JAKARTA – Bukan berita menggembirakan yang menyambut, melainkan bunga utang yang harus dibayarkan, pada awal Kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Sebagai presiden yang meneruskan pemerintahan sebelumnya, Prabowo pada tahun 2025 diharuskan membayar bunga utang warisan Jokowi sebesar Rp552,9.
Itu baru bunga utang, belum pokok utang.
Bunga utang itu merujuk pada Buku II Nota Keuangan dan RAPBN 2025, seperti yang ramai diberitakan pada Senin (19/8/2024).
Prabowo diharuskan membayar bunga utang senilai Rp552 triliun.
Bunga utang tersebut mengalami kenaikan sebanyak 10,8 persen dari outlook tahun.
Nilainya mencapai Rp499 triliun.
Jika mengacu pada tren utang sejak tahun 2020, pembayaran bunga utang Indonesia terus mengalami peningkatan.
Di awal periode kedua kepemimpinan Jokowi, bunga utang Indonesia sudah mencapai Rp314,1 triliun.
Rincian besaran pembayaran bunga utang tahun anggaran 2025 secara garis besar meliputi:
Pertama, akumulasi dari utang-utang sebelumnya.
Pertimbangannya yakni rencana pembiayaan utang 2024 dan 2025, yang mengacu pada rencana program pengelolaan portofolio utang (liabilities management).
Kedua, besaran perhitungan pembayaran bunga utang berdasarkan pada beberapa asumsi.
Diantaranya, mengacu pada nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Khususnya pada:
- Dolar Amerika Serikat ((US$).
- Yen Jepang (JPY), dan
- Euro (EUR).
Bunga Utang Lebih Besar dari Anggaran Kesehatan
Merujuk pada Rencana Belanja dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 senilai Rp3.613,1 triliun.
Pokok bunga utang dari total anggaran yang masuk dalam belanja negara sebesar 15,3%.
Nilai untuk dibayarkan pada bunga utang lebih besar dibandingkan dengan porsi anggaran kesehatan tahun 2025.
Anggaran kesehatan hanya sebesar Rp197,8 triliun.
Sementara bunga utang mencapai Rp552,triliun.
Belum Termasuk Utang Jatuh Tempo
Hal yang paling mencengangkan yakni, pembayaran bunga utang tersebut belum termasuk utang jatuh tempo yang wajib dibayar oleh pemerintah Indonesia.
Catatan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) utang jatuh Indonesia tahun depan mencapai Rp800,33 triliun.
Rinciannya adalah, berupa jatuh tempo Surat Berharga Negara (SBN) SBN sebesar Rp705,5 triliun dan jatuh tempo pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Naasnya, semua utang tersebut harus disiapkan Prabowo dari Kas Negara sekitar Rp1.353,23 triliun.
Bunga Utang Lebih Besar dari Belanja Pegawai
Menanggapi hal itu, Researcher Center of Industry, Trade, and Investment INDEF Ariyo DP Irhamna turut memberikan kritikan keras.
Ariyo menilai, pembayaran bunga utang justru lebih besar dari belanja pegawai.
Seharusnya kata Ariyo, Jokowi waspada dan segera mengambil langkah tepat sebelum mengakhiri masa jabatannya.
“Pembayaran bunga utangnya sudah lebih besar dibandingkan belanja pegawai,” paparnya.
Faktor ini menyebabkan semakin terbatasnya ruang fiskal tahun 2025.
Jokowi meninggalkan warisan buruk bagi kepemimpinan presiden baru.
Bunga Utang Tertinggi di Asean
Researcher Center of Macroeconomics and Finance INDEF Riza Annisa Pujarama sudah mewanti-wanti Jokowi.
Menurutnya, apabila pembiayaan utang semakin tinggi, maka bunga utang yang harus dibayar pemerintah terus membengkak.
Bahkan RAPBN kata Riza disusun berdasarkan ‘ketergantungan utang.’
Defisitnya semakin lebar.
Padahal tahun 2025 target defisit itu berada di angka 2,53 persen atau Rp616,2 triliun.
Riza mengungkapkan, biaya utang Indonesia tertinggi di Asean.
“Ini yang memberatkan Prabowo,” pungkasnya.
Prabowo Berencana Tambah Utang
Di awal masa kepemimpinan, Prabowo dikabarkan berencana menarik utang baru.
Angkanya tak tanggung-tanggung senilai Rp 775,9 triliun di 2025.
Rencana tersebut sudah termaktub dalam Buku II Nota Keuangan Beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.