Site icon Dunia Fintech

JEPANG MENJADI PASAR BITCOIN TERBESAR SETELAH KEPUTUSAN CINA

JEPANG MENJADI PASAR BITCOIN TERBESAR SETELAH KEPUTUSAN CINA

duniafintech.com – Keputusan baru Cina atas Bitcoin, tidak menyurutkan eksistensi mata uang virtual ini di negara lain. Seperti dilansir dari cointelegraph.com, Jepang kini menjadi pasar pertukaran Bitcoin terbesar dengan pangsa pasar 50,75 persen dari pasar pertukaran Bitcoin global. Wakil Ketua BitFury, George Kikvadze, melakukan analisis. Ia mengaitkan lonjakan volume perdagangan pasar pertukaran Bitcoin di Jepang karena isu regulasi baru Cina terhadap Bitcoin.

Menurut berbagai penyedia data pasar Bitcoin yang terpercaya seperti CryptoCompare, Cina sekarang hanya menyumbang sekitar 6,4 persen dari perdagangan Bitcoin global.

Sebuah akun twitter Joseph Young @iamjosephyoung, menuliskan bahwa CryptoCompare menunjukkan bahwa Jepang menyumbang lebih dari 50% dari semua perdagangan #bitcoin. Pedagang Cina sudah pindah ke Jepang. Cina kurang dari 7%.

Sebelum larangan pertukaran Bitcoin nasional oleh Cina diterapkan, pasar pertukaran mata uang digital di AS secara konsisten memastikan posisinya sebagai pasar terbesar di dunia. Namun, para pedagang beralih ke pasar pertukaran Bitcoin di Jepang. Migrasi mendadak pedagang mata uang virtual ini menyebabkan lonjakan jangka pendek dalam volume perdagangan Jepang, yang memungkinkan pasar menyalip AS lebih dari 20 persen pangsa pasar pertukaran Bitcoin global.

Berlawanan dengan banyak laporan yang tidak positif, pengembang terkemuka, analis, periset dan ahli dalam sektor kripto dan Blockchain termasuk pencipta Litecoin, Charlie Lee dan investor miliarder Tim Draper mengungkapkan optimisme mereka terhadap penghentian pasar pertukaran Bitcoin Cina. Lee menekankan bahwa pemerintah Cina tidak dapat lagi memanipulasi pasar, seperti yang telah dilakukan sejak 2013.

Lee mengatakan bahwa:

“Ini bagus. Cina tidak bisa lagi bermain dengan pasar dengan melarang Bitcoin. Cryptocurrency tidak bisa dibunuh oleh negara manapun. Salah satu solusi untuk pertukaran terpusat adalah desentralisasi.”

Seperti yang ditekankan oleh Lee, keluarnya pasar pertukaran Bitcoin di Cina seharusnya benar-benar mempengaruhi sekitar 10 sampai 15 persen pedagang di pasar pertukaran Bitcoin global. Namun, para spekulan dan pedagang yang tidak sabar memulai aksi jual besar saat pemerintah Cina mengeluarkan regulasi barunya, yang menyebabkan koreksi besar pada harga Bitcoin.

Selama beberapa minggu ke depan, pasar pertukaran Bitcoin global akan stabil, karena pedagang berpindah dari pasar Cina ke Korea Selatan dan Jepang, dua pasar yang telah mengembangkan peraturan, standar industri, dan kebijakan yang lebih efisien secara signifikan untuk pertukaran dan pengguna cryptocurrency.

Lee dan Draper mencatat, penutupan pasar pertukaran Bitcoin Cina dapat menyebabkan stabilisasi pasar pertukaran Bitcoin global, yang mungkin bermanfaat bagi Bitcoin dalam jangka panjang.

Di Indonesia sendiri, perdagangan Bitcoin di Bitcoin Indonesia (bitcoin.co.id) terbilang stabil saat ini. Meskipun sempat mengalami penurunan harga beberapa hari lalu dengan harga sekitar Rp 39 juta/BTC, tapi dengan cepat harga kembali naik menjadi Rp 49 juta/BTC saat artikel ini dibuat.

Sintha Rosse

Exit mobile version