Site icon Dunia Fintech

Cara Fintech Bertahan di Tengah Ketidakpastian Wabah Corona

Fintech Bertahan di Tengah Ketidakpastian Wabah Corona

duniafintech.com – Industri layanan keuangan termasuk fintech perlu segera mengambil langkah-langkah strategis agar fintech bertahan di tengah ketidakpastian wabah corona. Perkembangan situasi Covid-19 yang telah menyita perhatian dunia dan semakin memprihatinkan di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 telah meningkat secara signifikan bahkan mencapai 3.954 orang. Pemerintah gencar memberi imbauan agar masyarakat beraktivitas dari rumah sehingga tentu mempengaruhi kinerja fintech.

Atas imbauan tersebut, beberapa perusahaan financial technology tengah menyusun strategi agar industri fintech bertahan di tengah ketidakpastian wabah corona ini. Banyak perusahaan memberlakukan peraturan work from home agar dapat menghindari penularan virus COVID-19. Salah satunya adalah Startup penyedia pekerjaan paruh waktu Sampingan, Wisnu Nugrahadi selaku CEO Sampingan menjelaskan bahwa Sampingan juga sudah memberlakukan work from home bagi semua karyawan. Selain itu, mereka juga menerapkan protokol kebersihan bagi setiap orang, termasuk Kawan Sampingan, sebutan untuk mitra Sampingan.

Selain itu, Ritase sebagai salah satu platform logistik terkemuka di Indonesia juga memberlakukan hal yang sama. Andrew Wong selaku VP of Finance dari Ritase mengatakan bahwa mereka juga sudah memberlakukan work from home untuk 80% karyawan mereka dan sudah berjalan selama 3 minggu. Selebihnya, mereka menggunakan sistem shifting agar kegiatan operasional tetap berjalan.

Baca Juga:

Perubahan yang terjadi memberikan efek yang besar terhadap konsumen dan produsen. Dampak-dampak tersebut tampak dari kebiasaan sehari-hari, di tempat kerja, dan penggunaan teknologi yang meningkat. Orang-orang juga lebih memilih untuk menggunakan pembayaran digital untuk urusan pembayaran. Selain lebih praktis, pembayaran digital juga menghindarkan mereka dari resiko penularan virus lewat uang tunai.

Dea Surjadi selaku Head of Indonesia dari Golden Gate Ventures juga mengatakan, “Krisis ini tidak akan berakhir dalam waktu yang cepat. Startup harus benar-benar memonitor kondisi keuangan/cash flow nya agar perusahaan fintech bertahan di tengah ketidakpastian wabah corona. Belum ada yang bisa menebak kapan tingkat konsumsi masyarakat dan perekonomian bisa bangkit kembali, jadi berbagai upaya untuk cost dan budget-control perlu dilakukan secara efektif, sebisanya hingga akhir tahun ini. Namun di satu sisi juga penting untuk bisa beradaptasi, mencari kesempatan apa yang bisa diraih di masa perubahan ini. Misal dengan produk berbeda yang bisa ditawarkan ataupun cara menawarkannya.”

Selepas wabah COVID-19 berakhir, dunia akan merasakan perubahan yang besar dalam berbagai macam aspek, terutama bisnis. Penerapan teknologi digital dirasa menjadi sebuah hal yang hukumnya wajib untuk dilakukan. Ada 3 faktor penting untuk memastikan bisnis agar tetap berjalan menurut Coach Tom, yakni, keuangan, timing, dan karyawan. Ketiga faktor tersebut saling berkesinambungan dan melalui banyak tahapan trial and error yang dapat melahirkan pola bisnis baru yang akan berlaku di masa yang akan datang.

(DuniaFintech/VidiaHapsari)

Exit mobile version