JAKARTA, duniafintech.com – Sejauh ini, GoTo masih menjadi peraup dana terbesar pada IPO (Initial Public Offering).
Sebanyak 43 perusahaan baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total dana yang terhimpun Rp27,67 triliun. Angka-angka itu berdasarkan data BEI per 18 Agustus 2022.
“Dengan penambahan saham-saham baru ini, total perusahaan tercatat di BEI hingga HUT ke-77 Kemerdekaan RI mencapai 809 perusahaan tercatat saham,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam keterangannya dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (21/8/2022).
“Nilai dana dihimpun dari penawaran saham perdana (initial public offering/ IPO) terbesar pada tahun ini masih dipegang PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang berhasil meraup dana Rp13,7 triliun,” tambahnya.
Pada 2021 ini, pasar modal Indonesia mencatatkan rekor nilai penggalangan dana tertinggi penawaran umum saham di kawasan ASEAN sebesar Rp 62,5 triliun.
Tidak hanya itu, BEI juga merupakan bursa paling aktif di ASEAN dengan pencatatan saham baru terbanyak selama empat tahun berturut-turut.
“Sepanjang periode tahun 2018-2021 telah terdapat 217 perusahaan tercatat baru di BEI dan pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan bursa-bursa lain dalam Kawasan ASEAN,” ujarnya.
Dia menambahkan daftar perusahaan dalam pipeline IPO saat ini didominasi oleh perusahaan aset skala menengah di samping perusahaan aset skala kecil dan perusahaan skala besar.
Baca juga: Kenali 5 Risiko yang Dihadapi Pebisnis Ini sebelum Meraih Kesuksesan
“Berdasarkan POJK 53/POJK.04/2017, perusahaan dengan aset skala kecil adalah yang memiliki aset tidak lebih dari Rp50 miliar, sedangkan perusahaan aset skala menengah memiliki aset lebih dari Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar,” urainya.
BEI senantiasa membuka pintu dan memberikan kesempatan bagi perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai sarana percepatan pertumbuhan perusahaan.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Fintech GoTo Diprediksi Meningkat
“Berdasarkan data yang kami olah, pipeline IPO per 18 Agustus 2022 yang berjumlah 21 perusahaan terdiri dari sebelas sektor. Paling banyak sebesar 5 perusahaan dari sektor barang konsumen primer kemudian disusul 3 perusahaan dari sektor teknologi,” ungkap Nyoman Yetna.
Sektor perindustrian, konsumen nonprimer, kesehatan, dan energi masing-masing 2 perusahaan. Sedangkan sisanya dari sektor infrastruktur, properti dan real estate, finansial, transportasi dan logistik serta sektor barang baku masing-masing terdapat 1 perusahaan.
“Sementara dalam pipeline Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), per 18 Agustus 2022 sudah tercatat 90 emisi dari 63 penerbit dengan fundraised sebesar Rp109,9 triliun. BEI juga masih memiliki pipeline EBUS sebanyak 13 emisi dari 10 penerbit,” tutupnya.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Pinjaman Fintech tanpa Jaminan
Baca terus fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada