Site icon Dunia Fintech

Harga Terra Luna Makin Hari Makin Jeblok, Kini di Bawah Rp1 Rupiah Per Keping 

token luna 2.0

JAKARTA, duniafintech.com – Harga Terra Luna makin anjlok setelah terjun sekitar 90 persen dalam seminggu terakhir.

Dikutip dari laman Coinmarketcap, Jumat (13/5/2022) 15.00 WIB sore, kini harganya hanya sekitar Rp 0.7617 per keping koin, turun lebih dari 99,97 persen dalam perdagangan bursa kripto dalam 24 jam terakhir.

Dalam periode yang sama, harga tertinggi Terra Luna tercatat seharga 0,9675 dollar AS atau setara Rp 14.000-an. Padahal, pada April 2022 Terra Luna mencapai puncaknya seharga 119 dollar AS (Rp 1,7 juta) per keping koin.

Dilansir dari CoinDesk, penyebab harga Terra Luna yang menyusut begitu cepat disebabkan oleh perubahan dinamika pasar uang kripto. 

Baca juga: Waduh! 8 Orang Dilaporkan Bunuh Diri Imbas Harga Terra Luna Anjlok ke Rp 1.000

Selain itu, lesunya harga stablecoin Terra USD (UST), yang berkaitan erat dengan Terra Luna juga berdampak pada harga token kripto tersebut ambles.

Akibat harganya yang anjlok, Terra Luna tak lagi terpampang dalam daftar 10 uang kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Terra Luna bahkan sempat terpental ke posisi 81 dari daftar uang kripto terpopuler.

Terra Luna merupakan token yang dibuat oleh Terraform Labs yang berbasis di Singapura pada tahun 2018 dan merupakan bagian dari proyek blockchain Terra, yang dimaksudkan untuk melacak nilai dollar AS, atau sama halnya dengan stablecoin Tether dan USDC.

Tidak seperti aset kripto lain, Terra tidak memiliki uang tunai dan aset lain yang disimpan sebagai cadangan untuk mendukung tokennya. Sebagai gantinya, Terra menggunakan campuran kode yang kompleks di samping token yang disebut dengan “Luna” untuk menstabilkan harga.

Baca juga: Mengenal Bos Terra LUNA, Kripto yang Harganya Anjlok 98 Persen

Dirangkum KompasTekno dari CoinDesk, Jumat (13/5/2022), Terra Luna memiliki peran penting dalam menjaga stablecoin Terra USD (UST) tetap stabil.

Stablecoin adalah mata uang kripto yang dibuat agar memiliki nilai yang sama dengan aset tertentu, seperti mata uang yang diterbitkan negara (misalnya dollar AS/rupiah) atau komoditas lain seperti emas.

Baca juga: Sepuluh Tahun ke Depan, Satu Miliar Penduduk Bumi Diprediksi Bakal Gunakan Mata Uang Kripto

Stablecoin dibuat agar harga mata uang kripto bisa stabil. Sebab, jumlah stablecoin yang beredar di blockchain sama dengan jumlah uang resmi (mata uang terbitan negara) yang dimiliki oleh perusahaan.

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Exit mobile version