Site icon Dunia Fintech

Inilah Dampak Solana Pecahkan Rekor 100 Ribu TPS

Solana

Jaringan Solana baru saja mencetak prestasi teknis yang signifikan ketika hasil dari uji ketahanan menampilkan kemampuannya dalam memproses lebih dari 100.000 transaksi per detik di mainnet. Hal ini tentunya menarik perhatian investor.

Kekuatan ini tentunya berdampak pada harga 1 Solana yang diprediksi akan terus meningkat. Pada Minggu (17/8) explorer blok Solana menunjukkan angka tertinggi mencapai 107.540 TPS. Ini mengukuhkan posisi Solana yang telah jauh melampaui blockchain generasi awal seperti Bitcoin.

Membuat Solana hampir 170 kali lebih cepat dibanding Ethereum yang hanya mencatat 20 TPS. Kondisi ini tentu menjadi berita positif bagi para trader. Namun untuk kamu yang belum mampu mencerna informasi ini maka akademi crypto tentu akan menambah wawasan kamu dalam memahami berita positif ini.

Uji coba ini dikepalai oleh seorang validator yang menggunakan nama samaran Dr. Cavey PHD. Ia menjelaskan bahwa blok yang diuji tidak memuat transaksi biasa, seperti pertukaran token atau peluncuran koin meme.

Tetapi terdiri dari kombinasi suara validator, beberapa transaksi standar, serta mayoritas instruksi tanpa operasi (noop). Instruksi noop hampir tidak memerlukan komputasi, tetapi tetap dihitung sebagai transaksi, sehingga mampu mendorong throughput menjadi lebih tinggi.

Terdapat beberapa aplikasi crypto yang telah teregulasi di Indonesia, salah satunya Pintu yang menyediakan fitur terlengkap, biaya trading rendah, serta variasi token yang banyak lebih dari 320+ token sehingga cocok untuk investor pemula maupun trader aktif dan professional.

Menghitung Batas Kemampuan Transaksi Solana

Fitur noop memudahkan pengembang untuk mengisi blok dengan instruksi-instruksi ringan untuk menguji seberapa jauh throughput dapat ditingkatkan tanpa menambah beban aplikasi kompleks. 

Metode ini memberikan gambaran tentang kapasitas maksimum secara teoritis, meskipun tidak mencerminkan aktivitas sebenarnya, seperti pembayaran, interaksi DeFi, atau pembaruan oracle.

Mumtaz menjelaskan bahwa meskipun data dari uji coba banyak didominasi oleh instruksi noop, hasil tersebut menunjukkan bahwa Solana berpotensi mendukung antara 80.000 hingga 100.000 TPS untuk skenario nyata seperti transfer atau interaksi aplikasi.

Ia menyatakan bahwa hasil uji ini membuka potensi besar, di mana lebih banyak aktivitas keuangan, pembaruan oracle, hingga kegiatan market-making dapat dilakukan dengan biaya yang lebih rendah.

Sementara itu, Co-Founder Multicoin Capital menambahkan bahwa peningkatan throughput seperti ini membuka jalan bagi desain baru untuk aplikasi yang membutuhkan banyak transaksi dan membuktikan bahwa Solana siap mendukung aplikasi berskala internet.

Namun, data throughput harian Solana menunjukkan angka yang jauh lebih rendah. Sesuai informasi dari Solscan, saat ini, Solana hanya mencatat sekitar 3.700 TPS, di mana dua pertiganya berasal dari transaksi suara validator.

Suara diajukan berulang kali di setiap slot untuk menjaga konsensus, sehingga membuat angka throughput terlihat lebih tinggi dari aktivitas pengguna yang sebenarnya. Perbedaan ini menggambarkan jurang yang signifikan antara performa teoritis selama uji ketahanan dan performa nyata yang dapat dipertahankan secara stabil. 

Peta Jalan dan Pembaruan Alpenglow Solana

Prestasi ini beriringan dengan peta jalan teknis yang diperkenalkan pada Juli 2025 oleh para pemimpin ekosistem Solana, termasuk Co-Founder Solana Anatoly Yakovenko, CEO Jito Labs Lucas Bruder, dan Samani. 

Dokumen ini menekankan cita-cita Solana untuk menjadi infrastruktur pasar finansial global, dengan pembaruan rutin dalam beberapa tahun mendatang. Di samping itu, komunitas Solana saat ini sedang melakukan pemungutan suara untuk proposal Alpenglow (SIMD-0326). 

