JAKARTA, duniafintech.com – PT Bank Negara Indonesia (Perseroan) atau Bank BNI mencatat kinerja positif baik dari ekspansi portofolio hijau sekaligus menegaskan implementasi environmental, social and corporate governance (ESG) lebih kuat di semua lini bisnis.
Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menyebutkan, portofolio hijau BNI mencapai Rp170,5 triliun pada kuartal I-2022. Nilai ini mengambil porsi 28,9% dari total portofolio kredit BNI.
“Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio mencapai Rp115,2 triliun,” katanya dalam video conference, Selasa (26/4).
Baca juga: Gejolak Global Meningkat, OJK Desak Bank Segera Buat Pembentukan Cadangan
Adapun, selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp10,3 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp6,8 triliun, dan pengelolaan air dan limbah sebesar Rp23,3 triliun.
Dia pun mengatakan, saat ini rating ESG PT Bank Negara Indonesia (Perseroan) telah meningkat dari MSCI menjadi A sejak November 2021. Peningkatan ini didorong kinerja pembiayaan hijau yang positif serta didukung kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, dan juga praktik tata kelola perusahaan yang unggul.
“Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” ujarnya.
Baca juga: Kenapa Mulai Marak Fintech Gandeng Bank, Genjot Perburuan Pasar?
Perseroan juga menerapkan berbagai prinsip ESG dalam operasional perusahaan. Hal tersebut diwujudkan dalam budaya perusahaan hijau, lewat status green building certification oleh the Green Building Council Indonesia (GBCI).
“BNI pun meraih Gold Certification untuk Menara BNI dan platinum certification untuk Plaza BNI. Selain itu, kami juga menerapkan sistem administrasi kantor yang bebas kertas atau e-office,” tuturnya.
Baca juga: Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,5%
David melanjutkan, PT Bank Negara Indonesia (Perseroan) pun akan berperan aktif dalam mendukung presidensi G20 di Indonesia pada tahun ini, yang puncaknya akan berlangsung pada bulan Oktober 2022.
Salah satu agenda G20 yang sangat berkaitan dengan industri keuangan adalah dampak berkepanjangan (scarring effect), dan tentunya terkait dengan perubahan iklim yang coba diatasi oleh negara-negara anggotanya.
“BNI berperan aktif lewat penerapan bisnis yang sesuai dengan prinsip environment, social and good governance (ESG). Diharapkan peran bank dalam mendukung produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang dapat terwujud,” ujarnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Rahmat Fitranto