COVID-19 membuat banyak perubahan pola di masyarakat seluruh dunia, termasuk mengubah pola sistem financial. Ada 3 tren yang dibutuhkan pengguna fintech saat pandemi.
Masa pandemi menjadi sulit bagi perekonomian. Tidak terkecuali di bidang finansial di seluruh dunia. Tetapi, ini bisa saja menjadi potensi. Apalagi di masa pandemi ini, perubahan pola juga menguntungkan bidang digital atau internet.
Baca Juga : Cari Tahu Apa Itu NFT dan Bagaimana Potensinya
Baca Juga : Mengapa Big Data Penting dan Apa Manfaat Pemrosesannya?
Apa saja 3 tren yang dibutuhkan oleh masyarakat tentang fintech. Apakah para stake holders bisa memanfaatkan hal tersebut sebagai potensi? Mari kita pelajari bersama.
Tanpa Menyentuh Membuat Fintech Bisa Tumbuh di Masa Pandemi
Pertama, pandemi membuat orang enggan bersentuhan. Karena virus COVID-19 bisa menyebar begitu cepat. Dalam transaksi, bersentuhan juga menjadi berkurang.
Survei National Retail Federation (NRF) menemukan bahwa 19% orang melakukan pembayaran nirsentuh pertama mereka di bulan Mei, dengan 57% memperkirakan mereka akan terus menggunakan pembayaran nirsentuh setelah pandemi.
Peningkatan adopsi ini, didorong oleh kebutuhan akan solusi pembayaran nirsentuh, akan berlanjut pada tahun 2021 karena semakin banyak konsumen yang terpapar pada kenyamanan yang mereka nikmati saat menggunakan solusi ini.
Fintech bisa hadir di area ini karena mengadopsi teknologi digital yang tanpa menyentuh untuk bertransaksi.
Musim Pandemi Membuat Orang Tanpa Rekening Bank Semakin Tahu Tentang Fintech
Kedua, Tren lain yang mendorong pertumbuhan fintech adalah masuknya mereka yang tidak memiliki rekening bank. Mereka adalah yang saat ini memiliki akses terbatas atau tidak memiliki akses ke layanan keuangan.
Perekonomian yang melemah tentu membuat mereka juga harus bangkit. Maka, mereka masih tetap membutuhkan dana.
Database Global Findex Grup Bank Dunia mengatakan sekitar 1,7 miliar orang dewasa tidak memiliki rekening bank tradisional, baik dari lembaga keuangan atau penyedia uang seluler.
Pada tahun 2021, bank dan lembaga pemerintah dapat melihat ke komunitas fintech untuk membantu memasukkan lebih banyak orang dalam perekonomian Amerika dengan memberi mereka akses ke solusi layanan keuangan baru.
Fenomena ini juga akan banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Apakah para industri fintech dapat melakukannya dengan baik? Kita lihat saja.
Digital adalah Pelestarian Lingkungan
Terakhir, masalah pandemi tentu juga membuat permasalahan lingkungan berkurang. Ini juga bisa menjadi ranah dunia financial. Jelas sekali, penggunaan digital lebih ramah dari pada penggunaan instrumen keuangan konvensional.
Dalam studi Dentsu Aegis Network baru-baru ini, 92% pelanggan global menyatakan bahwa mereka berpikir bank mereka harus berkontribusi secara aktif dalam melestarikan lingkungan, dan 87% mengatakan mereka menginginkan kartu kredit dan debit yang terbuat dari bahan ramah lingkungan. Penting untuk mempertimbangkan tren ini saat merencanakan proyek yang berhadapan dengan pelanggan.
Tren ini memposisikan fintech secara unik untuk membantu mengatasi beberapa masalah paling mendesak di zaman kita dan harus meletakkan dasar yang kokoh untuk pertumbuhan yang berkelanjutan di tahun 2021 dan seterusnya.
Penulis : Kontributor
Editor : Gemal A.N. Panggabean