Dunia Fintech

Mengaku Akun Google My Business UangTeman Disabotase, INDEF: Memalukan

JAKARTA, duniafintech.com – Permasalahan startup fintech P2P Lending atau pinjaman online (pinjol) Uang Teman tak kunjung usai. Bahkan, terpantau di Google, Uang Teman sempat dinyatakan tutup permanen pada Rabu sore (5 Januari 2022).

Meskipun status tutup permanen tersebut di Google Maps atau aplikasi Google My Business saat ini telah hilang, namun CEO Uang Teman Aidil Zulkifli sempat mengaku bahwa ada yang menyabotase akunnya. Meskipun, dia tidak mengungkapkan siapa pelakunya.

uangteman tak bayar gaji karyawan

Menanggapi hal ini, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan bahwa alasan yang dikeluarkan oleh CEO Uang teman tersebut memalukan.

Pasalnya, bagaimana mungkin perusahaan financial technology (fintech) yang dikenal memiliki sistem informasi yang canggih namun malah disabotase. Apalagi, platform P2P ini mengumpulkan data penggunanya. Alih-alih melindungi data pengguna, data perusahaan pun tak terlindungi.

“Soal keamanan data sih saya rasa memang memalukan jika memang disabotase,” ujarnya kepada Duniafintech.com, Jumat (7/1).

Lebih jauh Huda mengatakan, persoalan yang dihadapi oleh platform P2P lending Uang Teman adalah salah kelola manajemen, sehingga sulit untuk mendapatkan investor agar operasional dapat berjalan.

“Makanya pendanaan dari investor menjadi hal penting bagi perusahaan teknologi menjalankan operasionalnya. Ini yang gagal didapatkan oleh UangTeman,” ujarnya.

Hanya saja dia menjelaskan, persoalan manajemen perusahaan di ekosistem digital ini memang menjadi persoalan utama banyak perusahaan, oleh karena itu banyak muncul kasus akibat dari salah manajemen tersebut.

“Manajemen yang amburadul tentu membuat investor mundur. Sudah tidak menjadi rahasia jika pengelolaan perusahaan digital di Indonesia masih kacau. Banyak sekali masalah yang timbul akibat kesalahan manajemen, bahkan banyak kasus anak magang yang mencuat di perusahaan digital yang ditimbulkan oleh manajemen yang amburadul,” ucapnya.

Lebih lagi, persaingan yang ketat di industri P2P lending ini membuat sejumlah pemain terpaksa terlempar dari lapangan bermain. Menurut Huda, saat ini pelaku industri yang mampu menunjukkan kinerja positif semakin mengerucut ke beberapa platform saja.

“Persaingan di industri fintech memang sudah mengerucut ke beberapa pemain saja. Akibatnya kinerja fintech secara umum yang bagus ya hanya dinikmati segelintir perusahaan fintech P2P lending,” terangnya.

Adapun, sebelumnya CEO Uang Teman Aidil Zulkifli mengaku bahwa pihaknya disabotase karena terpantau di Google, Uang Teman sempat berstatus “tutup permanen”. Namun dia tidak menjelaskan siapa yang melakukan sabotase tersebut.

“Ini sabotase. Ini salah. Saya belum bisa kasih tahu ini (siapa pelakunya),” katanya saat dikonfirmasi Duniafintech.com, Rabu (5/1).

Sementara itu, pinjol Uang Teman saat ini tengah menghadapi perselisihan dengan karyawannya. Pasalnya, Uang Teman disebut menunggak bayar gaji karyawan yang sudah lebih dari setahun tak dilunasinya.

Hal ini terungkap usai karyawan Uang Teman membuat petisi di change.org untuk menuntut haknya. Petisi tersebut pun telah ditandatangani oleh 413 orang.

Tuntutan tersebut menyangkut BPJSTK dan BPJS Kesehatan yang tidak disetorkan mulai Januari 2020, padahal mereka sudah selalu dipotong di slip gaji. Kedua, gaji karyawan mulai Januari 2021 hingga saat ini yang belum dibayarkan. Ketiga, pajak penghasilan yang tertunggak sejak 2020.

Untuk menuntut haknya tersebut dipenuhi, para karyawan pun berencana akan melakukan aksi unjuk rasa di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version