Site icon Dunia Fintech

Perdagangan Mobil Bekas Tembus Rp201,5 Triliun, Ladang Cuan Bagi Fintech Pendanaan

industri mobil bekas

JAKARTA, duniafintech.com – Industri mobil bekas di Indonesia terus menunjukkan tren positif setiap tahunnya. Bahkan, perusahaan modal ventura, AC Ventures memperkirakan setiap tahun transaksi mobil bekas mencapai US$ 14 miliar atau setara Rp 201,5 triliun (kurs Rp 14.393 per US$).

Founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li mengatakan, apabila industri ini dikombinasikan dengan sentuhan teknologi digital, bisnis ini bisa memiliki prospek yang sangat baik. Lebih-lebih jika didorong oleh sektor pendanaan melalui financial technology (fintech).

“Seiring dengan penetrasi solusi digital yang semakin meluas di berbagai industri, aspek pembiayaan menjadi peluang yang sangat besar. Industri mobil bekas mencapai nilai transaksi tahunan sebesar US$14 miliar,” ujar Adrian melalui keterangannya, Jumat (25/2).

Dia menjelaskan, dari besarnya potensi industri mobil bekas ini sebagian besar digerakkan oleh para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) di Tanah Air. Sehingga, perkembangannya masih akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan.

Terlebih lagi, sambung Adrian, biasanya UKM mengalami kesulitan mendapatkan akses pembiayaan. Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan para investor untuk menanamkan modalnya di sektor otomotif.

“Dealer UKM menyumbang lebih dari 80% walaupun tanpa akses ke pembiayaan yang terjangkau. Ini dimanfaatkan oleh salah satu perusahaan fintech, yaitu Broom untuk memberdayakan dealer-dealer melalui produk keuangan dan pendukung lain untuk membantu meningkatkan skala bisnis mereka,” ujarnya.

Sementara itu, Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Broom Pandu Adi Laras melihat adanya potensi yang sangat besar di industri mobil bekas yang masih belum digarap pengusaha. 

Oleh karena itu dia melalui platform Broom ingin mendorong pertumbuhan sektor otomotif tersebut dari sisi infrastruktur digitalnya. Lewat Broom UKM otomotif dapat mengelola inventaris, memperoleh akses ke pembiayaan, hingga mengelola berbagai instrumen penjualan mereka. 

Dia bilang startup ini bertujuan untuk menjadi pusat bagi digitalisasi jaringan dealer di Indonesia. Broom menyediakan tiga solusi bagi dealer melalui platform mereka, mulai dari kesempatan untuk meningkatkan aspek operasional dealer, mengaktifkan penjualan online, hingga memperoleh akses ke pembiayaan. 

Pembiayaan produktif Broom menawarkan fasilitas pinjaman jangka pendek dengan tingkat bunga yang kompetitif. Hal ini dapat terjadi lantaran Broom memiliki kemitraan dengan lembaga keuangan yang menyediakan pembiayaan murah. 

Alhasil, para pengguna atau nasabah pun dapat mengakses fasilitas pinjaman dengan memanfaatkan persediaan yang ada sebagai jaminan dengan proses persetujuan yang cepat.

“Saat ini, Broom memiliki lebih dari 2.000 dealer mobil bekas di wilayah Jabodetabek. Kami optimistis dapat terus bertambah, mengingat startup ini memiliki kemitraan yang menjanjikan dengan lembaga keuangan besar, seperti BRI Finance, dan BRI Insurance,” ucapnya.

 

 

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version