Site icon Dunia Fintech

Fintech Hensel Davest Berpotensi Raih Dana Segar Hingga Rp 214 Miliar Melalui IPO-nya

Fintech Hensel picture

duniafintech.com – Perusahaan Financial Technology, Fintech Hensel dalam bidang distribusi produk digital, perdagangan online dan teknologi, PT Hensel Davest Indonesia Tbk, akan melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO maskimal 381.170.000 lembar saham atau 25 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Harga IPO Hensel Davest akan dikisaran Rp 396  hingga 525 per lembar saham, sehingga perusahaan berpotensi untuk meraih dana segar dari bursa sekitar Rp 150 Miliar hingga Rp 214 Miliar.

Baca juga: Kebutuhan Sektor Produktif: Fintech Lending Naikkan Batas Pemberian Pinjaman

Penjelasan Petinggi Perusahaan Fintech Hensel kepada Media

Menurut sajian berita BeritaSatu, saat paparan publik IPO di Jakarta, Direktur Utama PT Hensel Davest Indonesia Tbk, Hendra David, mengatakan:

“Jika nanti listing, PT Hensel Davest Indonesia Tbk akan menjadi Fintech pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).”

Hendra menjelaskan bahwa, sekitar 65 persen dari dana IPO akan digunakan perusahaan untuk akuisisi merchant berupa UMKM (warung) dan individu, pembelian persediaan barang dagang, uang muka persedian barang dagang dan pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan.

Lalu, sekitar 10 persen dari dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan teknologi komunikasi informasi, serta pengembangan SDM. Sisanya, sekitar 25 persen akan digunakan untuk pembelian bangunan dalam rangka operasional perusahaan.

Hendra pun mengungkapkan, perkembangan teknologi informasi dan perubahan pola konsumsi di era digital saat ini menjadi tantangan sekaligus potensi pasar yang menjanjikan untuk perusahaan berbasis teknologi (e-commerce) di Indonesia. Hendra pun mengatakan:

“Terlebih kita akan memasuki era revolusi industri 4.0.”

Baca Juga: Tiga Area Utama Pengawasan OJK Terhadap Fintech P2P Lending

Perekonomian Digital Indonesia

Menurut data, perekonomian digital Indonesia akan tumbuh dari US$ 7,8 miliar di 2015 menjadi US$ 78,8 miliar di 2025 (rentang 10 Tahun), dengan pertumbuhan terbesar adalah di sektor e-commerce dan Fintech.

Hendra pun mengatakan:

“Pertumbuhan ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara.”

Sekedar informasi yang didapat dari sajian berita BeritaSatu, Hensel Davest didirikan sejak 2013 sebagai perusahaan yang memproses transaksi multi-biller. Dimulai dari pulsa elektrik kemudian mengembangkan usaha ke prepaid listrik dan biller lainya seperti BPJS dan PDAM.

Berfokus di sektor B2B (Bisnis ke Bisnis) hingga di tahun 2015 meluncurkan aplikasi DavestPay untuk menyasar segmen B2C (Bisnis ke Konsumen). Saat ini, perseroan memiliki lebih dari 150.000 jaringan agen yang tersebar di seluruh Indonesia dan telah memproses lebih dari 600.000 transaksi dari ratusan produk per harinya.

Dalam IPO Hensel Davest, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia akan bertindak sebagai penjamin emisi. Perseroan merencanakan periode bookbuilding pada 17-24 Juni 2019 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Juli 2019 mendatang.

Tertarik untuk berinvestasi di saham Hensel Davest gak sobat DuniaFintech?

Image by 3D Animation Production Company from Pixabay

-Syofri Ardiyanto-

Exit mobile version