duniafintech.com – Jakarta, 13 Maret 2019, PT Computrade Technology International (CTI Group), penyedia solusi infrastruktur teknologi informasi (TI), hari ini menggelar konferensi dan pameran tahunannya CTI IT Infrastructure Summit 2019 di Ballroom Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta kepada ratusan profesional bisnis dari berbagai industri dengan fokus pada Artificial Intelligence (AI) dan aplikasinya bagi bisnis.
Acara yang telah memasuki tahun keenamnya ini menampilkan pembicara dan praktisi bisnis terkemuka serta demo teknoloho dan solusk infrastruktur TI dari CTI Technology Center, vendor teknologi dunia dan mitra bisnis perusahaan tersebut. Konferensi ini setiap tahunnya menyajikan topik teknologi terbaru yang diprediksi akan menjadi tren di kalangan industri dalam setahun ke depan.
Baca juga : Hari Perempuan Internasional dalam Industri Fintech
Mengangkat tema “Al for Business: Bringing Cognitive Technology to Business Application”, konferensi ini menghadirkan pakar teknologi Executive Partner of Gartner Executive Programs Paul Martin, Guru Besar Bidang Kecerdasan Buatan Binus University Prof. Dr. Widodo Budiharto, S.Si., M., dan Senior Director of South East Asia & Taiwan of Aruba Networks Justin Chiah. suasana seminar semakin hangat saat diskusi panel mengenai aplikasi AI bagi bisnis yang melibatkan VP of Research and Development Bukalapak Ibrahim Arief, CTO of IBM Asean Kalyan Madala, dan Managing Director PT Accenture Leonard Nugroho Tjiptohadikusumo, serta dimlderatori oleh praktisi TI Prof. Richardus Eko Indrajit.
“Teknologi Al sudah akrab dalam kehidupan sehari-hari di antaranya melalui penggunaan virtual assistant dan aplikasi navigasi, hingga kini diadopsi bisnis untuk meningkatkan layanan pelanggan (chatbot), mendeteksi fraud, bahkan memberikan rekomendasi medis. Meskipun sudah cukup banyak perusahaan yang mulai mengimplementasikan Al, terlebih menurut riset IDC bahwa Indonesia merupakan negara dengan adopsi AI tertinggi di Asia Tenggara , namun masih banyak pelaku bisnis yang bingung bagaimana mendefinisikan use case AI di perusahaan serta apa saja yang perlu disiapkan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami mengumpulkan para ahli di bidang Al maupun profesional bisnis yangbsudsh berpengalaman dengan teknologi tersebut agar dapat sharing knowledge dan experience mereka kepada seluruh pelaku bisnis yang hadir di CTI IT Infrastructure Summit,” ujar Direktur CTI Group Rachmat Gunawan.
Lembaga riset Accenture memprediksi AI dapat meningkatkan produktivitas perusahaan sebesar 40% di tahun 2035 serta memberikan nilai Tambah Bruto (GVA) di 16 industri sebesar USD14 triliun. Melalui adopsi AI, nilai keuntungan (profit sharing) di industri akan naik sebesar 48% pada sektor pendidikan, 74% pada layanan akomodasi dan makanan, 71% pada konstruksi, 59% pada wholesale dan ritel, serta 55% pada sektor kesehatan. Di industri manufaktur sendiri, Al dapat menghemat biaya inventaris keseluruhan sebesar 20%-50% dan mengurang potensi kesalahan prediksi supply chain sebesar 50%, serta biaya logistik.
“Al mampu mentransformasi dan mengoptimalkan performa bisnis dalam mengelola jaringan, terutama dalam ssl keamanan dan ketersedian. Dengan meningkatnya penggunaan perangkat pribadi maupun profesional di ingkungan kera, keamanan menjadi semakin penting yang lantas memberikan tekanan dan kompleksitas lebih kepada tim Tl. Organisasi kini dapat melihat Al sebagai lapisan keamanan tambahan untuk mencegah serangan yang akan datang dan risiko downtime pada jaringan,” jelas Robert Suryakusuma, Country Manager Aruba Indonesia.
CTI Infrastructure Summit 2019 didukung oleh lembaga riset Gartner serta vendorvendor TI terkemuka di dunia, seperti Aruba Networks, Hitachi Vantara, Huawei Enterprise, Alibaba Cloud, IBM, DellEMC, Lenovo, Sangfor Technologies, dan Veeam Software.