DuniaFintech.com – Sebagian besar dari kita dibesarkan pada keluarga kelas menengah (atau bahkan berkekurangan), lalu bisa dipastikan kemudian hidup kita terbentuk oleh pikiran dan perilaku dari lingkungan sekitar untuk membuat kita mengubah persepsi keliru mengenai uang. Masih banyak sekali orang-orang yang berfikir bahwa rencana keuangan itu hanya untuk orang kaya, namun hal ini sungguh keliru. Siapa pun boleh merencanakan keuangannya, tidak peduli orang tersebut penghasilannya hanya sebesar UMR ataupun penghasilannya dua digit sebulan.
Dilansir dari laman Business Insider, akuntan publik dan perencana keuangan bersertifikat Thomas C Corley menghabiskan 5 tahun untuk mempelajari perilaku para miliader. Corley mewawancarai 233 orang yang memiliki pendapatan kotor tahunan setidaknya US$ 160 ribu atau setara dengan Rp 2,2 Miliar. Dengan wawancaranya, Corley bisa mengidentifikasi 5 persepsi keliru mengenai uang untuk membangun kekayaan. Apa saja itu? Simak disini
1. Hanya Hidup untuk Sekarang
Akan lebih mudah ketika bisa membeli kopi kekinian daripada repot membuatnya sendiri di rumah. Mungkin Anda juga akan merasa lebih keren jika bisa membeli smartphone paling canggih yang baru dirilis minggu ini. Sebenarnya Anda sedang memperlama masa kemiskinan. Jika saja bisa menahan diri dari godaan jajan kopi atau beli ponsel baru, uang yang dimiliki bisa digunakan untuk investasi atau masuk ke rekening dana darurat.
Dengan melakukan investasi atau menambah jumlah dana darurat, tidak akan mengalami kerugian. Sewaktu-waktu saat mengalami kecelakaan, masalah kesehatan, atau butuh dana mendadak, tidak harus stres mencari pinjaman. Anda sudah memiliki dana yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan mendadak.
Baca Juga:
- Manfaatkan Peluang, 5 Ide Bisnis Ini Tak Pakai Modal Besar
- Cara Jitu Alokasi Gaji agar Tepat pada Kebutuhan, Begini Hitungannya
- Hindari Perilaku Tidak Sehat yang Merusak Kondisi Keuangan
2. Mudah Tertipu Harga Murah
Untuk berhemat tidak berarti harus membeli semua barang yang harganya paling murah. Itu adalah sebuah persepsi keliru mengenai uang. Daripada hanya fokus pada harga, lebih baik mempertimbangkan soal kualitas dan nilainya secara keseluruhan. Akan lebih baik mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli benda yang awet satu hingga dua tahun, dibandingkan membeli barang murah yang akan rusak setelah satu atau dua kali pakai.
3. Hidup Mewah Melebihi Kemampuan
Berhenti mengatakan ke diri sendiri bahwa Anda layak mendapatkan barang mahal yang tidak mampu dibeli. Daripada terus-terusan mengandalkan kartu kredit untuk membeli barang-barang yang mahal yang tidak mampu dibeli secara kontan, lebih baik menabung. Tabunglah uang sedikit demi sedikit sampai uang cukup untuk membeli apa yang diinginkan.
4. Tidak Memperhitungkan Pajak
Memperhitungkan pajak ternyata sangat berpengaruh terhadap kesehatan finasial. Orang dengan mentalitas yang buruk akan cenderung mengabaikan jumlah pajak yang harus dibayarkan. Padahal perencanaan pajak sangatlah signifikan dalam perencanaan keuangan. Misalnya saja saat Anda akan berpindah tempat tinggal. Pikirkan dan perhitungkan soal perubahan pajak dan biaya yang akan dibutuhkan dalam perpindahan tersebut. Pertimbangkan apakah biayanya akan membengkak atau ada cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan.
5. Tidak Upgrade Diri Sendiri
Di luar faktor pengaturan keuangan, ada hal lain yang membuat Anda sulit berkembang secara finansial yakni tidak mau menambahkan ‘nilai jual’ terhadap diri sendiri. Saat orang lain belajar banyak hal, menambah ilmu dan pengetahuan, Anda bertahan dengan apa yang Anda miliki. Padahal jika menambah nilai diri, tentu itu akan membuat orang lain mau membayar lebih untuk jasa dan kemampuan yang dimiliki. Dengan begitu, secara otomatis pemasukan juga akan naik.
Apakah masih memiliki persepsi keliru mengenai uang? Jika iya, mari kita ubah supaya lebih baik lagi. Ingatkan diri sendiri bahwa cara untuk bisa membiayai dirimu di masa depan adalah dengan merencanakan keuangan dari sekarang.
(DuniaFintech/VidiaHapsari)