DuniaFintech.com – Sistem keuangan terus menggali inovasi untuk beradaptasi di era 4.0. Selain sistem, prinsip dan regulasi yang efisien mampu menjadi tolak ukur dalam membuat sektor finansial semakin menyeluruh ke semua kalangan (inklusif).
DeFi (decentralized finance) menjadi produk keuangan yang kerap dibicarakan oleh pengembang teknologi dunia dalam menata sistem finansial berbasis digital. Namun, apakah itu DeFi? bagaimana hal ini bisa menghadirkan tren di komunitas keuangan dan teknologi dunia? mari simak berikut ini.
Dengan menggunakan kata desentralisasi, maka sistem keuangan ini erat dengan teknologi bernama blockchain. Dalam sesi #KelasKamis yang dihelat Indodax (14/7), disebutkan bahwa sistem keuangan 4.0 ini bersifat transparan dan terdesentralisasi. Sistem keuangan tersebut berada dalam gelombang blockchain ke 2 (Blockchain 2.0).
Selayaknya layanan perbankan, sistem keuangan tersebut memiliki berbagai produk dan jasa, ada pun yang membedakannya ialah penerapan prinsip blockchain. Selain itu, ciri khas pada blockchain, yakni tidak melibatkan intermediaries atau perantara.
Baca juga:
- Merdeka Finansial Bukan Hal Mustahil Jika Anda Lakukan Ini
- Solusi Blockchain untuk Logistik Industri Pertanian dan Perikanan
- Tokenisasi Industri Game Mampu Berdayakan Pemainnya
- Selain OVO, Pengguna Dompet Digital OY! naik Signifikan Selama Pandemi
Solusi dan Layanan Keuangan pada DeFi
Dengan mengadaptasi dan sedikit modifikasi model arsitektur sistem perbankan, DeFi juga memiliki layanan bank, salah satunya pinjaman. Dengan mengadopsi protokol blockchain dan kripto, fungsi perantara dalam proses pinjaman telah tereliminasi secara otomatis. Selain program pinjaman, terdapat beberapa layanan lainnya, seperti pembayaran, derivatif komoditas dan jual/beli yang juga mengadopsi protokol blockchain.
Selain itu, protokol yang diadaptasi dalam lending case meliputi penggunaan kripto bernilai Dolar AS yang dimiliki setiap ekosistem blockchain sebagai pencairan dana, seperti USDC dan stablecoins lainnya. Selanjutnya, jika perbankan memerlukan jaminan aset (collateral) berupa instrumen fisik, maka perbankan berbasis blockchain ini memerlukan kripto dan elemen blockchain lainnya seperti smart contract dan lain sebagainya.
Selain menjadi peminjam, pengguna juga mampu bertindak sebagai pemberi pinjaman. Dengan menggunakan protokol yang sama, sejumlah pemberi pinjaman akan melakukan konversi mata uang fiat menjadi mata uang kripto. Perbedaan mendasar antara pinjaman tradisional mau pun fintech terhadap sistem ini terletak pada mekanisme. Jika metode verifikasi melalui know your customer (KYC) diperlukan sebagai identitas peminjam, maka identitas melalui protokol DeFi hanya memerlukan wallets.
DuniaFintech/Fauzan