Dunia Fintech

Ini Alasan Pengembang Protes Tarif Komisi Layanan Apple App Store

DuniaFintech.com – Saat perseteruan publik antara layanan aplikasi Apple App Store dan pengembang game Fortnite, Epic Games memanas, beberapa orang mungkin bertanya-tanya mengapa polemik tersebut menjadi besar.

Setelah melihat keuntungan dari perusahaan berlokasi di Cupertino, Amerika Serikat, tak ayal para pengembang di App Store mengajukan tuntutan soal bagi komisi.

Saham Apple naik ke level tertinggi sepanjang masa pada hari Rabu setelah perusahaan membagikan informasi yang mengesankan tentang kinerja App Store di masa liburan tahun lalu. Pelanggan tidak hanya menghabiskan USD 1,42 miliar di App Store pada Malam Natal dan Malam Tahun Baru.

Pada hari Tahun Baru saja, sebanyak USD 386 juta transaksi telah berjalan di App Store, menjadikannya rekor terbesar di hari tersebut.

Apple juga mengungkapkan bahwa pengembang aplikasi telah memperoleh USD 155 miliar di App Store sejak didirikan pada tahun 2008, dengan 25% dari total jumlah tersebut berasal dari tahun 2019 saja.

Ini Alasan Pengembang Protes Tarif Komisi Layanan Apple App Store
sumber: Statista

Mengetahui bahwa Apple mengambil potongan 30% pada sebagian besar penjualan App Store di tahun 2019, membuat perusahaan diperkirakan memperoleh USD 10 hingga 15 miliar hanya dalam layanan pembelian aplikasi saja.

Baca juga:

Perseteruan Apple App Store dan Pengembang

Diketahui sebelumnya, penerbit dan pengembang game Fortnite, Epic Game diketahui hendak melayangkan gugatan hukum kepada dua jenis pengembang layanan aplikasi, yakni Apple dan Android. Hal ini terjadi setelah dihapusnya produk milik Epic Game dari sistem operasi milik keduanya.

Sikap anti-kompetitif serta kentalnya nuansa monopoli bisnis melalui aplikasi (in-game purchase) merupakan salah satu alasan mengapa Apple dan Android menjadi tergugat oleh Epic Game. Dugaan soal penghapusan layanan secara sepihak juga menjadi salah satu pelatuknya.

Sistem bagi hasil yang dilakukan App Store dan Google Play berisikan penerimaan keuntungan 30% bagi penyedia layanan. Sementara, para pengembang aplikasi berhak menerima 75% dari keseluruhan transaksi pengguna. Hal ini melatar-belakangi gugatan yang dilakukan Epic Game.

Apple mengklaim bahwa industri aplikasi telah menciptakan lebih dari 1,5 juta pekerjaan masing-masing di Amerika Serikat dan di seluruh Eropa sejak 2008. Hal ini menjadi sebuah fenomena dan zaman keemasan dari abad ke-21 yang didorong melalui teknologi.

DuniaFintech/Fauzan

Exit mobile version