Dunia Fintech

Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini di BCA, Intip Harga Terkininya! 

JAKARTA, duniafintech.com – Kurs dollar ke rupiah menguat hari ini. Pada perdagangan pasar kemarin, ini berada di level Rp 14.885 di perdagangan pasar spot Selasa (6/9). Rupiah menguat 0,15% dibanding Senin (Rp 14.907).

Sedangkan, kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,23% pada level Rp 14.885 dibanding Senin kemarin (Rp 14.920).

Bagi anda yang ingin melakukan penukaran valuta asing (valas) dollar Amerika Serikat, referensi kurs dari perbankan patut untuk anda ikuti. 

Kurs Rupiah ke Dollar Hari Ini

Melalui situs resmi BCA, beberapa kurs dollar ke rupiah yang berlaku yakni TT counter, e-rate, maupun bank notes. 

Simak kurs dollar ke rupiah yang dicatat dari laman BCA (Diperbarui pada pukul 08.35 WIB per 7 September 2022) atau hari ini. Sebagaimana dilansir dari Kontan, inilah ulasannya:

Kurs dollar rupiah e-rate:

Kurs dollar rupiah TT counter:

Kurs dollar rupiah bank notes:

Hal yang Perlu Anda Ketahui

Sebagai informasi bagi Anda, ada perbedaan tingkat dollar rupiah yang pada kurs TT counter, kurs e-rate, dan kurs bank notes.

Baca juga: Kurs Dollar-Rupiah Hari Ini di BCA, Intip Sebelum Tukar Valas! 

Penggunaan kurs dollar rupiah TT counter hanya berlaku ketika nasabah melakukan setoran atau transfer melalui counter bank. 

Kemudian e-rate merupakan kurs yang berlaku jika nasabah melakukan transaksi dengan nilai nominal equivalen diatas 25.000 dollar AS. 

Bank BCA menghimbau nasabah untuk menghubungi cabang terdekat terlebih dahulu. Sementara untuk kurs dollar rupiah bank notes berlaku saat nasabah menukarkan uangnya melalui kantor bank secara langsung. 

Adapun kurs ini hanya berlaku pada sudut pandang bank saja. Kurs beli dipakai ketika bank membeli dollar dari nasabah, sedangkan kurs jual dipakai ketika bank menjual dollar ke nasabah.

Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini

Berita Seputar Kurs Dollar ke Rupiah Hari ini

Nilai tukar rupiah diprediksi melemah terbatas karena level dolar AS yang masih tinggi dapat menekan mata uang di kawasan Asia. 

Baca juga: Terdampak Sentimen Global, Simak Kurs Dollar-Rupiah Hari Ini

“Pergerakan rupiah pada Rabu (7/9/2022) diprediksi dibuka fluktuatif tetapi ditutup melemah pada rentang  Rp14.870 – Rp14.910 per dolar AS,” papar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam publikasi risetnya. 

Melansir dari Bisnis, rupiah ditutup menguat 22,00 poin atau 0,15 persen pada Rabu (6/9/2022) ke posisi Rp14.885,00 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau melemah 0,08 poin atau 0,07 persen ke level 109,4540. 

Selain rupiah, mata uang baht Thailand pada hari ini juga turut menguat sebesar 0,32 persen terhadap dolar AS.   

Di sisi lain, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah dengan dipimpin oleh yen Jepang yang melemah 0,70 persen terhadap dolar AS.  

Lalu diikuti dengan pelemahan yuan China turun 0,15 persen, ringgit Malaysia turun 0,14 persen, dan won Korea Selatan yang melemah 0,12 persen terhadap dolar AS.

Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan reli penguatan indeks dolar AS tampaknya telah berhenti, karena para pedagang menunggu rincian lebih lanjut tentang jalur kebijakan moneter AS.  

Namun dia menyampaikan bahwa ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve di akhir bulan, dengan data pasar tenaga kerja yang solid membuat para pembuat kebijakan untuk mencoba dan mengendalikan inflasi AS. 

“Pasar berjangka telah memperkirakan peluang lebih dari 50 persen The Fed akan menaikkan 75 basis poin pada pertemuan kebijakan September,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Selasa (6/9/2022) kemarin. 

Selain itu, Rusia dilaporkan menutup pipa gas utama ke Eropa, sehingga benua Eropa berpotensi menghadapi krisis energi. Di mana krisis diperkirakan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi di zona euro. 

Dari China, terdapat sentimen peningkatan stimulus ekonomi di kuartal III/2022, setelah ekonomi hampir tidak berkembang pada kuartal kedua. Ibrahim mengatakan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut menghadapi tantangan berat dari penguncian Covid-19 yang diberlakukan tahun ini, serta potensi krisis energi. 

Sementara itu dari domestik, dia menyampaikan Indonesia belum bisa tenang dengan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan lonjakan inflasi yang bisa dibilang tidak seekstrim sejumlah negara lain, seperti Amerika Serikat maupun beberapa negara di Eropa.  

“Dan kalau pemerintah salah kebijakan maka krisis ekonomi akan menghantui Indonesia,” katanya. 

Kuatnya fundamental ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan yang positif karena mendapatkan keuntungan dari lonjakan harga komoditas terutama batu bara yang terus melonjak akibat krisis energi di Eropa.  

Namun dia mengingatkan jika Eropa dan Rusia berdamai, bisa saja permintaan komoditas di Indonesia berkurang sehingga menurutnya pemerintah harus bekerja keras untuk memilah sektor-sektor mana saja yang bisa menyumbang untuk ekonomi selanjutnya.

Itulah ulasan tentang kurs dollar ke rupiah hari ini. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi Anda.

Baca juga: Dolar AS Menguat, Nilai Tukar Rupiah Masih Stabil

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Exit mobile version