Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat realisasi kredit perbankan terus mengalami pertumbuhan. Pada September 2021 realisasi kredit tumbuh sebesar 2,21% secara tahunan atau year on year (yoy) atau tumbuh 3,12% sepanjang tahun atau year to date (ytd).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan dengan pertumbuhan kredit perbankan yang semakin baik dari waktu ke waktu, dia optimis pertumbuhan kredit akan mampu mencapai 4%-5% di akhir tahun.
“Kredit tumbuh cukup tinggi di posisi September di 3,12% (ytd). Bahkan kita prediksi ini (kredit perbankan) akan mencapai 4%-5% di akhir tahun,” katanya dalam video conference, Selasa (27/10).
UMKM dan Korporasi Mampu Bangkit Usai Diterjang Pandemi
Wimboh menyebutkan pertumbuhan kredit ini disokong oleh sektor UMKM dan korporasi yang mulai mengalami pemulihan seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat usai pelonggaran PPKM.
“Ini didukung kredit bukan saja kredit UMKM, tapi sudah beberapa kredit korporasi mengalir dan ini adalah proses yang normal setelah kita lihat aktivitas ekonomi, UMKM tumbuh, ini pasti dampak ikutannya kepada korporasi,” ujarnya.
Wimboh menjelaskan, berdasarkan survei yang dilakukan OJK terhadap 200 korporasi, nilai permintaan kredit mereka mulai mengalami perbaikan. Hingga September 2021 mengalami pertumbuhan 54,7% (ytd).
“Dalam persentase ytd sudah tumbuh 54,7% dan ini menunjukkan bahwa memang korporasi memang sudah lebih baik bila dibandingkan dengan akhir tahun lalu,” ucapnya.
Hanya saja, jika dibandingkan dengan Maret 2020, pertumbuhan kredit korporasi pada September 2021 masih mengalami kontraksi sebesar 4,5% atau minus Rp5,54 triliun. Hal ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
“Ini kalau dibandingkan dengan Maret 2020. Kita tahu pandemi ini menyasar korporasi juga, omzet turun drastis, terutama di pariwisata,” tuturnya.
Pertumbuhan Kredit Korporasi akan Positif Akhir Tahun
Namun, dia tetap meyakini bahwa pertumbuhan kredit korporasi secara tahunan akan kembali positif pada akhir tahun, melihat gejala pemulihan yang mulai terjadi di sisi korporasi dan UMKM.
Membaiknya korporasi dan UMKM ini, sambungnya, dapat dilihat dari program restrukturisasi kredit yang terus mengalami penurunan. Di mana, nilai restrukturisasi kredit saat ini tersisa sebesar Rp 738,6 triliun.
Padahal, sebelumnya kredit yang direstrukturisasi oleh perbankan puncaknya mencapai hingga Rp 900 triliun.
“Kredit yang kita restrukturisasi secara total sudah mulai turun, angka terakhir Rp738,60 triliun. Jadi sudah mulai menurun secara gradual,” katanya.
Rasio Kredit Macet yang Menurun
Dia pun memaparkan, restrukturisasi kredit ini terdiri dari perusahaan korporasi yang jumlahnya cukup besar, yakni Rp462,3 triliun untuk 1,27 juta debitur dan UMKM sebesar Rp 276,3 triliun untuk 3,3 juta debitur.
“Ini adalah fakta bahwa memang sektor korporasi dan UMKM sudah membaik,” ujarnya.
Selain itu, Wimboh pun mengungkapkan, perbaikan dari sisi kredit juga tercermin dari perbaikan tingkat kredit macet atau non performing loan, yang mana pada September turun menjadi 3,22% setelah Juni tercatat sebesar 3,24%.
“Kalau NPL ini turunnya dalam hitungan kecil dalam rasio, ini impactnya besar sekali. Ini fakta kedua bahwa korporasi kita sudah lebih baik,” jelasnya.
Modal Cukup, Perbankan Siap Gelontorkan Kredit
Lebih jauh Wimboh mengatakan, perbankan terpantau stabil dengan ketahanan permodalan yang membuat bank siap menggelontorkan sejumlah kredit ke berbagai sektor.
Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan pada September 2021 berada di level 25,24%, di mana gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 1,95 kali.
Kecukupan likuiditas memadai untuk mendukung intermediasi di mana rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (DPK) per September 2021 terpantau masing-masing pada level 152,8% dan 33,53%.
Oleh sebab itu, kredit modal kerja mampu tumbuh sebesar 2,85% (yoy), kredit investasi 0,37% (yoy), dan Kredit Konsumsi 2,95% (yoy), meningkat dibandingkan akhir kuartal II-2021, seiring dengan penurunan kasus harian Covid-19 dan peningkatan aktivitas ekonomi.
Tak hanya itu, kredit perbankan sektor utama juga menunjukkan peningkatan, seperti kredit rumah tangga tumbuh 2,77% (ytd), kredit sektor perdagangan tercatat tumbuh 2,43% (ytd), dan kredit sektor manufaktur tumbuh 2,05% (ytd).
Di sini lain, tingkat suku bunga dasar kredit juga mengalami tren penurunan dari 9,69% pada Juni 2021 menjadi 9,66% pada September 2021 terutama didorong penurunan komponen harga pokok dana.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra