Site icon Dunia Fintech

Dipicu Kekhawatiran Inflasi AS, Harga Bitcoin Merosot ke Bawah US$ 40.000

Penyebab Harga Bitcoin Turun

JAKARTA, duniafintech.com – Lonjakan harga mata uang kripto Bitcoin hanya bertahan sehari. Setelah sempat menembus US$ 42.000, harga bitcoin dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia itu merosot ke bawah US$ 40.000 pada Kamis (10/3/2022) kemarin. 

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Kamis (10/3/2022) pukul 13.50 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 39.309,18 atau turun 5,34% dalam 24 jam terakhir. 

Sementara harga kripto terbesar kedua, Ethereum melorot 4,59% ke posisi US$ 2.591,69.

Kemudian disusul mata uang kripto Solana yang merosot 6,39% menjadi US$ 82,48, harga Avalanche anjlok 7,47% ke US$ 72,98, harga Dogecoin turun 4,51% jadi US$ 0,1161, dan harga Shiba Inu turun 5,06% ke posisi US$ 0,00002292.

Mengutip CoinGape via Kontan.co.id, para trader mengambil sikap hati-hati sebelum data inflasi AS rilis yang kemungkinan menunjukkan lonjakan besar-besaran dalam indeks konsumen pada Februari. Sentimen-sentimen global berpotensi membuat harga mata uang kripto tersebut turun. 

Sejumlah pihak memperkirakan, inflasi AS bulan lalu mencapai 7,9%, laju tercepat dalam hampir 40 tahun terakhir.

Tren kenaikan inflasi negatif untuk harga Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir, karena kecenderungan mata uang kripto tertua di dunia ini berperilaku seperti aset yang digerakkan oleh risiko.

Misalnya, harga Bitcoin merosot hampir 5% sebagai reaksi terhadap lonjakan inflasi AS pada Januari sebesar 7,5%.

Melansir Coindesk, pelemahan aset kripto juga masih berkaitan dengan situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Kondisi ini mendorong kekhawatiran pasar terkait dengan potensi melonjaknya harga minyak, dan potensi kenaikan laju inflasi. Beberapa analis mengatakan, korelasi pasar crypto dengan pasar keuangan global melemahkan narasinya sebagai lindung nilai inflasi. 

Di sisi lain, bitcoin telah bereaksi negatif terhadap upaya Federal Reserve untuk mengurangi tekanan ke atas pada harga konsumen.

“Dengan harga diperdagangkan sideways dalam beberapa pekan terakhir, keseimbangan relatif telah terbentuk. Namun, mengingat terbatasnya permintaan baru yang masuk, keseimbangan ini rapuh dan dapat terganggu atau terjadi jual jenuh,” ungkap perusahaan data crypto Glassnode.

Faktor yang Membuat Harga Kripto Naik dan Turun

  1. Bergantung pada Penawaran dan Permintaan

Pada dasarnya, permintaan dan penawaran merupakan hukum pasar. Ketika aset kripto populer dan banyak permintaan maka harganya akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika penawaran tinggi sedangkan permintaan rendah maka harga akan turun.

  1. Pemberitaan Media

Pemberitaan media mengenai aset kripto bisa mendorong harga aset kripto naik atau turun. Contohnya adalah jika ada berita tentang serangan hacker pada server kripto, atau pun berita bagus mengenai meningkatnya adopsi dan infrastruktur di belakang teknologi kripto.

  1. Popularitas

Popularitas kripto menjadi salah satu faktor penyebab naik atau turunnya harga kripto. Pada beberapa kasus, penurunan harga tajam dapat dipengaruhi oleh sebuah postingan di media sosial dan ujaran orang terkenal di dunia Aset Kripto yang disengaja. Di bidang Aset Kripto, berita benar-benar punya pengaruh signifikan pada situasi di pasar.

  1. Jumlah Aset Kripto Itu Sendiri

Volume atau jumlah aset kripto seperti Bitcoin dan Etherium masih sangat sedikit dan persebarannya tidak merata. Hal itu membuat nilai harganya akan sangat dipengaruhi oleh tindakan para pemegang aset kripto tersebut dalam melakukan penjualan atau pembelian.

5. Faktor Psikologis Masyarakat

Rasa takut dan serakah (Fear and Greed) merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat mempengaruhi harga kripto. Sebagai contoh harga bitcoin mulai bergerak naik jauh setelah sekian lama tidak ada pergerakan yang berarti. Hal ini akan mengakibatkan publik menjadi serakah (greed) dan membeli lebih banyak bitcoin dengan harapan harga tersebut akan naik lebih jauh lagi.

Contohnya, semakin banyak pembeli kripto bitcoin, harga bitcoin akan semakin naik, dan ini menyebabkan lebih banyak orang ingin membeli Bitcoin. Saat harga bitcoin mulai menyentuh titik puncak, banyak orang yang ingin mengambil untung dengan menjual bitcoinnya.

Semakin banyak orang yang menjual bitcoin, maka harga bitcoin akan semakin turun. Harga yang bergerak turun menyebabkan ketakutan (Fear) pada publik, sehingga semakin banyak orang yang menjual bitcoin lagi.

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Exit mobile version