Dunia Fintech

5 Investasi dengan Hasil Bulanan yang Wajib Diketahui Investor

Investasi dengan hasil bulanan apa saja ya? Perlu diketahui, selain dari pekerjaan rutin, ada cara alternatif untuk meraih penghasilan tambahan, yakni melalui investasi. 

Salah satu pilihan yang bisa diambil adalah investasi dengan hasil bulanan, yang dapat memberikan pendapatan tambahan setiap bulannya. Tentu saja, langkah ini memerlukan keberanian dan perhitungan matang karena setiap bentuk investasi membawa risiko yang perlu dipertimbangkan. 

Tingkat risiko tersebut bervariasi, mulai dari rendah hingga tinggi, tergantung pada jenis investasi yang dipilih. Apakah Anda tertarik untuk mencoba investasi dengan hasil bulanan? 

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai konsep, jenis, dan langkah-langkahnya, simak penjelasan selengkapnya berikut ini, seperti dikutip dari Qoala.

Apa Itu Investasi dengan Hasil Bulanan?

Sebelum memperdalam pengetahuan mengenai investasi dengan hasil bulanan, disarankan untuk memahami konsep dasar investasi terlebih dahulu. Investasi merujuk pada tindakan menempatkan dana, baik berupa uang maupun aset berharga lainnya, pada suatu instrumen untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan memperoleh return atau imbal hasil, yang bisa berupa peningkatan nilai. Return ini menjadi sumber penghasilan investor baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dengan kata lain, investasi merupakan sarana untuk mencapai tujuan keuangan para investor.

Baca juga: Cara Beli Saham Luar Negeri: Jendela Investasi Global untuk Cuan Maksimal

Investasi dengan Hasil Bulanan

Investasi sering dijelaskan sebagai bentuk penanaman modal karena tujuannya adalah untuk meraih keuntungan di masa depan. Dana yang diinvestasikan oleh investor kemudian dikelola oleh pihak yang berkompeten, dan keuntungan dari pertumbuhan dana tersebut akan dibagikan kepada investor sebagai imbal hasil atas modal yang telah ditanamkan.

Return investasi bisa dihasilkan dalam berbagai jangka waktu, baik jangka panjang maupun pendek, serta bisa bersifat tahunan atau bulanan. Oleh karena itu, investasi dengan hasil bulanan merujuk pada penempatan dana pada instrumen investasi yang menghasilkan return atau keuntungan yang dapat diambil atau dicairkan setiap bulan. Ini berarti investor memiliki kesempatan untuk mengakses return atau keuntungan dari investasi tersebut secara berkala.

Melalui strategi investasi dengan hasil bulanan, investor dapat memperoleh penghasilan secara teratur dari portofolio investasinya. Bahkan, jika nilai investasi signifikan, potensi return juga dapat menjadi besar, terutama jika ditempatkan dalam instrumen yang tepat. Model investasi ini telah membantu sejumlah investor mencapai kebebasan finansial.

Jenis Investasi dengan Hasil Bulanan

Setelah memahami konsep investasi dengan hasil bulanan, penting untuk mengetahui jenis instrumen investasi yang menghasilkan return setiap bulan. Terdapat pula investasi yang memberikan return tahunan, namun dapat dibagi-bagikan menjadi 12 bulan sehingga investor dapat menikmati hasilnya secara berkala.

Berikut adalah beberapa jenis investasi dengan hasil bulanan yang perlu diketahui:

1. Deposito

Jenis investasi dengan hasil bulanan yang pertama adalah deposito, sebuah bentuk simpanan yang dikenal dengan pencairannya pada jangka waktu tertentu dan berdasarkan syarat dan ketentuan yang telah disepakati. Dana yang ditempatkan dalam deposito akan menghasilkan bunga sekitar 5-6% per tahun, bergantung pada kebijakan bank penyedia deposito. Suku bunga deposito cenderung lebih tinggi daripada suku bunga tabungan biasa, sehingga penghasilan yang diperoleh dari investasi ini lebih besar dibandingkan dengan menyimpan uang hanya di tabungan.

Penggunaan deposito sebagai instrumen investasi juga menawarkan keuntungan lain, di mana semakin besar jumlah dana yang ditempatkan, bank akan memberikan suku bunga yang lebih menguntungkan. Walaupun demikian, perlu dicatat bahwa deposito tidak dapat dicairkan kapan saja sesuai keinginan. Pencairan deposito hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan periode atau jangka waktu yang telah ditetapkan. Hingga batas waktu tersebut, penarikan dana tidak dapat dilakukan.

