Site icon Dunia Fintech

Gelar Right Issue, Bank Neo Commerce Capai Oversubscribed 679 Juta Saham

bank neo commerce

JAKARTA, duniafintech.com – PT Bank Neo Commerce Tbk baru saja merampungkan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas Kelima (PUT V) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Pada right issue tersebut, bank digital ini mengalami kelebihan permintaan saham atau oversubscribed hingga 400% atau 679 juta lembar dengan nilai mencapai Rp882,5 miliar.

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, peminat saham perseroan cukup tinggi, hal ini terlihat dari terjadinya kelebihan pemesanan saham pada penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) V.

Adapun jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 1.927.162.193 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp1.300 untuk setiap sahamnya. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima perseroan adalah sebesar Rp2,5 triliun.

“Right issue perseroan mengalami oversubscribed akibat semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir, utamanya setelah berhasil bertransformasi menjadi bank digital dengan jumlah nasabah terbesar yang hingga pertengahan Desember mencapai 12,7 juta nasabah,” katanya dalam keterangan resminya, Rabu (22/12).

Tjandra pun menuturkan, right issue ini telah berhasil menarik para investor baru, sedangkan investor lama tetap berpartisipasi penuh dalam aksi korporasi ini.

Dengan dana yang terkumpul sebanyak Rp2,5 triliun tersebut maka telah berhasil membawa perseroan mendapatkan modal inti melebihi dari ketentuan yang dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).

Rencananya, dana yang diperoleh seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan berupa investasi teknologi informasi, penyaluran kredit, kegiatan operasional perbankan lainnya serta penguatan permodalan.

“Tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo merupakan bentuk tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital atas berbagai inovasi layanan serta produk perbankan digital yang dinilai berhasil oleh masyarakat,” ujarnya.

Sebagai informasi, Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia.

Namun, pada tahun 2019 perusahaan fintech Akulaku masuk sebagai pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB). Kemudian, pada tahun 2020 Bank Neo bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh OJK.

Jika dilihat proporsi pemegang sahamnya, hingga 14 Desember 2021 mayoritas saham Bank Neo ini dipegang oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98%, PT Gozco Capital 15,64%, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12%, Yellow Brick Enterprise Ltd. 5,17%, dan sisanya pemegang saham publik 48,08%.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version