Investasi reksa dana di tanah air terus mengalami perkembangan. Bahkan, dalam sepuluh tahun terakhir, perkembangan reksa dana diketahui cukup luar biasa. Hal itu dapat dilihat dari data Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Adapun NAB atau dana kelolaan reksa dana semakin besar. Sedikit banyak, perkembangan NAB ini menunjukkan perkembangan minat masyarakat terhadap investasi reksadana.
Namun, terlebih dahulu, penting untuk mengetahui pengertian dan cara kerja reksa dana berikut ini:
Pengertian reksa dana
Secara umum, reksa dana merupakan wadah yang digunakan masyarakat untuk berinvestasi di instrumen-instrumen pasar keuangan. Adapun aturan mengenai reksadana tercantum pada Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.
Investasi reksadana pun dipastikan aman karena reksadana ini sudah terdata di pemerintah dan bersifat resmi.
Cara kerja reksa dana
Adanya verifikasi investasi menjadi salah satu kelebihan dari reksa dana. Dalam hal ini, investasi akan dipecah ke beberapa instrumen sehingga investasi tersebut bukan hanya ditanamkan pada satu perusahaan, melainkan juga di beberapa perusahaan.
Dengan mekanisme reksa dana ini, saat nilai suatu saham di perusahaan A turun, tidak serta merta dana yang diinvestasikan di instrumen itu pun bakal turun. Investasi itu dipastikan akan tetap aman sebab masih memiliki investasi yang ditempatkan di instrumen atau perusahaan lainnya oleh manajer investasi.
Di samping memberikan return yang relatif besar, reksa dana pun merupakan instrumen investasi yang mudah diakses. Namun, investasi ini memiliki wilayah yang sangat luas sehingga informasi yang banyak tentang reksa dana sangat diperlukan.
Informasi itu terkait hal-hal yang dibutuhkan, alur atau perjalanan agar dapat bagus dan berkembang, dan kemungkinan dan kelebihan atau keuntungannya. Informasi mengenai jangka waktu reksa dana pun penting untuk diketahui. Karena itu, kantongi banyak informasi tentang reksa dana dan maksimalkan untuk keuntungan yang besar.
Inilah 4 hal yang perlu disiapkan sebelum investasi reksa dana:
-
Modal
Untuk investasi reksa dana, persyaratan dasarnya adalah modal. Investasi sendiri merupakan suatu usaha untuk meningkatkan nilai dari modal yang ditanam. Untuk diketahui, investasi reksa dana juga tidak harus membutuhkan modal ratusan juta atau miliaran Rupiah.
Pasalnya, di beberapa tempat, reksa dana dapat dibeli dengan modal minimal Rp100.000. Namun, tentu dengan modal yang besar maka potensi keuntungan yang diperoleh juga akan semakin besar. Meski begitu, modal kecil pun dapat digunakan untuk belajar sekaligus menyesuaikan diri dengan aktivitas investasi reksa dana.
-
Tujuan
Tujuan investasi menjadi hal yang penting dijawab oleh calon investor sebelum masuk ke dunia investasi. Adapun investasi sendiri pada dasarnya merupakan kendaraan untuk mencapai tujuan.
Akan halnya investasi reksa dana, jika mengetahui tujuan dari investasinya maka akan dapat ditentukan jenis reksa dana yang dipilih. Contoh, tujuan investasi itu untuk mengumpulkan uang dalam rangka liburan pada satu tahun mendatang sehingga jenis reksa dana yang cocok, yakni reksa dana pasar uang.
Sementara itu, jika tujuannya untuk jangka menengah atau 3-5 tahun, jenis reksa dana yang relatif cocok, yakni reksa dana campuran dan seterusnya.
-
Aplikasi
Biasanya, investasi reksa dana dilakukan dengan cara mendatangi agen penjual reksa dana di gerai perusahaan aset manajemen atau kantor cabang bank. Kemudian, calon investor bertemu dengan staf khusus untuk melakukan transaksi. Namun, hal itu terjadi pada 7-10 tahun lalu.
Saat ini, dengan kian majunya teknologi, investasi reksa dana bisa dilakukan tanpa harus keluar rumah. Sejumlah platform berupa aplikasi yang memungkinkan investor untuk melakukan transaksi reksa dana melalui smartphone saat ini sudah banyak tersedia.
Adapun aplikasi tersebut juga akan memudahkan seseorang untuk mendaftar Single Investor Identification (SID) dan memilih reksa dana yang akan dibeli
-
Profil Risiko
Mengenali profil risiko masing-masing juga penting dilakukan sebelum terjun ke dalam investasi reksa dana. Penting diketahui, reksa dana merupakan produk pasar modal yang memiliki aneka risiko. Di sisi lain, risiko dan keuntungan merupakan dua sisi dari satu koin yang sama. Artinya, di samping menawarkan potensi keuntungan, reksadana pun memiliki risiko yang tidak dapat dielakkan.
Tingkat risiko reksa dana juga berbeda-beda, sesuai jenisnya. Misalnya, di reksadana pasar uang, risikonya yang lebih rendah ketimbang reksadana saham. Adapun di reksa dana saham, pergerakan harga unit (NAB per Unit Penyertaan) juga dipengaruhi oleh dinamika pasar saham, mengingat isi reksa dana ini adalah saham. Harga itu bukan hanya dapat naik dan memberikan potensi keuntungan, melainkan juga dapat turun yang menyebabkan potensi kerugian.
Sebagai informasi, di sejumlah aplikasi marketplace reksa dana, biasanya seorang calon investor terlebih dahulu harus menjawab sejumlah pertanyaan. Nantinya, jawaban atas pertanyaan tersebut akan mengindikasikan profil risiko tertentu, mulai dari konservatif, moderat, sampai agresif.
Tentu saja penentuan profil risiko itu penting dalam rangka menentukan jenis reksa dana yang dipilih. Contoh, calon investor reksa dana konservatif akan cenderung lebih cocok dengan reksa dana pasar uang daripada reksa dana saham, demikian seterusnya.
Penulis : Kontributor
Editor : Gemal A.N. Panggabean