JAKARTA, 16 Oktober 2024 – Indonesia akan kembali kedatangan dua investor asing asal Korea Selatan dan China.
Hal itu diungkapkan, Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani saat memberikan konferensi pers di Jakarta kemarin.
Hingga akhir tahun 2024 ini kata Rosan akan berinvetasi dalam bidang energi bersih, yakni pabrik baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Dengan perkiraan investasi secara keseluruhan mencapai mencapai hampir Rp80 triliun.
Rosan mengaku sudah melakukan pembicaraan dengan dua perusahaan Korea dan China, sudah final stage.
“Saya yakin dalam waktu satu sampai dua bulan ini kita sudah rampung,” paparnya.
Investasinya kata Rosan cukup signifikan.
“Nilainya kurang lebih hampir 80 triliun,” ujar Rosan.
Rosan mengungkapkan, kedua perusahaan tersebut juga nantinya akan bekerja sama dengan perusahaan pelat merah PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM).
“Yang juga tengah gencar ekspansi tambang mineral,” jelasnya.
Komitmen Global
Serangkaian investasi ini, lanjut Rosan, juga sesuai dengan komitmen global dalam energi bersih dan tren permintaan global terhadap ekosistem industri hijau di Tanah Air.
Pada akhirnya juga dapat memberikan efek pada peningkatan investasi.
“Harapannya tenaga listrik yang mereka dapat dari EBT. Itu juga yang mereka harapkan. Itu yang akan kita dorong,” ujarnya.
Jadi Menteri Investasi baru Rosan optimis target investasi dilampaui
Hingga September 2024, Indonesia sendiri mencatatkan realisasi investasi mencapai Rp1.261,4 triliun, atau telah 76,45% dari target pemerintah yang sebesar Rp1.650 hingga akhir tahun ini.
Dari total tersebut, mayoritas masih didominasi oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai Rp178 triliun atau setara 14,11%.
Kemudian, diposisi kedua dan ketiga dikontribusikan oleh transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp147,2 triliun, serta pertambangan sebesar Rp132,5 triliun.
Sementara, investasi ekosistem EV tercatat baru hanya sebesar Rp6,86 triliun.
Realisasi Investor Asing Unggul
Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi pada kuartal III-2024 mencapai Rp431,5 triliun atau meningkat 15,3% dari kuartal sebelumnya.
Porsi penanaman modal asing (PMA) lebih tinggi ketimbang penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Kepala BKPM Rosan Roslani mengatakan total PMA mencapai Rp232,7 triliun atau meningkat 18,5% dari kuartal sebelumnya.
Angka ini setara dengan 53,9% dari total investasi. Adapun PMDN mencapai Rp198,8 triliun atau meningkat 11,6% atau setara 46,1% dari total investasi.
“Kita bisa melihat sektor yang lonjakannya tinggi adalah sektor transportasi, gudang, telekomunikasi yang mengalami kenaikan 13,5% atau mencapai Rp58 triliun,” ungkap Rosan.
Industri Logam Meningkat
Sektor lain yang mengalami peningkatan investasi adalah industri logam dasar, barang logam, bukan emas dan perak yang mencakup 12,9% atau Rp99 triliun.
Selanjutnya sektor tambang yang naik 10,3% atau Rp44,6 triliun.
Berdasarkan daerah, Jakarta menjadi daerah yang paling banyak mendapat kucuran investasi di kuartal III. Totalnya, Rp71.4 triliun.
Kemudian diikuti Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Banten.