Site icon Dunia Fintech

Beda Golden Cross dan Death Cross di Trading Crypto

Golden Cross dan Death Cross di Trading Crypto

JAKARTA, duniafintech.com – Golden cross dan death cross merupakan salah satu pola grafik yang biasa digunakan oleh para investor untuk dapat memprediksi pergerakan harga grafik ke depan. Simak ulasan lengkapnya mengenai kedua pola grafik tersebut dalam dunia trading, termasuk trading crypto.

Namun, ada baiknya untuk trader pemula yang baru saja terjun ke dunia trading disarankan untuk memahami terlebih dahulu mengenai Moving Average untuk dapat lebih mudah memahami tentang kedua pola grafik ini.

Apa itu Golden Cross?

Golden cross adalah sebuah pola grafik harga aset ketika Moving Average (MA) dengan jangka waktu yang lebih pendek memotong MA dengan jangka waktu lebih panjang yang berada di atasnya. Moving average ini bisa menjadi pertanda atau pemberi sinyal kepada trader bahwa akan terjadinya kenaikan harga aset atau bullish.

Cara Mengidentifikasi Golden Cross

Sederhananya untuk trader dapat mengidentifikasi Golden Cross secara mudah adalah dengan cara mengetahui tiga tahap yang terdapat pada pola grafik tersebut.

Cara Mengetahui Golden Cross

Pada dasarnya, Moving Average yang paling sering digunakan oleh trader untuk mengetahui Golden Cross adalah 200 hari dan 50 hari (MA 200 dan MA 50).

Sementara itu, biasanya trader harian akan menggunakan jangka waktu yang lebih sempit, yaitu rentang waktu 5 hari dan 15 hari (MA 5 dan MA 15).

Apa itu Death Cross?

Death cross adalah sebuah pola grafik harga aset ketika Moving Average dengan jangka waktu yang lebih pendek memotong MA dengan jangka waktu lebih panjang yang berada di bawahnya. Moving average ini bisa menjadi pertanda atau pemberi sinyal akan kenaikan atau penurunan harga aset atau bearish.

Pola grafik Death Cross ini bisa dilihat ketika Moving Average dengan jangka waktu 50 hari (MA 50) memotong Moving Average dengan jangka waktu 200 hari (MA 200) dari atas.

Cara Mengidentifikasi DC

Identifikasi golden cross dan death cross sangat penting bagi para trader agar dapat mengetahui tindakan seperti apa yang perlu diambil ketika melihat pola tersebut, apakah trader harus buka posisi atau tutup posisi.

Cara identifikasi pola grafik Death Cross tidak berbeda jauh dengan Golden Cross, yakni hal tersebut akan terjadi seperti tiga tahap seperti di bawah ini.

Cara Mengetahui DC

Trader bisa mengetahui kapan terjadinya hal tersebut sama seperti Golden Cross, akan tetapi Moving Average yang paling sering digunakan untuk menentukan pola grafik Death Cross adalah dalam rentang waktu 200 hari dan 50 hari (MA 200 dan MA 50).

Namun, selain itu ada juga trader yang mengidentifikasi Death Cross dengan cara menggunakan MA dengan rentang waktu 30 hari dan 100 hari (MA 30 dan MA 100).

Perbedaan Golden Cross dan Death Cross

Perbedaan dari kedua pola grafik tersebut dapat dilihat dari pola dan jenis sinyalnya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah perbedaan dari kedua pola grafik tersebut serta jenis sinyalnya.

Pola Golden Cross adalah ketika Moving Average dengan jangka waktu yang lebih pendek bergerak naik ke atas hingga memotong Moving Average dengan jangka waktu yang lebih panjang, hal ini menandakan bahwa akan terjadinya pembalikan tren harga. Dapat diketahui melalui hal tersebut, maka itu pertanda atau pemberi sinyal akan terjadinya kenaikan harga (bullish).

Sementara Death Cross akan menggambarkan pola ketika Moving Average jangka pendek memotong Moving Average jangka panjang yang berada di bawahnya, dengan begitu dapat diketahui bahwa akan terjadi penurunan harga (bearish).

Golden cross dan death cross bisa membantu trader pemula untuk lebih memahami tentang indikator-indikator yang ada di dunia trading crypto.

Namun, perlu diingat bahwa baik death cross maupun golden cross, keduanya hanyalah salah satu indikator yang dapat digunakan ketika trading. Namun keduanya sama seperti indikator lainnya, dalam artian indikator ini perlu untuk dikonfirmasi terlebih dahulu menggunakan sinyal dari indikator lain agar trader bisa mengambil keputusan yang tepat saat melakukan aktivitas trading.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version