JAKARTA, duniafintech.com – ETF Bitcoin Spot tidak dilirik investor dan hal itu membuat pasar kripto mayoritas berada di teritori negatif. Diketahui, saat ini tengah terjadi penjualan dana besar yang diperdagangkan di bursa (ETF bitcoin spot) khususnya menekan harga bitcoin sehingga ETF Bitcoin tidak dilirik investor.
Mengacu pada data dari CoinMarketCap pada Jumat (19/1/2024) pukul 06.30 WIB dikutip via CNBCIndonesia.com, pasar kripto didominasi di zona merah.
Di saat ETF Bitcoin Spot tidak dilirik investor, Bitcoin turun 3,23% ke US$41.293,93 dan secara mingguan mengalami ambles 10,86%.
Baca juga: Rekomendasi 8 ETF Aset Kripto Terbaik 2024 yang Wajib Diketahui Investor
Ethereum berada di zona negatif 2,2% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan mengalami depresiasi 5,63%
Solana mengalami pelemahan 6,71% secara harian dan secara mingguan turun 5,7%.
Begitu pula dengan Avalanche yang ambles 6,36% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan anjlok 14,77%.
CMI Turun 3,26 Persen
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 3,26% ke angka 1.773,07. Open interest terdepresiasi 2,16% di angka US$38,29 miliar.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 61 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed/optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Baca juga: Volume Perdagangan ETF Bitcoin Spot pada Hari Pertama Mencapai Rp 71,5 Triliun
Dilansir dari coindesk.com, pasca persetujuan ETF bitcoin spot oleh U.S. Securities and Exchange Commission (SEC), penerbit ETF bitcoin spot baru telah menambahkan lebih dari 68.000 bitcoin di minggu pertama aksi mereka. Namun, Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) telah kehilangan sekitar 40.000 bitcoin, meninggalkan tambahan bersih sekitar 28.000 pada ETF bitcoin.
Harga Bitcoin Hadapi Tekanan Jual
Analis JPMorgan, yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou, memperkirakan bahwa harga Bitcoin mungkin menghadapi tekanan jual dalam beberapa minggu mendatang jika investor terus mengambil keuntungan dari GBTC.
Setelah transformasi GBTC menjadi ETF Bitcoin spot, lebih dari US$1,5 miliar telah ditarik, selaras dengan perkiraan JPMorgan sebelumnya yaitu arus keluar hingga US$3 miliar.
Arus keluar dari GBTC juga memberikan tekanan pada dana tersebut untuk mengurangi biayanya. Analis menyoroti bahwa biaya transaksi 1,5% saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ETF Bitcoin spot lainnya.
Baca juga: Sudah Disetujui SEC, Inilah Dampak Bitcoin ETF bagi Investor Crypto
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com