JAKARTA, 15 Oktober 2024 – Hyundai IPO, benarkah? Hyundai India akan segera melaksanakan penawaran umum saham perdana (IPO) senilai US$3,3 miliar (sekitar Rp51,4 triliun) di Bursa Efek Mumbai pada Senin, 14 Oktober 2024.
Hyundai IPO, Sejarah India
IPO ini menjadi penawaran saham terbesar dalam sejarah India, sekaligus IPO terbesar kedua di dunia pada 2024.
Ramai diberitakan bahwa Hyundai India tidak akan menerbitkan saham baru dalam proses ini. Sebaliknya, IPO dilakukan dengan menjual 17,5% saham yang dimiliki oleh induk perusahaannya, Hyundai di Korea Selatan, dari unit bisnis yang bernilai sekitar US$19 miliar (Rp295 triliun).
“Pada skala tersebut, Hyundai India akan mewakili sekitar 40% dari kapitalisasi pasar perusahaan induknya, Hyundai Motor. Sebanyak 142.194.700 saham akan ditawarkan dalam kisaran harga 1.865 hingga 1.960 rupee (sekitar Rp345 ribu hingga Rp363 ribu),” jelas dokumen pengajuan IPO tersebut. IPO ini juga menandai pertama kalinya Hyundai terdaftar di luar pasar Korea Selatan.
Lembaga keuangan dapat mengajukan penawaran mulai hari Senin, sementara investor ritel dan lainnya dapat mengajukan pesanan pada hari Selasa dan Rabu. Saham tersebut diperkirakan mulai diperdagangkan di Mumbai pada 22 Oktober.
Rekor IPO
Dengan IPO ini, Hyundai India akan memecahkan rekor IPO terbesar sebelumnya di India, yaitu dari perusahaan Life Insurance Corporation of India yang bernilai US$2,5 miliar (Rp39 triliun). Ini juga menjadi IPO terbesar kedua di dunia pada tahun ini, setelah IPO Lineage Inc di Amerika Serikat yang mencapai US$5,1 miliar (Rp79 triliun) pada Juli 2024.
Para analis memperkirakan Hyundai Motor akan memperluas produksinya di India, terutama untuk kendaraan hibrida dan listrik, guna memperkuat posisi mereka di pasar India yang semakin berfokus pada kendaraan ramah lingkungan.
“Dengan dana yang diperoleh dari IPO, Hyundai Motor akan memiliki kapasitas investasi yang cukup besar untuk mengurangi kesenjangan pangsa pasar dengan pemimpin pasar India, Maruti Suzuki. Kemungkinan besar, Hyundai akan mengalokasikan dana tersebut untuk memperluas produksinya di India,” kata Shin Yoon-chul, seorang analis di Kiwoom Securities.