JAKARTA – Data CoinGecko menunjukkan fakta terbaru, untuk pertama kalinya dalam satu bulan terakhir harga Bitcoin tercatat di angka 3,9 persen dibandingkan sebelumnya yang mampu berada di US$60.000 atau di bawah Rp1 miliar per koin BTC.
Data terbaru pasar digital menunjukkan, ada kenaikan pada tingkat pengangguran pada bulan keempat menyentuh angka 4,3%.
Menempatkan Bitcoin pada posisi US$58.519,19–US$58.537,32 atau sekitar Rp948 juta.
Berdasarkan data dalam perdagangan Senin pagi (5/8/2024) waktu Indonesia, capaian tertinggi Bitcoin pada kurun waktu rentang 30 hari terakhir berada di angka US$69.578 (sekitar Rp1,12 miliar).
Menmpatkan posisi bitcoin di level terendahnya US$58.143 (sekitar Rp941 juta).
Dan Dolev, seorang analis senior di Mizuho Securities mengatakan, Bitcoin bukanlah sebuah pelarian.
Ia mengatakan, Jika pengangguran maka orang-orang harus melikuidasi token mereka.
“Orang-orang kehilangan pekerjaan, maka langkah ini harus diambil,” katanya.
Penyebab Harga Bitcoin Lesu
Drop harga Bitcoin juga terjadi efek penghindaran risiko melanda pasar keuangan yang masih berlanjut.
Di sisi lain, sentimen genesis mulai mendistribusikan aset digital pada para kreditor.
Hal itu dilakukan pasca restrukturisasi kebangkrutan terselesaikan.
Genesis mengungkapkan, sekitar US$4 miliar sudah diditribusikan dalam bentuk aset digital.
Kemudian dalam bentuk dolar juga sudah disalurkan kepada para kreditor sesuai dengan rencana Bab 11.
Sebelumnya, beberapa bulan terakhir, harga Bitcoin telah mengalami fluktuasi besar.
Bitcoin mengalami penurunan terbaru disebabkan berbagai faktor.
Diantaranya adanya kekhawatiran terkait regulasi yang lebih diperketat terhadap mata uang kripto.
Kedua, adanya sentimen pasar yang mengarah ke negatif.
Ketiga, adanya aksi ambil untung oleh investor besar.
Menaggapi hal tu, para ahli pasar turut serta memberikan pendapat.
Mereka mengatakan volatilitas harga Bitcoin merupakan hal yang wajar.
Terutama dalam pasar yang relatif baru dan belum matang.
Antisipasti Harga Bitcoin Turun
Meski demikian, penurunan tajam ini perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan gejolak.
Terutama tentang keberlanjutan Bitcoin sebagai aset investasi dan alat pembayaran.
Saat ini, bitcoin masih dalam tahap awal perkembangannya.
Untuk itu, volatilitas harga adalah hal yang sangat perlu dijaga.
Sehingga mampu menemukan harga yang wajar.
Investor juga diminta untuk tetap dan meningkatkan kewaspadaan dan terus berhati-hati.
Jika tidak diantisipasi, maka penurunan harga Bitcoin menimbulkan kerugian besar bagi beberapa investor.
Khususnya bagi mereka yang membeli pada harga tertinggi.