Site icon Dunia Fintech

Harga Bitcoin Melandai, Bertahan di Atas Support Potensial US$67.000

Deretan Negara Memiliki Bitcoin Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia?

Deretan Negara Memiliki Bitcoin Terbanyak di Dunia, Ada Indonesia?

JAKARTA, 24 Oktober 2024 – Perkembangan sejumlah aset kripto mulai mengalami pergerakan, termasuk harga Bitcoin.

Bitcoin, sebagai aset Kripto paling berharga di dunia bergerak melemah terbatas usai mengalami lonjakan nyaris mencapai US$70.000

Lonjakan tersebut merupakan lonjakan level tertinggi sejak Juli 2024 lalu.

Laju Bitcoin masih berpotensi menguat lagi, secara teknikal dan juga fundamental.

Reli yang terjadi pada Bitcoin dalam 24 jam mulai melandai.

Harga Bitcoin Berhasil Bertahan

Menurut riset analis Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, dari sisi teknikal, Bitcoin dapat kembali menguat ke level US$69.000–US$70.000 jika mampu bertahan di atas US$66.500 sebagai support terkuatnya.

Dengan potensi kenaikan lebih lanjut hingga US$72.500 jika berhasil breakout level US$70.000.

Jika turun dari US$66.500 maka penurunan lebih lanjut ke support US$64.000,” mengutip riset.

Bitcoin masih berhasil bertahan di atas support potensial US$67.000, bergerak pada level US$67.148 (Rp1,04 miliar) melemah 0,38% dalam 24 jam hari ini, namun masih menguat 0,31% dalam dalam sepekan perdagangan.

Selain itu, momentum dan daya tarik positif Bitcoin terjadi seiringan dengan perdagangan ETF Bitcoin Spot yang juga mengalami lonjakan arus masuk hingga mencapai US$2,13 miliar dalam periode perdagangan 14–18 Oktober 2024 menurut data SoSo Value.

“Didorong oleh optimisme regulasi Aset Kripto AS yang lebih bersahabat setelah Pemilihan Presiden pada 5 November mendatang,” jelasnya.

Bergerak Tertekan

Sejumlah aset kripto lainnya juga bergerak tertekan dalam 24 jam siang hari ini.

Adapun yang paling dalam penurunannya terjadi pada Dogecoin DOGE milik Elon Musk dengan ambles 4,16% dalam 24 jam, dan masih solid menguat 18,81% dalam sepekan perdagangan menuju harga US$0,1384.

XRP Koin ada di posisi selanjutnya pada deretan Aset Kripto yang anjlok dalam harganya

Adapun kejatuhan harga mencapai 2,28%, dan secara sepekan sudah terpeleset 1,78% pada harga US$0,5313.

Menyusul Ethereum ETH dengan trend Bearish dalam 24 jam menyentuh 0,96%, dan kenaikannya terpangkas hingga tersisa 0,11% dalam sepekan perdagangan di harga US$2.614,38.

Penggerak harga Bitcoin yang pertama datang dari sentimen ETF Bitcoin Options Trading.

SEC Amerika Serikat memberikan persetujuan cepat kepada 11 ETF Bitcoin untuk memperdagangkan options yang terkait dengan harga spot Bitcoin di New York Stock Exchange.

ETF seperti Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund dan ARK21Shares Bitcoin ETF adalah salah satu yang berhasil disetujui.

Options Trading ini memberi investor institusional cara yang cepat dan terjangkau untuk mendapatkan eksposur terhadap Bitcoin.

Persetujuan ini dianggap sebagai langkah besar yang memperluas partisipasi institusional di pasar Aset Kripto.

Penataan Aset

Menurut David Lawan, Head of Research di perusahaan broker kripto FalconX, saat ini para investor di pasar keuangan sibuk menata penempatan aset untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul dari hasil Pilpres AS maupun mitigasi akan prospek kebijakan bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve.

Bitcoin bahkan diprediksi akan menembus level rekor US$80.000 pada akhir November ini, tak peduli siapa pemenang Pilpres AS.

“Saya percaya konsensus pasar saat ini adalah Bitcoin akan mencapai performa terbaik siapapun pemenang Pilpres AS. Analisis kami menunjukkan, aktivitas kontrak opsi seputar pilpres menunjukkan bias yang sangat besar,” katanya.

Dampak Pemilu AS

Ramai diberitakan bahwa Pemilu AS yang semakin dekat juga memberikan pengaruh signifikan terhadap sentimen pasar. Kandidat pro-Kripto seperti Donald Trump dianggap akan mendorong regulasi yang lebih ramah terhadap industri mata uang digital.

“Kebijakan Trump, yang dinilai menguntungkan bagi penguatan dolar dan regulasi Aset Kripto, berpotensi menarik lebih banyak investasi ke sektor ini,” jelasnya.

Polymarket menunjukkan bahwa Trump unggul 22,9 poin atas Kamala Harris dalam polling terkait pemilu, yang semakin menguatkan sentimen positif.

Data Ekonomi AS pekan ini juga menjadi sorotan penting bagi para trader Aset Kripto. Klaim pengangguran yang akan dirilis pada 24 Oktober diprediksi menjadi 243.000, lebih tinggi dari pekan lalu di angka 241.000.

“Klaim pengangguran yang lebih tinggi bisa memperbarui harapan untuk pemotongan suku bunga yang lebih besar, yang mungkin mendukung Bitcoin.” tambahnya.

Seiring dengan rilisnya berbagai data Ekonomi AS dalam pekan ini, kalender penting yang dapat mempengaruhi pasar mendatang adalah fokus ke Federal Reserve yang diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan mendatang pada 7 November, hanya dua hari setelah Pemilu di AS.

“Dengan memperhatikan hubungan yang semakin erat antara Aset Kripto dan tren makro ekonomi, investor akan mengamati indikator ekonomi ini secara teliti untuk mendapatkan petunjuk mengenai pergerakan harga di masa depan,” tutup Panji.

Exit mobile version