JAKARTA, duniafintech.com – Dampak Bitcoin ETF penting diketahui oleh para investor crypto pada umumnya. Sebelumnya, regulator di Amerika Serikat telah menyetujui Exchange-Traded Fund (ETF) yang terdaftar di negara tersebut untuk menggunakan Bitcoin sebagai underlyingnya.
ETF Bitcoin ini menjadi aset kripto pertama yang diakui oleh pemerintah AS. Pernyataan ini berasal dari Gary Glenser, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Kamis (11/1/2024).
Keputusan tersebut menandai momen bersejarah bagi Bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia, serta industri kripto secara keseluruhan. SEC menyetujui 11 aplikasi, termasuk yang diajukan oleh perusahaan-perusahaan terkenal seperti BlackRock, Ark Investments/21Shares, Fidelity, Invesco, dan VanEck.
Sejumlah produk ETF diperkirakan akan mulai diperdagangkan pada hari Kamis (11/1), menciptakan persaingan yang ketat di pasar. ETF, yang merupakan Reksa Dana dengan unit penyertaan yang diperdagangkan di Bursa Efek, memberikan perubahan signifikan bagi Bitcoin.
Mereka memberikan kesempatan kepada investor institusional dan ritel untuk terlibat dalam mata uang kripto terbesar di dunia tanpa harus memegangnya secara langsung. Keputusan ini juga dianggap sebagai dorongan besar bagi industri kripto yang sebelumnya menghadapi sejumlah skandal.
Baca juga: SEC Setujui ETF Bitcoin Spot, Harga Kripto Auto Semringah!
Lantas, apa saja dampak dari Bitcoin ETF? Berikut ini ulasan selengkapnya yang perlu diketahui.
Dampak Bitcoin ETF: Apa Itu ETF Bitcoin?
ETF Bitcoin berfungsi sebagai alat investasi yang mencerminkan harga Bitcoin dan diperdagangkan di bursa tradisional, tidak seperti bursa kripto. Tujuannya adalah memberikan akses kepada investor yang ingin terpapar pada pergerakan harga Bitcoin tanpa harus memiliki aset tersebut secara langsung.
Hingga saat ini, Bitcoin ETF yang diakui adalah yang melacak harga kontrak berjangka Bitcoin yang diperdagangkan di Chicago Mercantile Exchange. Namun, jenis ETF Bitcoin ini memiliki kendala terkait dengan harga yang kurang akurat karena bergantung pada kontrak berjangka yang bersifat spekulatif.
Sebelumnya, Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat, yang bertanggung jawab mengawasi dan mengatur sekuritas di AS, selalu menolak memberikan persetujuan untuk ETF Bitcoin yang mencerminkan harga spot.
Perkembangan Terbaru ETF Bitcoin
Seiring berjalannya waktu dan melalui serangkaian proses, SEC akhirnya memberikan persetujuan terhadap 11 proposal ETF Bitcoin Spot pada 10 Januari 2024. Ini menandai langkah penting dalam industri keuangan, memungkinkan ETF Bitcoin Spot untuk mulai diperdagangkan di bursa saham Amerika Serikat pada 11 Januari 2024.
Berikut adalah daftar 11 ETF Bitcoin Spot beserta AUM (Asset Under Management) yang dimiliki oleh manajer investasinya:
- iShares Bitcoin Trust (IBIT) – Dikelola oleh Blackrock dengan AUM US$ 8,59 triliun.
- Wise Origin Bitcoin Trust (FBTC) – Dikelola oleh Fidelity dengan AUM US$ 4,5 triliun.
- Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO) – Dikelola oleh Invesco Galaxy dengan AUM US$ 1,54 triliun.
- Franklin Bitcoin ETF (EZBC) – Dikelola oleh Franklin Templeton dengan AUM US$ 1,53 triliun.
- Wisdomtree Bitcoin Trust (BTCW) – Dikelola oleh Wisdom Tree dengan AUM US$ 94,2 miliar.
- VanEck Bitcoin Trust (HODL) – Dikelola oleh VanEck dengan AUM US$ 76,4 miliar.
- Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) – Dikelola oleh Grayscale dengan AUM US$ 60 miliar.
- ARK 21Shares Bitcoin ETF (ARKB) – Dikelola oleh ARK Invest dengan AUM US$ 14 miliar.
