duniafintech.com – Kegiatan Jakarta Fintech Talks digelar di Kemala Ballroom Universitas Esa Unggul, Jakarta pada Rabu (20/11). Kegiatan ini menjadi referensi sekaligus sosialisasi soal pemanfaatan teknologi keuangan kepada akademisi, khususnya mahasiswa.
Jakarta Fintech Talks diisi oleh beberapa pihak yang terlibat dalam segmen teknologi keuangan, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosisasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) serta beberapa penyelenggara fintech lainnya.
Pada sesi pertama, Tongam L Tobing selaku Satgas Waspada Investasi OJK memperkenalkan layanan fintech peer to peer lending yang telah terdaftar di pihaknya. Ia pun juga memberi tau terkait regulasi yang diberikan serta pengetahuan dalam mengidentifikasi pengembang pinjaman online yang ilegal dan legal.
Dari pihak AFPI, hadir selaku Senior Operational, Rini Juwita. Dalam sesinya, ia memberi tahu terkait data dan peran pihaknya dalam membangun ekosistem teknologi keuangan di bagian pendanaan.
Baca juga:
- Panelis Hukum Inggris Setujui Aset Digital Sebagai Properti
- Tokocrypto Gelar Inblocks Conference Bersamaan dengan IBW 2019
- Lewat Payment Gateway, EBANX Buka Keran Pasar di Amerika Latin
Kata Anak Kampus soal Jakarta Fintech Talks
Tim Dunia Fintech juga berkesempatan untuk mewawancarai beberapa pengunjung Jakarta Fintech Talks. Ia adalah Evan, mahasiswa Universitas Esa Unggul yang mengambil program Teknik Informatika.
Evan memang sudah tertarik dengan investasi konvensional. Pada penuturannya, ia mengaku mendapatkan informasi lebih dari kegiatan ini.
“Sebelumnya saya sudah memahami urusan saham dan reksa dana. Pengetahuan saya bertambah banyak setelah mengikuti kegiatan ini,”
Selain itu, tim Dunia Fintech juga menghampiri beberapa peserta pameran yang juga merupakan penyelenggara fintech dari berbagai klaster, salah satunya invetasi reksa dana. Samuel Thompson selaku perwakilan Invisee menyebut ada alasan khusus untuk memperkenalkan layanannya di kampus. Baginya, pendidikan investasi perlu dilakukan dari usia muda.
“Ini salah satu alternatif program pengenalan inklusi keuangan yang direkomendasikan oleh OJK. Nantinya mahasiswa bisa melek secara dini soal investasi,”
-Fauzan-