak 2008.
Bitcoin dan cryptocurrency lainnya telah menderita dalam beberapa bulan terakhir karena Federal Reserve menaikkan suku bunga dan pembuat kebijakan global meningkatkan upaya untuk memerangi kenaikan harga, belum lagi aset berisiko seperti saham teknologi ikut anjlok.
Beberapa analis mengatakan bahwa jika Bitcoin turun hingga ke bawah level atas US$20.000, maka kemungkinan harganya turun dengan cepat, dengan level seperti rata-rata pergerakan 200 minggu terakhir mendekati US$22.000 dan atau bahkan ke level 2017 di US$19.511.
Menurut data Coinglass, total likuidasi kripto jangka panjang berada di atas US$100 juta untuk hari ketiga berturut-turut pada Minggu, setelah US$258 juta pada Jumat dan US$290 juta pada Sabtu.
Indeks MVIS CryptoCompare Digital Assets 100, ukuran kapitalisasi pasar yang melacak kinerja 100 token terbesar, turun ke level terendah sejak Januari 2021.
Baca juga: Ekonomi Indonesia Membaik, Penerimaan Pajak Capai Rp 678,99 Triliun Hingga Akhir Mei
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada