duniafintech.com – Institute for Development of Economics (INDEF) memproyeksikan perusahaan fintech P2P lending menyumbang Rp100 Triliun terhadap PDB Indonesia di tahun 2020. Sebelumnya, INDEF memprediksi perusahaan P2P lending di tahun ini sebesar Rp60 triliun. Angka ini naik hampir empat kali lipat dibanding tahun lalu sebesar Rp25,97 triliun.
Izzudin Al Farras selaku peneliti INDEF menjelaskan secara teknis mengenai penelitiannya yang dilakukan bersama AFPI yang mengacu pada data I-O 2014 dan telah diperbaharui oleh bekraf. Terdapat 21 sektor ekonomi yang dikaji untuk melihat dampak fintech terhadap ekonomi Indonesia, misalnya nilai sektor jasa perbankan bertambah Rp1,95 triliun, dana pensiun naik Rp3,32 triliun, jasa asuransi Rp1,51 triliun, dan jasa lainnya sebesar Rp1,87 triliun.
Izzudin menuturkan, ada dua faktor yang menyebabkan PDB Indonesia meningkat dari kontribusi fintech P2P lending di tahun 2020. Pertama, karena memudahkan pengajuan pinjaman, dan penyalurannya ke borrower dengan memanfaatkan teknologi. Dan yang kedua, terjadi kenaikan indeks literasi keuangan dari 29,07% pada 2016 menjadi 38,03% pada tahun ini.
Riset yang dilakukan INDEF berfokus pada pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Industri fintech P2P lending ini mampu menyerap 362 ribu tenaga kerja atau 0,32% terhadap total angkatan kerja nasional. Bila dirinci, tenaga kerja di dana pensiun naik 25,5%, jasa keuangan lainnya 68,1%, asuransi 2,7%, dan perbankan 1%.
Kendati demikian, peran p2p lending adalah menurunkan angka kemiskinan hingga 0,7% dan meningkatkan pendapatan masyarakat, termasuk pelaku UMKM. Salah satu yang terlihat adalah peningkatan pendapatan petani di desa sebesar 1,23% dan pekerja perdagangan di kota sebesar 2,59%.
Baca Juga :
- Enam Entitas Baru P2P Lending Dapat Izin Permanen dari OJK
- Otoritas Jasa Keuangan Optimis Pinjaman P2P Lending Terus Meningkat
- Analis Sebut Fintech P2P Lending Jadi Jagoan di Semua Klaster
AFPI Prediksi Penyaluran Fintech P2P Lending Tahun Depan Meningkat 45%
Dalam menyambut pergantian tahun 2020, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memperkirakan jumlah penyaluran kredit melalui teknologi finansial pinjaman (fintech P2P lending) pada tahun depan bisa naik hingga 45% menjadi Rp 70 triliun.
Untuk tahun ini, AFPI memproyeksikan pertumbuhan pinjaman dapat naik hingga 100% atau dua kali lipat menjadi Rp 45 triliun. Jumlah pinjaman online memang terus meningkat sejak 2018. Pada tahun lalu, jumlah pinjaman tumbuh hingga 800% menjadi Rp 23,4 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp 3 triliun.
Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2019 yang dilakukan oleh Google dan Tamasek pada akhir 2019, sekitar 92 juta masyarakat dewasa Indonesia yang belum tersentuh layanan finansial. Pangsa pasar tersebut yang coba diambil oleh fintech lending, terutama dari kalangan millenial. Hal ini juga berpengaruh pada peningkatan PDB Indonesia menurut penelitian INDEF.
Riset ini dilakukan selama Agustus hingga September tahun ini dengan mengacu pada data OJK per Oktober. Pada periode itu ada 144 perusahaan fintech p2p lending yang terdaftar dan berizin.
-Vidia Hapsari-