Proposal ini mengusulkan untuk mengganti protokol TowerBFT dengan sistem konsensus yang lebih kuat, serta menambahkan Rotor, varian penyebaran blok yang berfungsi untuk mengurangi latensi dan mempercepat finalisasi hingga 100 hingga 150 milidetik.

Validator diharuskan untuk membayar Biaya Masuk Validator (VAT) yang ditetapkan sebesar 1,6 SOL setiap epoch, dan biaya ini akan dibakar untuk menjaga stabilitas ekonomi jaringan. Dengan cara ini, mekanisme tersebut memastikan bahwa penghargaan diberikan kepada pemimpin putaran melalui sertifikat finalisasi tanpa meningkatkan jumlah pasokan token.

Solana Mencapai Rekor TVL, Namun Harga SOL Turun

Sementara itu, jaringan blockchain Solana mencapai milestone penting di kuartal kedua tahun 2025 dengan total nilai terkunci (TVL) mencapai US$8,6 miliar, angka tertinggi sejak awal peluncurannya.

Pencapaian ini menunjukkan peningkatan sebesar 30,4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, menjadikan Solana sebagai jaringan DeFi terbesar kedua di tingkat global setelah Ethereum. Protokol DeFi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap TVL adalah Kamino dengan US$2,1 miliar, diikuti Raydium dengan US$1,8 miliar, dan Jupiter yang mencapai US$1,6 miliar.

Dalam laporan yang dikeluarkan oleh platform riset Messari, peningkatan ini mencerminkan kepercayaan yang semakin bertumbuh dari pengguna mengenai efisiensi dan kemampuan skalabilitas Solana dalam mengelola ekosistem keuangan terdesentralisasi.

Aktivitas Perdagangan Solana Menurun

Walaupun nilai TVL mengalami pertumbuhan, volume perdagangan harian rata-rata di bursa terdesentralisasi Solana justru menyusut signifikan sebesar 45,4 persen menjadi US$2,5 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya minat di pasar terhadap aset spekulatif seperti memecoin.

Di samping itu, pendapatan aplikasi (Chain GDP) di jaringan Solana juga mengalami penurunan 44,2 persen menjadi US$576,4 juta. Meski begitu, rasio Pendapatan Aplikasi justru meningkat tajam dari 126,5 persen menjadi 211,6 persen.

Kemajuan Adopsi Aset Nyata dan Inovasi Teknologi yang Cepat

Solana juga memperlihatkan kemajuan yang pesat dalam hal adopsi aset dunia nyata (RWA). Total nilai aset yang di tokenisasi di jaringan ini mencapai US$390,6 juta, meningkat lebih dari 124 persen dibandingkan tahun lalu. 

Produk-produk dominan meliputi USDY yang dikembangkan oleh Ondo Finance, OUSG, dan dana tokenisasi dari BlackRock BUIDL. Dari segi teknologi, Solana mencatat pencapaian penting pada hari Senin (18/8) dengan sebuah validator berhasil memproses 104.529 transaksi per detik (TPS) pada uji coba beban menggunakan transaksi no-op atau komputasi ringan.

Meskipun throughput yang nyata masih berkisar di 3.600 TPS, hasil uji coba ini mengkonfirmasi ambisi Solana untuk melampaui sistem pembayaran seperti Visa. Pendiri Solana, Anatoly Yakovenko, menyatakan bahwa jaringan ini diperkirakan mampu menangani sebanyak 100.000 transfer token per detik dalam 3 hingga 6 bulan mendatang.

Pergerakan Harga Solana

Dilansir dari Pintu Market, harga Solana hari ini adalah Rp 2.942.029, dengan volume perdagangan Solana (SOL) mencapai US$4.750.433.546, meningkat 7,30% dibandingkan satu hari yang lalu.

Sementara itu, Solana (SOL) mencatat harga tertinggi sepanjang masa di angka US$293,31 dan harga terendah sepanjang waktu di US$0,5008. Saat ini, harganya berada 37,65% di bawah harga puncak tersebut dan 36. 419,68% di atas harga terendahnya.

Untuk kapitalisasi pasar untuk Solana (SOL) adalah US$99.787.844.049. Kapitalisasi pasar ini dihitung dengan mengalikan harga token dengan total pasokan token SOL yang beredar, yaitu 540 juta token yang dapat diperdagangkan saat ini.

Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif. 

Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.



Exit mobile version