JAKARTA, duniafintech.com – Kisruh antara Elon Musk dan Twitter nampaknya masih terus berlanjut. Kekinian, persoalan itu disinyalir makin panas.
Elon Musk menantang Chief Executive Officer atau CEO Twitter Parag Agrawal untuk debat terbuka mengenai persentase akun bot di platform media sosial tersebut.
“Dengan ini saya menantang @paraga untuk debat terbuka tentang persentase bot Twitter. Biarkan dia membuktikan kepada publik bahwa Twitter memiliki kurang dari 5 persen pengguna harian palsu atau spam!” kata Elon Musk dalam unggahan Twitter-nya, dikutip Minggu, 7 Agustus 2022.
Dia juga melakukan jajak pendapat yang menanyakan apakah Twitter benar-benar memiliki kurang dari 5 persen pengguna harian palsu.
Baca juga: Bitcoin Rp14 Triliun Dijual Tesla, Elon Musk Beberkan Penyebabnya
Sejauh ini jajak pendapat ini telah diikuti oleh sebanyak 685.981 suara dengan 66 persen pengguna memilih opsi “Lmaooo no”.
Sedangkan sebanyak 34 persen memilih opsi “Yes”. Adapun, jajak pendapat ini dibuka selama 24 jam lamanya sejak 6 Agustus 2022.
Meski begitu, para petinggi Twitter, mulai dari CEO Parag Agrawal hingga Ketua Dewan Bret Taylor memilih untuk tidak menanggapi ulah dari Elon Musk ini dan lebih memilih untuk melanjutkan perselisihan di depan hakim dan juri.
Baca juga: Waduh! Gara-gara Elon Musk, Twitter Mengalami Kerugian Rp 4,054 Triliun
“Kami mengajukan tanggapan atas klaim balik Musk. Klaimnya secara faktual tidak akurat, tidak memadai secara hukum dan tidak relevan secara komersial. Kami menantikan persidangan di Delaware Court of Chancery,” tegas Taylor.
Sebelumnya, mengutip Viva.co.id Elon Musk mengatakan bahwa jika Twitter dapat memberikan metode pengambilan sampel sebanyak 100 akun dan mengonfirmasi bahwa akun itu nyata, kesepakatannya untuk membeli perusahaan harus dilanjutkan sesuai dengan ketentuan awal,
“Namun, jika ternyata pengajuan SEC mereka secara material salah, maka seharusnya tidak,” ujarnya.
Pada Kamis lalu, Twitter menolak klaim Musk yang mengatakan dia ditipu untuk menandatangani perjanjian senilai US$44 miliar atau sekitar Rp 657 triliun untuk membeli perusahaan.
“Menurut Musk, dia ditipu oleh Twitter untuk menandatangani perjanjian merger senilai US$44 miliar. Cerita itu tidak masuk akal dan bertentangan dengan fakta,” kata Twitter.
Baca juga: Mudah Banget, Inilah Cara Deposit Indodax Lewat Indomaret
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada