Earning per Share (EPS), Price Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) mungkin bagi para investor pemula istilah tersebut masih asing terdengar. Sebab, biasanya investor akan menemui berbagai istilah-istilah dalam saham saat baru memulai investasi.
Sebelumnya sudah dibahas mengenai PBV dan PER, sehingga bermanfaat bagi investor pemula sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham. Selain PBV, PER, ada juga yang dikenal dengan istilah EPS. Apa itu EPS? Bagaimana rumus sekaligus cara menghitungnya? Lalu, apa fungsinya bagi investor? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.
Apa itu Earning per Share (EPS)?
Pada dasarnya, EPS itu merupakan singkatan dari Earning per Share. EPS adalah rasio laba per saham yang dapat digunakan untuk menilai kinerja dari sebuah saham.
Rasio EPS adalah variabel untuk dapat mengukur keberhasilan manajemen dalam memperoleh keuntungan bagi para pemilik perusahaan atau investor saham.
Adapun beberapa pengertian dari EPS menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.
- Fahmi (2012)
EPS adalah bentuk pemberian keuntungan yang akan diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang mereka miliki.
- Brigham dan Houston (2006)
EPS merupakan pendapatan bersih yang tersedia dibagi jumlah lembar saham yang beredar.
Rumus dan Cara Menghitung EPS
Setelah memahami EPS, maka investor juga harus mengetahui bagaimana rumus untuk menghitung EPS tersebut. Nilai EPS bisa didapatkan dengan cara melakukan pembagian antara total laba dengan total jumlah saham. Secara matematis, maka rumus EPS adalah sebagai berikut.
EPS = Total laba : total jumlah saham
Setelah mengetahui rumusnya, maka dengan begitu investor dapat menghitungnya menggunakan rumus tersebut. Sebagai contoh, misalnya terdapat perusahaan yang bisa menghasilkan laba sebesar Rp5.000.000.000 dengan jumlah saham yang beredar sebanyak 10.000.000 lembar saham. Berdasarkan dari rumus sebelumnya, maka berapakah nilai EPS dari perusahaan tersebut?
EPS = Total laba : total jumlah saham
EPS = Rp5.000.000.000 : 10.000.000
EPS = Rp500
Dari hasilnya, maka nilai EPS yang didapat adalah senilai Rp500, sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap lembar saham dari perusahaan tersebut akan menghasilkan laba sebesar Rp500. Dengan begitu, semakin tinggi nilai EPS tersebut, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan penilaian yang semakin tinggi dalam menghasilkan laba atau keuntungan.
Sebaliknya, terdapat juga beberapa kasus mengenai EPS dari suatu perusahaan bernilai negatif, seperti yang bisa dilihat pada contoh di atas. Menurut data fundamental saham FREN di atas, maka EPS perusahaan tersebut bernilai (18) atau yang berarti -18. Dalam hal ini, maka perusahaan tersebut sedang mengalami kerugian yang cukup parah dan kurang dianjurkan untuk dibeli sahamnya.
Fungsi Earning per Share bagi Investor
Jika ada seorang investor lain bertanya kepada kamu mengenai EPS, maka kamu bisa memberikan penjelasan dengan cara lebih mudah dengan menjelaskan kepadanya mengenai fungsi EPS bagi investor. Berikut ini adalah beberapa fungsinya, antara lain:
- Mengukur porsi dari laba perusahaan yang bisa dialokasikan ke setiap lembar saham yang beredar.
- Menilai PER (Price to Earning Ratio) atau rasio harga laba perusahaan agar investor bisa membandingkannya dengan perusahaan sejenis di industri yang sama.
- Membantu dalam pengambilan keputusan investor tentang apakah akan berinvestasi di perusahaan tersebut atau lebih baik tidak.
- Menilai apakah kinerja perusahaan tersebut bisa memuaskan para investor atau tidak dengan cara melihat indikator penilaiannya adalah nilai EPS tidak boleh negatif dan semakin tinggi akan semakin baik.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra