Site icon Dunia Fintech

Kamu Bisa Jadi Lender di Pinjaman Online, Ini Tipsnya

P2P Lending

Ilustrasi

Platform peer to peer lending atau pinjaman online adalah suatu sistem yang menjembatani pemberi modal atau lender dengan peminjam atau borrower secara online. Nah, para borrower yang mengajukan pembiayaan melalui p2p lending atau pinjaman online akan dibebani bunga setiap bulannya atau pembayaran.

Setiap orang pasti menginginkan kehidupannya mencapai tingkat financial freedom atau merdeka secara finansial. Nah, salah satu caranya saat ini, bisa dengan berinvestasi sedini mungkin. Di Indonesia, ada instrumen investasi terbaru yang dapat membuat kamu meraih hal tersebut, yaitu investasi di P2P lending.

Baca Juga : Cek di sini Jika Ingin Pintar Atar Duit

Baca Juga : 7 Cara Top Menghasilkan Uang Melalui Internet, Simak Artikel Ini

Artinya, selain membayar pokok pinjaman, borrower juga membayar bunga yang terhitung secara jelas sebelum kesepakatan sesuai tenor yang dipilihnya. Tagihan yang dibayar oleh borrower itu akan memberikan penghasilan tambahan kepada lender atau investor yang menanamkan uangnya di sana.

Nah, sebelum berinvestasi di p2p lending, atau menjadi lender di pinjaman online, ada beberapa tips yang dapat kamu gunakan agar tidak salah dalam menjalankannya.

Tips Menjadi Lender di Pinjaman Online (P2P Lending)

1. Pilih pinjaman Sesuai Kebutuhan

Tips pertama adalah kamu selaku lender harus bisa memilih platform p2p lending yang sesuai dengan kebutuhan. Sebab, hal itulah yang akan menjadi pedoman seberapa besar investasi yang akan kamu keluarkan nantinya. Selain itu, dengan memahami kebutuhan kamu dalam berinvestasi, kamu juga tidak akan kaget jika suatu waktu mengalami risiko-risiko yang dapat terjadi dalam investasi.

Apa saja yang harus kamu perhatikan saat memilih p2p lending yang tepat? Di antaranya adalah tenor yang sesuai dengan perencanaan yang kamu buat, dan jumlah minimal dan maksimal dana yang dapat diinvestasikan. Dengan memilih platform yang tepat, maka kamu tidak akan kesulitan mengalokasikan penghasilan untuk investasi jangka panjang tersebut.

2. Pilih Pinjaman Online yang Resmi

Tips kedua dan menjadi faktor yang sangat penting adalah platform yang kamu pilih merupakan fintech p2p lending yang beroperasi secara resmi dan telah mendapat pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagai informasi, di Indonesia, ada cukup banyak platform fintech ilegal membandel yang terus beroperasi meski telah diberantas berkali-kali.

Nah, jangan sampai kamu salah dalam menentukan platform hanya karena diiming-imingi return atau imbal hasil yang tinggi. Kamu dapat mencari platform p2p lending yang terdaftar dan memiliki izin usaha di website OJK atau di artikel DuniaFintech terdahulu.

3. Jeli Melihat Fintech dengen Melahat Arus Penyaluran

Selain kedua hal di atas, lender juga harus jeli melihat calon fintech p2p lending yang ingin dia gunakan. Salah satu caranya dengan memeriksa jumlah pendanaan yang telah tersalur. Biasanya, perusahaan p2p lending akan memampangkan jumlah pembiayaan yang telah disalurkan di halaman depan website atau aplikasi resminya.

Semakin besar pendanaan yang telah disalurkan suatu platform p2p lending, maka semakin baik pula kualitas platform tersebut dalam menjadi media penyalur dana.

4. Lihat Nilai TKB90

Dalam p2p lending, risiko gagal bayar biasanya akan ditanggung sendiri oleh para lender. Kamu selaku investor juga harus melakukan riset apakah platform tempat kamu ingin menyalurkan dana memiliki TKB90 yang baik.

Sebagai informasi, TKB90 adalah tingkat keberhasilan p2p lending dalam menyelesaikan kewajiban transaksi pinjam meminjam dalam jangka waktu paling lama 90 hari sejak jatuh tempo. Semakin tinggi nilai TKB90 yang dimiliki fintech p2p lending, maka semakin baik pula kinerja mereka dalam menyelesaikan permasalahan.

5. Tentukan Imbal Hasil

Ketika berinvestasi di p2p lending, kamu harus mempertimbangkan berapa besar return atau imbal hasil yang ditawarkan oleh platform. Hal ini harus kamu hitung hingga selesai supaya kamu dapat memperkirakan pendapatan yang kamu peroleh setiap bulannya.

Sebab tingkat bunga pada P2P Lending ini merupakan tingkat bunga efektif, yaitu investasi yang kamu masukkan akan kembali diputar untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, kamu juga mesti memperhatikan biaya administrasi yang diberikan platform kepada lender.

6. Pilih Fintech yang Punya Asuransi Kredit

Tips terakhir adalah memilih platform p2p lending yang juga punya fasilitas asuransi kredit. Hal ini akan memproteksi lender dari risiko gagal bayar yang bisa saja terjadi. Nah, platform p2p lending yang mapan biasanya telah menjalin kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk mengcover masalah ini.

Saat suatu pinjaman telah diasuransikan, apabila borrower atau peminjam mengalami gagal bayar alias tidak bisa mengembalikan uang yang telah diperolehnya, maka modal awal milik lender akan dikembalikan. Modal awal pendanaan ini akan dikembalikan dengan jumlah yang cukup variatif, yaitu mulai dari 70 persen hingga 100 persen.

Penulis : Kontributor

Editor : Gemal A.N. Panggabean

Exit mobile version