Umumnya, jangka waktu deposito berkisar antara 3 bulan hingga 12 bulan, meskipun beberapa bank menawarkan tenor hingga 24 bulan. Jika tertarik untuk meraih investasi dengan hasil bulanan melalui deposito, langkah awalnya adalah menempatkan dana ke dalam deposito dan menentukan jangka waktu tertentu. Untuk mendapatkan hasil bulanan, investor dapat membagi hasil bunga deposito sesuai dengan jangka waktu yang telah dipilih, sehingga manfaatnya dapat dinikmati setiap bulan.

2. Saham

Jenis investasi dengan hasil bulanan berikutnya adalah saham, yang merupakan bentuk tanda penyertaan modal atau efek yang diberikan oleh individu atau entitas bisnis kepada suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan modal yang ditanamkan, investor memperoleh hak atas pendapatan, aset, dan partisipasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan. Hak-hak ini diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki, di mana semakin besar persentase tersebut, semakin besar pula kepemilikan atau pengaruh terhadap perusahaan.

Investasi dalam saham memberikan dua jenis keuntungan, yaitu dividen dan capital gain. Dividen adalah hasil dari pembagian keuntungan perusahaan, disesuaikan dengan persentase kepemilikan saham. Pembagian dividen umumnya dilakukan 2 hingga 4 kali setahun. Sementara itu, capital gain adalah keuntungan yang berasal dari selisih antara harga jual dan harga beli saham. Keuntungan ini dapat dipantau dalam hitungan hari, jam, bahkan menit karena harga saham bersifat sangat fluktuatif dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Investasi saham dapat memberikan hasil bulanan melalui capital gain. Rata-rata return dari saham mencapai 12 hingga 15% per tahun, tergantung pada jenis saham yang dipilih. Untuk meraih hasil bulanan, disarankan menempatkan dana dalam instrumen saham dalam jangka panjang dan membaginya secara bulanan. Namun, perlu diingat bahwa saham memiliki risiko penurunan nilai, sehingga perlu memantau pergerakan saham secara teratur. Pemilihan saham dengan fundamental yang baik juga penting untuk menghindari risiko penurunan nilai saham yang signifikan.

3. Obligasi

Untuk meraih hasil bulanan dari investasi, kamu dapat memanfaatkan instrumen obligasi. Obligasi merupakan surat utang jangka menengah hingga panjang yang dapat dipindahtangankan. Instrumen ini berisi janji dari pihak penerbit untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu serta melunasi pokok hutang dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Meskipun mirip dengan saham, obligasi menawarkan keuntungan atau return yang lebih pasti.

Sebaiknya, kamu bisa memulai investasi pada instrumen obligasi pemerintah untuk mengurangi risiko. Pemerintah cenderung memiliki risiko gagal bayar yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan swasta. Keuntungan berupa return dari obligasi ini dapat dicairkan setiap bulan dan langsung ditransfer melalui rekening yang telah didaftarkan. Selain itu, obligasi dapat diperjualbelikan di pasar sekunder tanpa harus menunggu tanggal jatuh tempo.

Sebagai contoh, jika kamu membeli obligasi pemerintah atau ORI dengan kupon sebesar 6% per tahun, dan nilai investasi sebesar Rp100 juta, maka kamu akan memperoleh keuntungan sebesar Rp6 juta per tahun atau Rp500 ribu per bulan. Modal investasi sebesar Rp100 juta tetap utuh dan dapat diambil setelah tanggal jatuh tempo atau dijual di pasar sekunder.

4. Reksa Dana

Jenis investasi dengan hasil bulanan berikutnya adalah reksa dana. Reksa dana merupakan instrumen investasi di mana dana dari para investor dikumpulkan dan diinvestasikan ke berbagai instrumen pasar modal. Ada beberapa jenis reksa dana, termasuk reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan reksa dana indeks.

Return atau keuntungan dari investasi reksa dana juga bisa dinikmati setiap bulan, tergantung dari jenis reksa dana yang dipilih. Jika reksa dana sudah memberikan keuntungan dalam satu bulan, kamu bisa langsung mencairkan reksa dana tersebut dan mengambil return-nya. Namun, kamu juga dapat menentukan waktu tertentu untuk mendapatkan return yang diinginkan.

Meskipun demikian, reksa dana tetap memiliki risiko seperti instrumen investasi lainnya. Setiap jenis reksa dana memiliki tingkat risiko yang berbeda. Reksa dana pasar uang cenderung memiliki risiko yang paling rendah, sementara reksa dana saham memiliki risiko yang paling tinggi. Penting untuk diingat bahwa semakin besar risiko investasi, semakin besar juga potensi keuntungan, namun hal tersebut juga dapat meningkatkan potensi kerugian.

