JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan
Perusahaan Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Kementerian Investasi dan sejumlah perusahaan untuk mengembangkan mobil listrik di Indonesia.
Nita kesepahaman itu dilakukan beberapa hari lalu bersama dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk.
Kerja sama dilakukan dalam Investasi pengembangan ekosistem energi baru berkelanjutan melalui Investasi baterai listrik, kendaraan listrik, dan industri pendukungnya dengan skema kerja sama Build-Operate-Localize (BOL).
Melalui Nota Kesepahaman ini, Foxconn bersama Gogoro, IBC, dan Indika akan menjajaki kerja sama investasi ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang komprehensif di Indonesia, mulai dari pembuatan baterai listrik hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, kendaraan listrik roda dua, dan bus listrik (E-Bus).
Lingkup kerja sama juga mencakup pengembangan industri penunjang EV yang meliputi energy storage system (ESS), battery exchange/swap station, battery daur ulang, serta riset dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan EV.
Perkiraan nilai total investasi dalam proyek-proyek tersebut oleh seluruh mitra usaha diperkirakan akan mencapai US$8 miliar atau sekitar Rp 114 triliun. Keseluruhan proyek diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar dengan nilai total lebih dari US$100 miliar di Indonesia pada tahun 2030.
Bahlil Lahadalia menyampaikan apresiasinya atas dilaksanakannya penandatanganan Nota Kesepahaman itu, yang merupakan kelanjutan dari pertemuanmya di Taiwan pada bulan Oktober 2021.
Pada pertemuan tersebut, dibahas minat kedua perusahaan, Foxconn dan Gogoro untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia, yang terwujud dalam komitmen kerja sama pada saat ini.
“Kita memasuki era baru. Pemerintah Indonesia secara sungguh-sungguh akan mengawal rencana investasi ini, dengan mitra BUMN maupun pengusaha nasional di Indonesia,” katanya.
Bahlil pun mengatakan, keputusan Foxconn dan Gogoro memilih Indonesia menjadi tempat berinvestasi sudah sangat tepat.
Indonesia menurutnya memiliki nilai tambah bagi para investor dalam tiga hal, yaitu pasar yang besar di mana 43% populasi ASEAN ada di Indonesia; Indonesia satu-satunya negara ASEAN yang masuk dalam G20; serta pertumbuhan kelas menengah ke atas di Indonesia semakin hari semakin baik.
“Pemerintah Indonesia, akan menangani seluruh perizinan, atau urusan-urusan dalam negeri, termasuk insentif investasi akan menjadi tanggung jawab kami. Foxconn dan Gogoro hanya perlu membawa teknologi, modal dan sebagian pasarnya. Saya yakinkan hari ini, investasi ini dapat tereksekusi untuk kemajuan dan kebangkitan kita bersama,” ujar Bahlil.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir yang turut menyaksikan penandatangan ini menyatakan kolaborasi investasi ini akan mendukung komitmen pemerintah Indonesia pada Glasgow Climate Pact, yang ditandatangani pada 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) tahun lalu.
Indonesia berkomitmen untuk mencapai nol emisi karbon di tahun 2060 dan meninggalkan penggunaan batu bara sebagai sumber energi di tahun 2040. Tak luput, Erick pun memuji skema investasi dalam bentuk Build-Operate-Localize (BOL).
“Skema ini tidak hanya membawa investasi dan multiplier effects kepada UMKM dan perusahaan lokal, namun juga akan meningkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia dengan adanya riset dan pengembangan (R&D) serta transfer pengetahuan dan teknologi kendaraan listrik,” kata Erick.
Adapun, Chairman Foxconn Liu Young-Way mengapresiasi komitmen Indonesia terhadap masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Baginya, tidak ada waktu yang lebih tepat bagi Foxconn untuk memulai berinvestasi di Indonesia.
“Kami berharap dapat berbagi platform terbuka untuk kendaraan listrik (atau dikenal sebagai “platform MIH”) dan model bisnis BOL kami dengan perusahaan lokal Indonesia. Harapan kami bahwa dengan berbagi teknologi dan pengalaman, kami dapat membantu menciptakan lebih banyak peluang bagi perusahaan lokal di pasar energi dan EV baru,” ucap Liu Young-Way.
Lebih lanjut, Nota Kesepahaman ini juga menunjukkan komitmen Gogoro terhadap inisiatif transportasi berkelanjutan dan dukungan bagi pengembangan ekosistem transportasi terbuka di Indonesia melalui kemitraan dengan beberapa perusahaan Indonesia dan perusahaan global.
Nota Kesepahaman ini melengkapi proyek percontohan roda dua Gogoro dengan Electrum, sebuah perusahaan patungan dengan Gojek di Jakarta, yang telah diluncurkan pada Desember 2021.
Didirikan pada tahun 1974, Hon Hai Precision Industry (Foxconn) adalah perusahaan kontrak manufaktur terutama komponen dan produk elektronik. Berpusat di New Taipei City, Taiwan, perusahaan ini juga telah beroperasi di negara-negara lain seperti Brasil, India, Jepang, Meksiko, dan beberapa negara di Eropa.
Foxconn lebih dikenal sebagai pembuat produk-produk Apple namun sebenarnya juga memproduksi untuk berbagai merek terkemuka global lainnya seperti Google, Hewlett-Packard (HP), Intel, Dell, Amazon, Nintendo, Sony, dan Xiaomi.
Sementara itu Gogoro Inc. didirikan oleh Horace Luke pada tahun 2011 adalah perusahaan teknologi yang mengembangkan skuter listrik pintar roda dua (smart scooter) berikut ekosistem infrastruktur pertukaran baterai yang menjadi pionir di Taiwan.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra