DuniaFintech.com – Harga emas pada Kamis 7 Januari 2021 melesat cukup signifikan, seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia. Lonjakan kasus membuat Presiden Joko Widodo kembali memperlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pulau Jawa dan Bali.
Selain kompaknya peningkatan kasus COVID-19 dan harga emas, berbagai penyelenggara emas yang berada di pasar Pegadaian pun tak mau ketinggalan. Dalam laman resminya, harga emas untuk bobot 2 gram kini naik menjadi Rp 1.986.000 pada 7 Januari 2021, setelah sebelumnya stagnan.
Tidak hanya ukuran 2 gram, beberapa bobot lainnya juga ikut merangsek naik. Terlihat, emas Antam berukuran 5 gram dipatok sebesar Rp 4.885.000, di mana harga sebelumnya bernilai sebesar Rp 4.854.000. Sementara itu, untuk bobot 10 gram juga naik menjadi Rp 9.711.000.
Selain Antam, emas UBS bobot 0,5 gram hari ini dihargai lebih tinggi dari Rp 524.000 menjadi Rp 526.000. Kemudian, untuk ukuran 1 gram berharga sekitar Rp 986.000, dimana sebelumnya berharga Rp 983.000.
Baca juga:
- Mumpung Lagi Naik-naiknya, Ini Dia Daftar Tempat Beli Emas Murah!
- Ajarkan Investasi, DANA Buka Layanan Jual Beli Emas
- Harga Melesat, Bitcoin Kokohkan Posisi Sebagai Emas Digital
Info Harga Emas 7 Januari 2021
Berikut adalah daftar harga emas per Kamis 7 Januari 2021 di pasar Pegadaian. Ada pun daftar meliputi emas UBS dan Antam.
Bobot | Antam | UBS |
0,5 | – | Rp 526.000 |
1 | – | Rp 986.000 |
2 | Rp 1.986.000 | Rp 1.954.000 |
5 | Rp 4.885.000 | Rp 4.829.000 |
Sebagai salah satu jenis investasi yang populer di dunia, beberapa orang kerap menjadikan emas sebagai instrumen investasi jangka pendek, seperti indeks harga saham. Meski demikian, beberapa orang juga menjadikan logam mulia sebagai jaminan simpanan serta safe haven.
Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi laju pertumbuhan dan penurunan nilai emas, salah satu yang paling berpengaruh ialah perubahan nilai mata uang Dollar Amerika Serikat. Disebutkan, semakin tinggi nilai tukar mata uang negeri Paman Sam tersebut terhadap Rupiah, maka harga logam mulia tersebut semakin meroket.
Faktor selanjutnya ialah produksi emas dunia. Sejak tahun 2000, jumlah produksi emas semakin menurun lantaran sumber daya yang semakin berkurang serta kesulitan dalam penambangan. Hal ini tentunya membuat logam mulia menjadi instrumen investasi yang diperebutkan.
DuniaFintech/Fauzan