duniafintech.com – Masa depan fintech yang dikolaborasikan dengan blockchain semakin marak diperbincangkan. Di Indonesia khususnya, telah banyak inovasi blockchain yang kerap dimanfaatkan dalam mendukung ekosistem pada bidang teknologi finansial.
Demi memperluas wawasan masyarakat akan pentingnya pemanfaatan teknologi blockchain ini, Tarsus Indonesia mendukung hal tersebut dengan menyelenggarakan Cyber Security Indonesia 2018 dan Indonesia Fintech Show 2018 pada 05 sampai 07 Desember 2018 lalu.
Turut hadir pihak-pihak yang sangat berkompeten dalam inovasi blockchain tersebut, antara lain, Blockchain Zoo, IBM, Pundi X, OnlinePajak, Luno, Lyfe dan tidak ketinggalan Indodax sebagai marketplace yang hangat dibicarakan terkait asset digital di Indonesia.
Bagaimana perkembangan inovasi blockchain terkini?
Oscar Darmawan selaku CEO Indodax mengungkapkan bagaimana dunia perbankkan telah terjun ke dalam teknologi blockchain, seperti Citibank dengan Citicoinnya, Visa dan Mastercard yang juga memulai melakukan prototipe uji coba serta Rakuten salah satu e-commerce ternama pun mulai memanfaatkan teknologi tersebut serta masih banyak lagi.
Mengapa Indonesia kini sering membicarakan cryptocurrency atau asset digital?
“Kalau kita bicarakan mengenai asset digital, secara definisi asset digital itu adalah token daripada jaringan blockchain. Jadi apabila suatu perusahaan memanfaatkan blockchain, bisa kita anggap bahwa perusahaan tersebut menjalankan mesin”, jelas Oscar.
Lalu bagaimana peranan dari asset digital tersebut?
“Peranan daripada asset digital sebagai minyak dari mesin tersebut, jadi kalau kita bicara public blockchain, bagaimana sistem public blockchain berjalan, public blockchain itu memerlukan asset digital untuk menggerakan public blockchainnya”, tuturnya.
Bagaimana jika sistem public blockchain tanpa asset digital?
“Orang-orang yang menjalankan server dari market blockchain, mereka tidak memiliki insentif untuk perekapan data. Oleh karena itu, semua data asset digital ini tidak bisa dipisahkan dari daripada inovasi atau public blockchain”, tegasnya.
Berbagai asosiasi maupun komunitas fintech dan blockchain juga turut hadir dalam event tersebut, antara lain Asosiasi Blockchain Indonesia, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) serta Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI).
Lalu, muncullah pertanyaan, apa yang membedakan fintech konvensional dengan syariah?
Secara garis besar, fintech konvensional dan fintech syariah merupakan layanan finansial berbasis teknologi. Namun, untuk fintech syariah sendiri, semua akad dalam transaksi, permodalan serta hal terkait berbasis pada akad-akad Al-Qur’an dan sunnah.
Rangkaian acara yang sangat apik dikemas dalam perhelatan pameran revolusi fintech tersebut. Tidak hanya sampai disitu, Cuber Security dan Indonesia Fintech Show 2019 pun dikabarkan akan hadir pada 04-06 Desember 2019 mendatang.
Written by : Dinda Luvita