Site icon Dunia Fintech

Google Stadia Luncur November Tahun Ini?

Google stadia picture

duniafintech.com – Pada November mendatang Google akan meluncurkan platform game online terbarunya Google Stadia di 14 negara, namun sayangnya tidak ada nama Indonesia di dalam daftar negara tersebut.

Baca juga : Tanggal Peluncuran Bitcoin Futures Oleh Platform Cryptocurrency Bakkt

Google meluncurkan layanan ini mengikuti kesuksesan bisnis model layanan streaming film Netflix. Sehingga, pengguna bisa mengakses gim yang tengah mereka mainkan di perangkat apapun, ponsel atau komputer.

Layanan berbasis cloud ini digadang-gadang bisa mengganggu para pemain gim besar. Sebab, diperkirakan pengguna bakal malas untuk bermain gim di konsol atau mengunduh dan mengakses perangkat lunak gim dari CD.

Google Stadia merupakan sebuah platorm game online berbasis cloud atau komputasi awan. Dengan Stadia para pemain game bisa langsung bermain di komputer atau ponsel tanpa perlu konsol game.

Google Stadia akan menyuguhkan 31 game dari 21 publisher ternama yang akan tersedia saat pertama diluncurkan, diantaranya Electronic Arts, Warner Bros, dan Sega.

Untuk harga, Google membanderol paket Founder Edition seharga US$ 130 atau sekitar Rp 1,8 juta yang berisi starter kit hardware dan biaya layanan premium selama tiga bulan untuk dua orang.

Paket ‘Founder’s Edition’ saat ini sudah bisa dipesan, dan starter kit yang dimaksud adalah sebuah Chromecast Ultra dan sebuah kontroler Stadia berwarna biru.

Sebagai informasi, kedua perangkat itu saat ini harganya masing-masing adalah USD 70, jadi harga USD 130 pun sudah terhitung murah. Ditambah lagi paket tersebut sudah termasuk dengan biaya berlangganan selama tiga bulan.

Sementara itu, Stadia Pro akan dikenakan biaya berlangganan US$10 atau sekitar Rp 142 ribu per bulannya. Jika dirasa masih terlalu mahal, Google berencana akan menawarkan layanan Stadia Base pada tahun depan yang mana sementara akan ada paket tak berbayar dihadirkan pada 2020.

Namun pada awalnya, game yang tersedia adalah game berbayar dengan harga ritel mirip dengan platform lain seperti PlayStation Network, Xbox Live, dan Steam.

Saat mengumumkan Stadia awal tahun ini, CEO Google Sundar Pichai mengatakan Stadia dibangun untuk memberikan platform gim bagi semua orang. Google berharap Stadia bisa menjadi Netflix atau Spotify-nya para gamers, yang bisa menyediakan permainan berkualitas dengan konsol yang tersedia secara luas.

Namun masih belum jelas berapa banyak cuan yang bisa diraup Google dari industri yang berpotensi besar ini. Selain memproduksi gim sendiri, Google juga akan mendekati studio lain untuk pindah ke model berbasis cloud.

Baca juga : Seberapa Besar Peluang Usaha Fintech Remittance di Indonesia?

Exit mobile version