5. SBN

SBN atau Surat Berharga Negara juga termasuk jenis investasi dengan hasil bulanan. SBN merupakan surat berharga negara yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. Dalam konteks ini, pemerintah “meminjam” uang dari investor untuk memenuhi kebutuhan APBN. Melalui peminjaman ini, investor akan memperoleh keuntungan berupa kupon atau bunga dari dana yang diinvestasikan dalam instrumen SBN.

SBN memiliki beberapa jenis, seperti ORI, sukuk ritel, saving bonds ritel, sukuk tabungan, dan wakaf uang pada sukuk negara. Kupon dari setiap jenis SBN tersebut dapat dicairkan secara bulanan, dan modal pokoknya bisa diambil setelah jatuh tempo.

Baca juga: 8 Kelebihan dan Kekurangan Investasi Properti yang Wajib Dipahami!

Cara Investasi dengan Hasil Bulanan

Berikut adalah cara investasi dengan hasil bulanan melalui sukuk ritel (SR019), surat berharga milik pemerintah yang sedang dalam masa penawaran hingga 20 September 2023:

Contoh: Jika investasi sebesar Rp1 M, kamu akan mendapatkan kupon sebesar Rp 4.462.200 per bulan atau Rp53.546.400 per tahun. Kupon tersebut akan ditransfer langsung ke rekening yang telah didaftarkan setiap bulan hingga tanggal jatuh tempo.

Risiko Investasi dengan Hasil Bulanan

Tiada investasi yang bebas risiko. Setiap investasi memiliki risiko, dan penting bagi calon investor untuk memahaminya agar dapat membuat pilihan investasi yang tepat. Berikut adalah berbagai risiko yang perlu diketahui terkait investasi dengan hasil bulanan:

1. Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga menjadi salah satu risiko utama dalam investasi dengan hasil bulanan. Fluktuasi suku bunga dapat berdampak signifikan terhadap tingkat imbal hasil atau return investasi. Terutama pada aset berbunga seperti obligasi, kenaikan suku bunga dapat menyebabkan penurunan imbal hasil, sehingga potensi keuntungan dari investasi tersebut menjadi lebih rendah.

2. Risiko Pasar

Risiko pasar terjadi akibat fluktuasi nilai aset yang dipengaruhi oleh perubahan sentimen pasar keuangan. Penting untuk diingat bahwa nilai aset seperti saham atau obligasi dapat mengalami penurunan sebagai respons terhadap perubahan kondisi pasar. Risiko pasar sering kali muncul akibat resesi ekonomi, ketidakstabilan politik, perubahan pasar global, dan aktivitas spekulatif. Hal ini dapat menyebabkan investor mengalami kerugian modal (capital loss), sebuah risiko inherent yang tidak dapat dihindari dalam dunia investasi.

3. Risiko Inflasi

Risiko inflasi, atau risiko daya beli, mencerminkan potensi pengurangan daya beli arus kas investasi di masa depan karena efek erosi inflasi. Dengan meningkatnya harga konsumsi, investasi yang dimiliki saat ini mungkin tidak dapat mempertahankan nilai sejatinya di masa depan. Oleh karena itu, risiko ini dapat mengakibatkan nilai uang tunai yang dimiliki saat ini tidak setara dengan nilai yang akan dimilikinya di waktu yang akan datang, meskipun jumlahnya tetap sama.

4. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas timbul ketika sulit untuk mengonversi aset menjadi uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Hal ini terjadi ketika seorang pihak menghadapi kesulitan membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai, meskipun memiliki aset bernilai yang seharusnya dapat digunakan untuk melunasi. Kesulitan muncul karena sulitnya menjual aset tersebut kepada pihak lain yang bersedia membelinya. Dalam konteks ini, aset dianggap tidak likuid karena sulit untuk dicairkan.

5. Risiko Negara

Risiko negara merupakan risiko yang terkait dengan kondisi politik suatu negara. Perubahan aturan atau perundang-undangan terkait perekonomian dapat secara langsung mempengaruhi nilai investasi. Dalam situasi di mana terjadi perubahan signifikan dalam stabilitas politik suatu negara, nilai investasi dapat mengalami fluktuasi yang signifikan.

Penutup

Demikianlah ulasan terkait investasi dengan hasil bulanan yang penting untuk diketahui. Semoga informasi di atas bermanfaat.

Baca juga: Pengertian Metode Penilaian Investasi dan 7 Jenisnya yang Wajib Dipahami

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Exit mobile version