- Valkyrie Bitcoin Fund (BRRR) – Dikelola oleh Valkyrie dengan AUM US$ 1 miliar.
- Hashdex Bitcoin ETF (DEFI) – Dikelola oleh Hashdex dengan AUM US$ 567 juta.
- Bitwise Bitcoin ETP Trust (BITB) – Dikelola oleh Bitwise dengan AUM US$ 720 juta.
Dengan persetujuan ini, ada potensi bahwa lebih banyak manajer investasi akan mengajukan proposal ETF Bitcoin kepada SEC dalam waktu dekat.
Dampak Bitcoin ETF bagi Investor Crypto
Analisis dari Standard Chartered pada minggu ini menyatakan bahwa ETF (Exchange-Traded Fund) ini berpotensi menarik dana antara US$50 miliar hingga US$100 miliar, atau sekitar Rp1.555 triliun, hanya dalam tahun ini.
Potensi ini dianggap mampu mendorong harga bitcoin hingga mencapai US$100.000. Meskipun demikian, beberapa analis lain memproyeksikan arus masuk yang lebih konservatif, mencapai sekitar US$55 miliar dalam lima tahun, atau sekitar Rp855 triliun.
“Ini merupakan hal positif yang sangat besar bagi pelembagaan bitcoin sebagai kelas aset,” ungkap Andrew Bond, Direktur Pelaksana dan Analis Fintech Senior di Rosenblatt Securities.
Ia menambahkan bahwa persetujuan ETF akan semakin melegitimasi posisi bitcoin. Nilai kripto telah melonjak lebih dari 70% dalam beberapa bulan terakhir seiring antisipasi akan adanya ETF, mencapai level tertinggi sejak Maret 2022.
Analis percaya bahwa keberhasilan dalam persaingan untuk mendapatkan aset bagi ETF bitcoin spot akan berkisar pada biaya dan likuiditas. Meskipun biaya dianggap sebagai faktor penting, likuiditas dianggap lebih vital bagi spekulan jangka pendek.
Jika ETF lebih likuid, investor dapat dengan mudah membeli dan menjual saham dengan cepat, mendekati harga bitcoin yang sebenarnya. Perusahaan juga berharap untuk melihat peningkatan iklan online dan bentuk pemasaran lainnya, dengan beberapa penerbit seperti Bitwise dan VanEck telah merilis iklan yang menggembar-gemborkan bitcoin.
Steven McClurg, Kepala Investasi di Valkyrie, menyatakan bahwa situasi di mana 10 ETF diluncurkan pada hari yang sama merupakan sesuatu yang baru dan menarik untuk diamati.
Dampak Disetujuinya Bitcoin ETF
Kabar tentang persetujuan ETF Bitcoin spot diharapkan membawa dampak positif signifikan bagi perkembangan pasar kripto ke depan. Dampak utamanya diperkirakan terjadi dalam bentuk aliran dana yang masuk ke pasar kripto melalui ETF spot Bitcoin dan Ethereum. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
1. Dampak Bitcoin ETF: Aliran Dana ke Pasar Bitcoin dan Ethereum
Persetujuan ETF Bitcoin dan Ethereum spot dapat membuka pintu masuknya aliran dana yang signifikan ke pasar kripto. Sebagai perbandingan, sejarah ETF emas menunjukkan peningkatan harga dan tren positif setelah persetujuan ETF emas pertama pada tahun 2004.
Dengan Bitcoin dianggap sebagai emas digital, peluang terbuka bagi BTC mengalami tren serupa. Aliran dana yang masuk ke pasar kripto dapat memberikan dukungan tambahan untuk meningkatkan harga BTC dan ETH.
Simulasi Aliran Dana
Berdasarkan riset Galaxy, jika diambil contoh dari pasar emas, terdapat potensi aliran dana yang signifikan ke pasar Bitcoin. Meskipun kapitalisasi pasar emas jauh lebih besar, Galaxy memperkirakan aliran dana ke pasar Bitcoin bisa lebih besar mengingat pasokan produk investasi BTC yang lebih rendah.
Dengan diasumsikan adanya aliran dana sekitar US$ 14,4 miliar setiap tahun, imbal hasil bulanan Bitcoin diperkirakan dapat meningkat sebesar 6,2% pada bulan pertama pasca persetujuan ETF.
Potensi Kenaikan Harga Bitcoin
Riset tersebut juga mencatat bahwa dengan asumsi aliran dana yang stabil, ada potensi kenaikan harga BTC sebesar 74% dalam setahun pertama setelah persetujuan ETF. Namun, perlu diperhatikan bahwa perkiraan ini dapat berubah seiring waktu, tergantung pada berbagai faktor pasar dan perubahan dalam rasio kapitalisasi pasar emas/BTC.
Perubahan Multiplier dan Imbal Hasil
Seiring waktu, diperkirakan multiplier dapat mengalami perubahan, dan imbal hasil bulanan bisa turun dari 6,2% pada bulan pertama menjadi 3,7% pada bulan ke-12. Namun, secara keseluruhan, perkiraan menunjukkan potensi pertumbuhan harga BTC yang cukup signifikan dalam jangka waktu tersebut.
Baca juga: Indodax: ETF Bitcoin Spot, Gebrakan Baru di Industri Kripto
2. Dampak Bitcoin ETF: Lebih Efisien
Sampai saat ini, belum ada informasi resmi mengenai biaya yang terkait dengan ETF Bitcoin dan Ethereum spot. Namun, umumnya, ETF menawarkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan hedge fund atau reksadana indeks.
Keuntungan lainnya adalah likuiditas ETF spot yang diperdagangkan di berbagai bursa, mirip dengan saham, sehingga diharapkan memiliki likuiditas yang lebih baik.
3. Dampak Bitcoin ETF: Jangkauan yang Lebih Luas
Saat ini, pembelian BTC dan ETH terbatas pada bursa pertukaran kripto. Dengan adanya ETF spot, akan terbuka lebih banyak saluran distribusi dan platform untuk membeli BTC dan ETH, termasuk melalui lembaga keuangan seperti perbankan atau manajer investasi.
Hal tersebut menciptakan alternatif yang lebih mudah bagi investor ritel maupun institusi yang ingin mendapatkan eksposur terhadap BTC dan ETH melalui proses on-ramp yang lebih sederhana.
4. Menyelesaikan Permasalahan Regulasi
ETF spot dapat menjadi solusi untuk negara-negara yang belum memiliki regulasi yang jelas terkait aset kripto. Produk ini dapat menyediakan kepatuhan yang lebih kuat terhadap aturan, mulai dari pengaturan kustodian, pengawasan, transparansi harga, hingga perlindungan terhadap risiko kebangkrutan.
Dengan adanya regulasi yang lebih jelas, diharapkan dapat meningkatkan tingkat penerimaan Bitcoin dan Ethereum secara lebih luas.
5. Pengakuan Bitcoin dan Ethereum sebagai Kelas Aset
Sebagian besar investor cenderung memilih produk ETF untuk mendiversifikasi portofolio mereka. ETF dianggap memberikan imbal hasil yang lebih optimal, memberikan eksposur tanpa kepemilikan langsung, dan merupakan solusi otomatisasi portofolio.
Dengan pengakuan Bitcoin dan Ethereum sebagai kelas aset melalui ETF spot, hal ini dapat mendukung penggunaan keduanya dalam strategi investasi portofolio.
6. Menarik Minat dari Kalangan HNWI
Dengan produk ETF spot yang lebih dikenal dan ditawarkan melalui perusahaan tradisional yang sudah terpercaya, dapat menarik minat investasi dan dana dari kalangan High Net Worth Individual (HNWI).
Terlebih, data dari Pew Research Center menunjukkan bahwa sebagian besar kekayaan di Amerika Serikat dipegang oleh kelompok usia Boomers (59 tahun ke atas), di mana hanya sebagian kecil dari mereka yang berinvestasi dalam kripto. Keberadaan ETF spot dapat menjadi jembatan untuk menarik minat investasi dari kelompok HNWI tersebut.
- Bertambahnya Produk Investasi Berbasis BTC dan ETH
Persetujuan ETF Bitcoin dan Ethereum spot dapat memicu lahirnya berbagai produk investasi baru yang memberikan eksposur pada BTC dan ETH. Manajer investasi dapat memasukkan BTC dan ETH ke dalam strategi reksa dana mereka, seperti reksa dana indeks BTC atau ETH. Ini dapat mendorong adopsi BTC dan ETH ke investor yang lebih luas.
Baca juga: 4 Kelebihan Bitcoin ETF yang Wajib Diketahui Investor Crypto
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com