Site icon Dunia Fintech

Siap-siap, Ekonomi Digital Indonesia Diperkirakan Capai Rp4.531 Triliun di 2030

Kekurangan Ekonomi Digital

JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan bahwa ekonomi digital di Indonesia terus tumbuh setiap tahunnya. Bahkan diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi salah satu pemain dalam industri ini.

Dia mengungkapkan, pada 2030 nilai ekonomi digital Indonesia akan tumbuh sebanyak empat kali lipat dibandingkan dengan 2020, di mana nilainya diperkirakan mencapai Rp4.531 triliun.

Nilai ini meningkat signifikan dibandingkan dengan nilai ekonomi digital Indonesia pada 2020 yang sebesar Rp632 triliun atau berkontribusi 4% terhadap produk domestik bruto (PDB) yang sebesar Rp15.400 triliun.

“Pada 2030, PDB Indonesia akan tumbuh menjadi Rp24.000 triliun. Pada periode ini, ekonomi digital tumbuh empat kali lipat menjadi Rp4.531 triliun atau berkontribusi sebesar 18% dari total PDB,” katanya dalam video conference, Jumat (11/3).

Oleh karena itu, sambungnya, Indonesia harus menyiapkan diri sejak dini untuk dapat menikmati potensi besar tersebut di 2030, sehingga cita-cita untuk dapat menjadi negara berpenghasilan besar di 2045 dapat diwujudkan.

Lutfi mengungkapkan, pada 2045 PDB Indonesia diprediksi menempati urutan keempat berdasar nilai tukar pasar dengan per kapita sebesar US$ 28,934, di bawah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. 

Indonesia juga diprediksi akan keluar dari jebakan kelas menengah pada 2034. Namun, untuk mencapai hal tersebut, investasi harus tumbuh 7,3% dengan kontribusi PDB sebesar 39%, manufaktur tumbuh 7,8% dengan kontribusi terhadap PDB 32%, ekspor tumbuh 7,9% dengan kontribusi 54%. 

Sementara, untuk keluar dari jebakan kelas menengah, Indonesia harus melakukan investasi pada infrastruktur dan transfer teknologi. Saat ini infrastruktur sedang digenjot agar biaya logistik menjadi lebih murah dan transfer teknologi sedang dikerjakan.

“Agar berhasil melakukan transfer teknologi, Indonesia harus memiliki pendidikan yang berkualitas agar sumber daya manusia di masa mendatang menjadi kelas prima,” ujarnya.

Mendag menjelaskan, terdapat beberapa tren yang harus diantisipasi masa yang akan datang, yaitu megatren dunia pada 2045, evolusi ekspor Indonesia ke produk industri dan industri berteknologi tinggi, serta ekonomi digital.

Dia menyebut, pada 2045 penduduk dunia akan tumbuh menjadi 9,45 miliar orang. Pada masa ini, demografi penduduk dunia didominasi oleh orang lanjut usia. Pada periode ini, 66% penduduk tinggal di perkotaan dan 95% dari urbanisasi tersebut terjadi di negara emerging market seperti Indonesia. 

Selain itu, pada periode ini keuangan internasional juga menjadi jauh lebih transparan dan tertelusur (tracebility) yang menyebabkan mata uang regional menjadi lebih banyak dan tidak dikuasai oleh mata uang tertentu seperti hari ini. 

Sedangkan, 8,1 miliar atau 84% dari penduduk dunia termasuk dalam kelas menengah. Jumlah tersebut merupakan suatu tren yang bagus untuk konsumsi dan baik untuk pertumbuhan UKM. 

“Di masa depan, 71% peranan ekonomi akan berada di negara emerging market dan 54% berada di Asia. Jadi, kita akan memastikan peperangan melawan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi harus dapat dicapai sebelum batas waktu tahun 2038,” imbuh Lutfi.

 

Penulis: Nanda Aria

Admin: Panji A Syuhada

Exit mobile version