duniafintech.com – Database UMKM tengah menjadi primadona di Indonesia, pasalnya sektor ini berpotensi menjadi penyumbang ekonomi Tanah Air. Namun hal ini tidak didukung dengan kemampuan pemerintah dalam mengoleksi data tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Ekonomi Kreatif dan UMKM, Kemenko Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin. Ia mengatakan jika pihak pemerintah hanya mempunyai proyeksi dan tidak memiliki akurasi data yang real.
Rudy kemudian menyinggung kemampuan digital platform yang lebih mumpuni soal koleksi database UMKM. Ia menyebut Gojek telah mengoleksi data usaha mikro melalui ikatan kemitraan. Rudy mencontohkan soal kenaikan omzet pengusaha mikro sebanyak 3,5 kali lipat karena menjadi mitra Gofood.
Baca juga: Teknologi AI dapat Memprediksi Kematian dari Penderita Penyakit Jantung
Kemampuan digital platform dalam mengoleksi database UMKM membuat Rudy berharap untuk diterbitkannya peraturan perdagangan elektronik (e-commerce). Menurutnya, dengan terbitnya peraturan tersebut, pemerintah dapat memiliki akses data usaha kecil dan menengah.
Pemerintah Berharap Bantuan Digital Platform untuk Database UMKM
Rudy juga berharap terbitnya peraturan pemerintah mengenai e-commerce, sehingga terjadi kolaborasi antara digital platform dengan pemerintah dalam mengakses data.
Rudy juga mencermati soal insentif yang kurang inovatif oleh pemerintah. Hal ini terjadi lantaran minimnya database UMKM, sehingga pemberian insentif hanya sebatas keringanan pajak.
Baca juga: Lirik Ekonomi Digital, Bank Indonesia Dukung Perkembangan Fintech
Sulitnya UMKM dalam mendapatkan permodalan dari bank juga menjadi perhatian Rudy. Menurutnya kendala dalam pencatatan keuangan membuat pengusaha mikro tidak mampu mengakses perbankan. Atas hal tersebut, Rudy meminta digital platform untuk memberikan sosialisasi atas manajemen keuangan UMKM.
Kesulitan lain yang dihadapi pemerintah juga menyasar pada aspek kuliner. Rudy menilai sampai sejauh ini pihaknya terkendala soal penggolongan data antara kuliner makro dan mikro.
-Fauzan-