JAKARTA, duniafintech.com – Harga bahan pokok yang stabil menjadi faktor penting dalam mengendalikan laju inflasi periode Oktober 2022.
Oleh sebab itu, Kementerian Perdagangan melalui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan memastikan akan menjaga stabilitas harga bahan pokok secara nasional sehingga memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional, dan mengendalikan laju inflasi.
Dia mengungkapkan secara nasional terjadi deflasi sebesar 0,11 persen (mtm) pada Oktober 2022, secara kumulatif terjadi inflasi sebesar 4,73 persen (ytd) dan inflasi tahunan sebesar 5,71 persen (yoy).
Menurutnya angka inflasi tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan bulan sebelumnya dengan kontribusi utama disumbang penurunan harga bahan pokok.
“Di tengah pelemahan ekonomi dunia yang diikuti kenaikan harga pangan dan energi, tekanan inflasi global, serta penyesuaian harga di dalam energi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga bahan pokok di dalam negeri selama Oktober 2022 justru relatif terkendali. Hal ini memberikan dampak signifikan pada penurunan inflasi nasional. Bahkan, kelompok volatile food mengalami deflasi,” kata Zulkifli.
“Kelompok pangan bergejolak (volatile food) pada bulan Oktober 2022 mengalami deflasi 1,62 persen dengan andil deflasi 0,27 persen. Hal ini disebabkan penurunan harga beberapa komoditas barang kebutuhan pokok seperti minyak goreng, cabai, dan telur ayam. Dari pantauan Kemendag, harga cabai turun lebih dari 20 persen, telur ayam turun 8,9 persen dan minyak goreng kemasan turun 5,2 persen jika dibandingkan dengan saat diumumkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM),” tambah Zulkifli.
Baca juga: Harga Komoditas Pangan Dikendalikan Perorangan, Mendag akan Bongkar!
Harga Bahan Pokok Stabil Antisipasi Inflasi, Kemendag Gandeng Bulog
Dia mencatat terkait harga bahan pokok, bahan makanan yang dominan memberikan andil deflasi pada Oktober 2022 adalah cabai merah sebesar -0,13 persen, telur ayam ras sebesar -0,06 persen, daging ayam ras -0,03, cabai rawit masing-masing sebesar -0,03 persen, minyak goreng sebesar -0,02 persen, serta tomat, bawang merah, dan cabai hijau masing-masing sebesar -0,01 persen. Sementara bahan makanan yang memberikan andil inflasi adalah beras 0,03 persen dan tempe 0,01 persen.
“Dua komoditas yang sedang dalam pengendalian pemerintah saat ini adalah beras dan kedelai. Selama bulan Oktober 2022 harga beras mengalami peningkatan lebih dari 1 persen dengan andil inflasi 0,03 persen. Sedangkan kedelai mengalami peningkatan harga lebih dari 3 persen sehingga mendorong kenaikan harga tempe dan tahu,” ujar Zulkifli.
Untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok agar inflasi tetap terkendali, Kemendag melakukan sejumlah langkah antisipatif dan responsif. Salah satunya menggandeng Bulog dalam melakukan pengamanan pangan melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) serta bantuan produsen pangan untuk kedelai dan jagung pakan.
Baca juga: Strategi Mendag Angkat UMKM Masuk Bagian Global Supply Chain
Selain menjaga stabilisasi harga bahan pokok agar inflasi tetap terkendali, Dia mengaku pihaknya juga terus meningkatkan efisiensi logistik dan distribusi dengan program Gerai Maritim, Tol Laut dan Jembatan Udara. Kebijakan ini terbukti membantu masyarakat di daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP) untuk mendapatkan bapok dengan harga terjangkau. Sebagai sistem peringatan dini, Kemendag secara rutin terus memantau perkembangan harga pada 537 titik pasar di 411 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
“Situasi global yang penuh turbulensi diperkirakan masih akan berdampak pada perkembangan sejumlah harga komoditas dan inflasi pangan. Untuk itu, Kemendag terus melakukan antisipasi guna memitigasi dampak, khususnya pasokan dan harga komoditas pangan dalam negeri. Kemendag juga aktif melakukan koordinasi dengan kementerian lembaga terkait, baik Pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, asosiasi, serta pemangku kepentingan lainnya dalam menjaga kelancaran distribusi dan stabilitas harga bahan pokok agar inflasi tetap terkendali,” kata Zulkifli.
Baca juga: Kolaborasi UMKM dengan Lokapasar dan Ritel Modern untuk Go Digital
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com