Site icon Dunia Fintech

Kado Istimewa Indonesia Terima Hibah Pembangunan Nasional AS Rp10 Triliun

Kado Istimewa Indonesia Terima Hibah Pembangunan Nasional AS Rp10 Triliun

Kado Istimewa Indonesia Terima Hibah Pembangunan Nasional AS Rp10 Triliun

JAKARTA – Indonesia terima hibah pembangunan nasional senilai US$649 juta atau sekitar Rp10,5 triliun dari pemerintah Amerika Serikat melalui Millenium Challenge Corporation (MCC), yang akan disalurkan selama lima tahun, mulai 2024 hingga 2029.

Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono, menyatakan bahwa hibah ini akan dimanfaatkan untuk mempercepat pembangunan nasional. Hibah tersebut akan disalurkan ke lima provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Bali.

Indonesia Terima Hibah Pembangunan Nasional, untuk Apa?

Dana tersebut akan digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan pembiayaan, membangun infrastruktur transportasi dan logistik, serta memperluas akses pembiayaan bagi UMKM.

“Hari ini kita merayakan dimulainya Compact II dengan MCC, hibah lima tahun senilai US$649 juta, yang telah ditandatangani pada 13 April 2023 oleh Menteri Keuangan Indonesia, Ibu Sri Mulyani, dan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Ibu Janet Yellen,” kata Thomas.

Tantangan Negara Berkembang

Thomas menambahkan bahwa salah satu tantangan yang masih dihadapi negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah kesenjangan infrastruktur. Menurutnya, pembiayaan infrastruktur umumnya memiliki tingkat pengembalian yang rendah dan jangka waktu pengembalian yang panjang.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mendorong peningkatan pembiayaan dari sektor swasta, termasuk investor asing, salah satunya dengan membentuk skema dana abadi untuk menarik lebih banyak investasi swasta di sektor infrastruktur.

“Oleh karena itu, risiko proyek dapat diminimalkan, sementara pengembalian modal investor dapat diperpendek,” jelas Thomas.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah akan memanfaatkan pembiayaan inovatif untuk mendukung proyek infrastruktur dan program strategis lainnya. Beberapa di antaranya termasuk kemitraan publik-swasta, pembiayaan campuran, dana kekayaan negara (sovereign wealth fund), Special Mission Vehicles (SMV), serta instrumen keuangan berkelanjutan seperti sukuk hijau dan obligasi pembangunan berkelanjutan.

“Untuk menghadapi tantangan ini, Indonesia perlu bekerja sama di semua sektor, termasuk investasi pemerintah, peran aktif sektor swasta, partisipasi mitra internasional, serta dukungan dari masyarakat,” tambah Thomas.

Exit mobile version