Site icon Dunia Fintech

Mengenal Investasi Jangka Pendek, Pengertian dan Jenisnya

investasi jangka pendek

Jika bicara mengenai investasi selalu identik dengan jangka waktu yang panjang. Namun sebenarnya investasi juga ada yang memiliki jangka pendek.

Investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang hanyalah dibedakan berdasarkan jangka waktu yang ditentukan saja. 

Investasi jangka panjang harus menunggu selama lebih dari satu tahun untuk bisa menikmati hasilnya, berbeda dengan investasi jangka pendek yang sebenarnya hanya kurang dari satu tahun saja kita sudah bisa untuk menikmati hasilnya.

Investasi ini juga memiliki nilai yang relatif kecil dan biasanya kenaikan nilainya konsisten, namun jumlahnya tidak terlalu besar. Dana cenderung akan diinvestasikan ke instrumen yang mudah dicairkan atau memiliki likuiditas tinggi.

Jadi, kapan pun kita bisa mencairkan dana investasi kita tanpa menunggu persyaratan apapun. Sehingga investasi jangka pendek memiliki risiko yang rendah dibandingkan investasi jangka panjang.

Lantas, apa saja sih yang termasuk ke dalam investasi jangka pendek itu sendiri?

Jenis Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek juga memiliki beberapa jenis seperti deposito, P2P dan SBN. Untuk lebih jelasnya bisa kita simak penjelasan di bawah ini.

1. Deposito

Deposito merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan perjanjian nasabah yang menyimpan dana dengan bank.

Simpanan deposito hanya dapat ditarik setelah tanggal jatuh tempo saja, jadi nasabah tidak bisa menarik sesuka hati seperti tabungan pada umumnya. Periode deposito memiliki banyak sekali variasi mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dua belas bulan hingga dua tahun. Sertifikat penyimpanan deposito juga bisa dipindah tangankan kepada orang lain. 

Adapun untuk jaminan dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) adalah maksimal 2 milyar rupiah. Jadi simpanan nasabah masih di bawah 2 milyar rupiah segala risiko akan dijamin oleh LPS terutama risiko dari kehilangan saldo tabungan.

2. Surat Utang Negara

Surat Utang Negara atau SUN adalah sebuah instrumen investasi yang sangat aman, karena jaminan dari negara yang pasti akan melunasinya. SUN merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah untuk tujuan negara dan terbuka untuk semua investor.

Untuk mendapatkan Surat Utang Negara kita bisa membelinya melalui pasar uang. Karena risikonya yang cukup kecil, modal yang diperlukan untuk membeli Surat Utang Negara ini juga relatif kecil. Dengan modal mulai 1 juta rupiah saja investor sudah bisa menyetorkan dananya.

Mekanisme pada Surat Utang Negara pun sangat simpel, pertama negara menerbitkan surat utang kemudian investor sebagai memberi dana menyetorkan dananya ke negara. Negara akan mengelola uang dari para investor untuk keperluan pembangunan dan negara.

Setelah jangka waktu yang ditentukan maka negara akan membayarkan utang mereka kembali kepada investor dalam bentuk bunga. Turunan dari produk pasar uang ini adalah sukuk dan obligasi.

3. Reksa Dana

Reksa dana sendiri merupakan instrumen investasi yang paling ramah bagi siapapun bahkan bagi pemula sekalipun.

Reksa Dana bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin berinvestasi namun terkendala oleh dana. Dengan modal mulai dari Rp10.000,- saja kita sudah bisa menginvestasikan uang kita di reksa dana.

Investasi jenis ini juga memiliki risiko yang sangat rendah dikarenakan mekanismenya yang simpel. Kita sebagi investor cukup menyetorkan dana ke manajer investasi yang kita percaya. Kemudian dana kita dikelola sedemikian rupa sehingga bisa memberikan timbal balik yang maksimal.

Kita bisa mencairkan uang kita kapan saja, inilah yang menjadikan reksa dana termasuk dalam investasi yang sangat ramah bagi pemula.

Pada dasarnya, investasi jangka pendek sangat cocok untuk kalian yang tidak terlalu berani mengambil risiko dalam berinvestasi. Meskipun imbal balik yang didapatkan tentunya juga tidak akan sebanyak jangka panjang yang relatif memiliki risiko tinggi.

Namun setidaknya saat berinvestasi jangka pendek, kita tidak perlu khawatir mengalami kerugian selama berinvestasi.

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Exit mobile version