Site icon Dunia Fintech

IHSG Lagi Naik Daun 1.2%! Apa Aja Sih yang Bikin Saham Indonesia Makin Cuan?

IHSG Terseret 0,89% ke Zona Merah, Investor Siaga Menanti Sinyal Suku Bunga?

IHSG Terseret 0,89% ke Zona Merah, Investor Siaga Menanti Sinyal Suku Bunga?

JAKARTA, 5 Desember 2024 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa positif pada sesi perdagangan beberapa hari terakhir. Kembalinya arus modal asing ke pasar saham Indonesia menjadi salah satu pendorong utama setelah sebelumnya terjadi aksi jual oleh investor asing.

IHSG Menembus Level Psikologis 7.300

IHSG sempat naik 1,66% ke level 7.315,71, menandai kembalinya indeks ke level psikologis 7.300 yang terakhir tercapai pada 6 November 2024. Total nilai transaksi mencapai Rp 4,8 triliun, dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham yang dilakukan dalam 657.266 transaksi. Secara keseluruhan, 369 saham menguat, 195 saham melemah, dan 209 saham stagnan.

Sektor bahan baku mencatatkan penguatan terbesar dengan kenaikan 3,27%, menjadi penopang utama IHSG di sesi ini.

Saham-Saham Penyokong IHSG

Emiten perbankan raksasa kembali menjadi motor penggerak IHSG. Saham-saham seperti:

Selain itu, dua emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), turut berkontribusi masing-masing sebesar 14,5 poin dan 8,4 poin.

Kembalinya Arus Modal Asing

Sentimen positif juga didukung oleh masuknya kembali dana investor asing ke pasar saham domestik sejak kemarin. Data menunjukkan pembelian bersih (net buy) asing mencapai Rp 2,08 triliun, terdiri dari Rp 797 miliar di pasar reguler dan Rp 1,28 triliun di pasar tunai dan negosiasi.

Ini merupakan arus modal asing terbesar sejak 19 September 2024 dan menjadi inflow pertama setelah tren outflow yang terjadi sejak 6 November 2024.

Pasar Menantikan Pidato Jerome Powell

Selain faktor domestik, pelaku pasar juga menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, yang dijadwalkan Kamis dini hari pukul 01:45 WIB. Investor berharap mendapatkan sinyal terkait kebijakan suku bunga The Fed, terutama setelah rilis notulen pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November lalu.

Dalam notulen tersebut, pejabat The Fed menyebutkan bahwa inflasi mulai melambat, sementara pasar tenaga kerja tetap kuat. Hal ini membuka peluang pemotongan suku bunga lebih lanjut, meskipun dilakukan secara bertahap.

“Dengan inflasi yang terus menurun mendekati target 2% dan kondisi pasar tenaga kerja yang stabil, kemungkinan besar kebijakan moneter akan beralih secara bertahap ke arah yang lebih netral,” demikian isi notulen tersebut.

Optimisme terhadap kebijakan moneter yang lebih akomodatif turut memberikan sentimen positif pada IHSG, memperkuat momentum penguatan indeks.

Exit mobile version