duniafintech.com – Executives’ Meeting of East Asia and Pacific Central Banks (EMEAP) atau pertemuan eksekutif Bank Sentral Asia Timur dan Pasifik, menyepakati penguatan koordinasi kebijakan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan keuangan global di tengah meningkatnya proteksi perdagangan.
Baca juga: Respons BI Terhadap Meningkatnya Digitalisasi
Dikutip dari situs resmi BI, dalam pertemuan yang dihelat di Shenzhen, Tiongkok tersebut, para Gubernur bank sentral sepakat bahwa meningkatnya tensi perdagangan berdampak terhadap ekonomi global, sehingga diperlukan komunikasi dan diskusi terkait perumusan kebijakan Bank Sentral yang efektif guna memperkuat ketahanan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan di kawasan.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyampaikan 2 (dua) langkah yang ditempuh Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Pertama, bauran kebijakan yang meliputi kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran disertai upaya pendalaman pasar keuangan dan peningkatan peran ekonomi dan keuangan syariah. Kedua, koordinasi dan komunikasi kebijakan, baik dengan Pemerintah dan otoritas lainnya maupun penguatan kerjasama di antara Bank Sentral di kawasan.
Baca juga: BI: Jumlah Uang Beredar Per Juli 2019 Rp5.937,5 Triliun
Selain itu, Dody juga menekankan pentingnya Bank Sentral di kawasan bekerja sama dan berkolaborasi dengan lembaga internasional untuk mengantisipasi perkembangan teknologi finansial yang pesat dan memitigasi dampaknya terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan termasuk terhadap transmisi kebijakan bank sentral.
Lebih lanjut, para Gubernur bank sentral juga mendiskusikan upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di tengah perlambatan ekonomi global, termasuk perlunya mendukung pengembangan UMKM dan sustainable finance serta upaya otoritas menyikapi perkembangan teknologi finansial yang pesat dan fragmentasi di pasar keuangan.