JAKARTA, duniafintech.com – Dampak ekonomi Prabowo Gibran Menang Pilpres 2024 diungkap oleh pengamat. Seperti diketahui, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpantau unggul, bahkan berpotensi menang Pilpres 2024 dalam satu putaran.
Adapun di tingkat nasional, dalam quick count yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) per pukul 18.59 WIB dari data yang masuk sebanyak 75,85%, Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan suara 57,3%.
Kemudian diikuti nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 25,43% serta paslon nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang memiliki 17,26% suara.
Baca juga: Perputaran Ekonomi selama Pemilu Lampaui Rp 1 Triliun
Melihat kemungkinan yang terjadi, sebagaimana rasa optimistis Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, yang yakin bahwa kakaknya akan menang dalam satu putaran.
“Yakin 1 putaran [kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka],” ujarnya usai mencoblos TPS 063 yang berlokasi Tower 10 Apartemen Taman Rasuna, Kuningan, Jakarta Selatan, seperti dikutip dari Bisnis.com, Kamis (15/2/2024).
Namun, apakah dampak ekonomi Prabowo Gibran menang Pilpres 2024 satu putaran yang berpotensi terjadi, baik positif maupun negatif?
Dampak Ekonomi Prabowo Gibran Menang Pilpres 2024 Satu Putaran
Terkait dampak ekonomi Prabowo Gibran menang Pilpres 2024, menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, meski dalam hitung cepat atau quick count sudah menunjukkan tanda-tanda kemenangan Prabowo-Gibran, nyatanya warga Indonesia tengah menghadapi isu yang cukup berat.
Salah satunya adalah kenaikan harga bangan pangan yang naik hingga kelangkaan stok beras jelang Ramadan dan di tengah Pemilu 2024. Adapun di belahan dunia lainnya, Bhima berpandangan situasi global tidak berpihak terhadap Indonesia karena anjloknya harga komoditas dunia yang sejalan dengan melemahnya kesehatan ekonomi negara mitra dagang, terutama China.
Baca juga: Survei BI Ungkap Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 2024 Meningkat
“Prabowo menjabat jadi presiden pun situasinya tidak mewah untuk melakukan kebijakan yang sifatnya populis seperti makan siang gratis, saya kira kalau diterapkan secara nasional akan berat,” katanya terkait dampak ekonomi Prabowo Gibran menang Pilpres 2024.
Kendati demikian, terkait dampak ekonomi Prabowo Gibran menang Pilpres 2024, penting menjadi perhatian siapa yang akan melanjutkan peran menteri ekonomi seperti Luhut Binsar Pandjaitan dan Sri Mulyani Indrawati.
Masalah jika terlalu banyak politisi yang masuk di bidang ekonomi. Bhima mengkhawatirkan hal ini akan menurunkan kredibilitas pemerintah ke depannya.
“Ke depan dengan target yang cukup ambisius untuk pertumbuhan ekonomi 7%, misalnya, harus ada kebijakan extraordinary, sejauh ini belum ada gebrakan untuk mengerek ekonomi selain hilirisasi,” tuturnya.
Investor tidak Lagi Wait and See
Adapun terkait dampak ekonomi Prabowo Gibran menang Pilpres 2024, dengan kemenangan satu putaran, ekonom melihat ketidakpastian yang selama ini menghantui investor untuk menanamkan modalnya di RI akan sirna.
Disampaikan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal, apabila terjadi kemenangan satu putaran maka dampak jangka pendek yang dirasakan setidaknya akan lebih cepat memberikan kepastian bagi para investor.
“Dengan satu putaran, mempercepat kepastian keputusan bisnis, tadinya banyak ditahan keputusannya, sekarang jadi lebih cepat untuk diputuskan. Juga sudah kelihatan arah kebijakan ke depan kalau Prabowo-Gibran sudah jelas melanjutkan kebijakan Jokowi, jadi jelas untuk investor,” katanya, terkait dampak ekonomi Prabowo Gibran menang Pilpres 2024.
Hal itu karena kebijakan ke depannya menjadi kunci penting bagi kepastian para investor tersebut. Selain itu, dorongan terhadap konsumsi masyarakat dan belanja pemerintah, sebagaimana tren belanja di tahun-tahun pemilu, akan berlanjut.
Namun, ia pun memberikan catatan terkait dampak ekonomi Prabowo Gibran menang Pilpres 2024 bahwa dengan berlanjutnya program Jokowi di bawah kepemimpinan anak sulungnya tersebut, artinya akan melanjutkan kelemahan dari 10 tahun perjalanan Jokowi.
“Termasuk masalah good governance yang dipermasalahkan sebagian pelaku usaha serta investor, termasuk juga arah pembangunan akan berlanjut pada 5 tahun ke depan dan kualitas pembangunan ekonomi. Termasuk berlanjutnya penanganan kemiskinan yang akan bertumpu pada kebijakan populis, yaitu bansos,” tuturnya.
Baca juga: OECD Revisi Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun 2024, Segini Angkanya
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com