Grup GoTo, yang menaungi entitas Gojek dan Tokopedia mengumumkan penutupan pertama penggalangan dana pra initial public offering (IPO) dengan perusahaan berhasil meraih lebih dari US$1,3 miliar atau setara dengan Rp18,48 triliun (kurs Rp14.220 per US$).
Dana segar tersebut didapatkan dari sejumlah investor, termasuk dari anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, dan Fidelity International.
Selain itu, investor lainnya yang juga turut urun dana dalam penggalangan pra-IPO ini adalah Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.
Akan Digunakan Untuk Investasi Lanjutan
CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo mengatakan, dana yang terkumpul akan memungkinkan GoTo untuk berinvestasi lebih jauh dalam mengembangkan ekosistemnya, memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar di kawasan, dan melayani pelanggan dengan lebih baik.
Hal ini termasuk fokus yang berkelanjutan pada menumbuhkan jumlah pelanggan, perluasan jasa pembayaran dan penawaran layanan keuangan, serta mendorong pemanfaatan armada transportasi dan jaringan logistik yang terintegrasi.
“Indonesia dan Asia Tenggara adalah kedua pasar dengan prospek pertumbuhan yang paling menjanjikan di dunia, dan dukungan yang kami peroleh menunjukkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan ini serta posisi kami sebagai pemimpin pasar,” katanya dalam keterangannya, Jumat (12/11).
Andre pun menuturkan, permintaan konsumen terdorong oleh pertumbuhan adopsi digital yang telah membawa banyak pengguna masuk ke ranah online. Akibatnya, permintaan akan layanan GoTo terus meningkat.
“Ini dilandasi dengan komitmen kami untuk terus memberikan pilihan, nilai, serta kenyamanan kepada seluruh pelanggan di ekosistem kami,” ujarnya.
Memperoleh Dukungan Dari Sejumlah Investor
Sementara itu, Managing Director Primavera Capital Group Michael Woo mengatakan GoTo adalah juara nasional dengan ekosistem terbesar dan terlengkap untuk kehidupan digital sehari-hari di Indonesia.
“Kami melihat peluang pertumbuhan di Indonesia dan GoTo, juga pada e-commerce, mobilitas on-demand dan fintech, yaitu semua segmen di mana Primavera memiliki pengalaman investasi yang luas,” ujar Michael.
Dia pun mengaku senang dapat bermitra dan tumbuh bersama GoTo, dan mengkontribusikan keahlian dan sumber daya yang dimilikinya kepada perusahaan.
Adapun, Deputy CIO di Seatown Master Fund Steven Chua mengatakan pihaknya senang dapat berpartisipasi dalam misi Grup GoTo untuk mendorong kemajuan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi digital, terutama di Indonesia dan pasar lain yang berkembang pesat di ASEAN, merupakan fokus investasi utama mereka.
“Kami telah menjadi investor di Gojek selama beberapa tahun, dan berharap dapat melanjutkan perjalanan kami dengan Grup GoTo yang semakin besar seiring perusahaan memasuki fase pertumbuhan berikutnya,” tuturnya.
Potensi Pasar dan Kontribusi GoTo bagi Perekonomian
Indonesia memiliki PDB lebih dari US$1 triliun dan merupakan negara terpadat keempat di dunia, dengan populasi muda yang fasih teknologi sebanyak 270 juta. Ekosistem GoTo mencakup hampir dua pertiga dari pengeluaran konsumen Indonesia, dan total nilai pasar yang dapat disasar akan tumbuh menjadi lebih dari $600 miliar di Indonesia pada tahun 2025.
Indonesia ini juga memiliki hampir 140 juta orang dengan sedikit atau tanpa akses ke sistem keuangan formal, sehingga terdapat peluang pertumbuhan yang signifikan bagi perusahaan dalam jasa pembayaran dan keuangan.
Gojek dan Tokopedia berkolaborasi untuk membentuk GoTo pada bulan Mei 2021, dan sejak itu sudah tercipta banyak sinergi di antara merek Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.
Layanan GoTo mencakup transportasi on-demand, e-commerce, pengiriman makanan dan bahan makanan, logistik dan pemenuhan, serta layanan keuangan dan pembayaran.
Grup GoTo mencatat lebih dari 1,8 miliar transaksi pada tahun 2020, dengan total Nilai Transaksi Bruto (GTV) Grup lebih dari US$22 miliar, dan berkontribusi ke ekonomi setara dengan lebih dari 2% PDB Indonesia.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra