JAKARTA, 2 Oktober 2024 – Faktor deflasi yang terjadi saat ini menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rate berhasil melaju di zona hijau.
IHSG saat ini berada di zona hijau dengan penguatan 0,71% dan 53,82 poin ke 7.581,75.
Deflasi saat ini menjadi bulan yang kelima lebih dalam dari ekspektasi pasar.
Perdagangan Sesi I IHSG menunjukkan adanya pergerakan di zona hijau sejak pembukaan.
Saat ini rentang perdagangan terjadi pada area level 7.547,11 sampai dengan tertingginya 7.591,61.
IHSG Rate, BEI Tunjukkan Nilai Perdagangan Capai 5 Triliun
Nilai perdagangan yang berhasil ditunjukkan Bursa Efek Indonesia nyaris menembus Rp5,18 triliun.
Perdagangan dari sejumlah 9,89 miliar saham yang berhasil diperjualbelikan.
Frekuensi yang terjadi sebanyak 678.586 kali.
Kurs Rupiah Melemah
Saat ini kurs Rupiah terpantau bergerak melemah.
Posisinya berada di angka 0,34% ke kisaran level Rp15.191/US$.
Lebih dalam dari ekspektasi pasar, terjadi deflasi mencapai 0,12% secara bulanan.
Badan Pusat Statistik mengumumkan data inflasi RI, disebutkan deflasi pada September tercatat 0,12% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Angka tersebut menunjukkan angka yang kecil dibandingkan dengan Agustus yang juga deflasi sebesar 0,03%.
BPS menyebutkan, deflasi lebih dalam dari Agustus dan menjadi deflasi kelima pada 2024 secara bulanan.
Hal itu berdasarkan pantauan yang telah dilakukan BPS, jika dibandingkan September tahun lalu (year-on-year/yoy), inflasi berada di 1,84%, lebih rendah, melambat dibandingkan Agustus yang sebesar 2,12% yoy.
Hasilkan Median Proyeksi Inflasi
Ramai diberitakan pada Rabu (2/10/2024) bahwa konsensus pasar menghasilkan median proyeksi inflasi bulanan pada September terjadi deflasi -0,03%.
Dengan demikian, inflasi tahunan pada September diperkirakan 2%.
Bersamaan dengan itu, tercatat ada penguatan 267 saham, dan sebanyak 257 saham terjadi pelemahan. Sedangkan terdapat sejumlah 263 saham yang stagnan.
Saham-Saham Jadi Pendukung
Penguatan IHSG didukung oleh sejumlah saham diantaranya saham properti, saham barang baku, dan saham infrastruktur.
Dengan adanya sejumlah saham tersebut menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan IHSG.
Kenaikannya menunjukkan penguatan sebesar 0,98%, 0,98%, dan 0,50%.
Setelah ketiga saham tersebut menguat, kemudian menyusul menguat saham transportasi mencapai 0,46%.
Sedangkan, saham-saham energi mengalami penguatan 0,34%.
Dorong Kebangkitan IHSG
Kebangkitan sejumlah saham-saham properti disebabkan oleh saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 4,44%.
Selanjutnya yang turut memberikan dukungan yakni datang dari saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang turut menguat di angka 3,04%.
Kemudian saham PT Intiland Development Tbk (DILD) turut mengalami penguatan sebesar 2,88%.
saham yang turut menguat yakni saham barang baku juga dari PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).
Saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mengalami peningkatan sebesar 6,78%.
Saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) melesat 5,31% dan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menguat 3,54%.
Indeks Saham Unggulan Turut Menguat
Tren positif tampaknya akan terus berlanjut bahkan kini indeks saham unggulan turut menjadi bagian yang mengalami penguatan.
Penguatannya menjadi 5,42 poin atau 0,56% ke posisi 944,16.
Saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga ikut menguat di zona hijau.
Berikut ini sejumlah saham unggulan LQ45 yang turut menguat antara lain, , diantaranya:
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) melesat dengan kenaikan 2,54%,
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menguat 2,38%.
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terbang 2,38%, dan
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melonjak 2,21%.