Bertahun-tahun menjadi karyawan, apakah bisa banting setir menjadi seorang pengusaha?
Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari setahun ini mengubah kebiasan hidup masyarakat, salah satunya banyak melakukan aktivitas di rumah. Kondisi ini juga bisa jadi salah satu pendorong motivasi untuk memulai usaha.
Jika kamu yang karyawan ingin menjadi peusaha, duniafintech.com dan Lifepal.co.id memberikan langkah-langkah yang bisa Kamu lakukan.
Tetapkan pengeluaran bulanan
Lakukan perhitungan atas pengeluaran bulanan Kamu dengan seksama. Pemasukan Kamu sebagai pengusaha bisa saja melebihi pemasukan bulanan saat Kamu menjadi karyawan namun ketahui pulalah bahwa pemasukan itu bersifat tidak tetap.
Akan ada masa di mana pemasukan Kamu menjadi lebih kecil begitu pun sebaliknya. Bahkan ada pula masa-masa di mana Kamu tidak mendapatkan pemasukan sama sekali lantaran risiko usaha.
Oleh karena itu, usahakan agar pengeluaran bulanan untuk kebutuhan sehari-hari Kamu bersifat tetap. Sehingga Kamu bisa menghitung berapa dana darurat dan uang pertanggungan asuransi yang dibutuhkan.
Siapkan dana darurat
Sebelum memulai usaha, hal yang wajib Kamu miliki adalah dana darurat yang memadai. Ketahui bahwa penghasilan Kamu sebagai pengusaha tidaklah tetap.
Risiko berkurang atau hilangnya penghasilan karena usaha berpotensi terjadi kapan saja..
Tidak ada salahnya menyimpan dana darurat setara lebih dari 6 kali pengeluaran bulanan atau 12 kali pengeluaran bulanan.
Baca Juga : Pinjam Uang di Kredito dari Mahasiswa, Karyawan Hingga Pengusaha
Baca Juga : Pengusaha Online Juga Bisa Ajukan Pinjam Duit Tanpa Agunan Lho
Dana darurat ini berfungsi sebagai dana untuk memitigasi risiko di saat Kamu tidak bisa mencetak penghasilan bersih dari usaha.
Sekadar diketahui, keuangan bisnis merupakan hal yang berbeda dengan keuangan pribadi. Saat Kamu memutuskan berbisnis, langsung pisahkan keuangan untuk bisnis dan keuangan pribadi. Sebaiknya harus disiplin dalam pembukuan sejak awal.
Miliki proteksi
Bila saat ini Kamu mendapat fasilitas asuransi kesehatan dari kantor untuk diri sendiri, maupun untuk anggota keluarga, maka fasilitas itu tidak akan Kamu dapatkan lagi secara gratis jika Kamu banting setir jadi pengusaha.
Selain memiliki dana darurat, miliki pula asuransi untuk menghindari hilangnya atau terkurasnya tabungan Kamu karena sejumlah risiko atau musibah yang muncul menimpamu.
Bila Kamu sama sekali belum memiliki asuransi dan memiliki bujet terbatas untuk membayar jaminan kesehatan, pertimbangkanlah untuk membeli asuransi rawat inap terlebih dahulu. Sementara itu, bila Kamu harus menjalani proses rawat jalan, manfaatkan BPJS Kesehatan.
Selain itu, jika Kamu adalah pencari nafkah, Kamu wajib melindungi keluarga Anda, dengan memiliki asuransi jiwa.
Ketahui pula bahwa semakin tua usia Kamu ketika membeli asuransi, makin mahal pula premi yang harus Kamu bayarkan.
Kenali bisnis yang dijalani dan kesehatan keuangan usaha Kamu
Sangat bahaya bila Kamu sendiri tidak memahami bisnis yang Kamu jalani dengan baik.
Sebuah rencana bisnis akan bisa menjawab pertanyaan penting tentang, apa yang Kamu jual? Siapa pangsa pasar? Seperti apa proyeksi bisnis? Dan bagaimana Kamu menjaga kesehatan keuangan di usahamu.
Lakukan pencatatan keuangan usaha Kamu agar Kamu bisa mengenali kesehatan keuangan Kamu dengan baik.
Mulai dari yang kecil
Banting setir dari karyawan menjadi pengusaha tentu bukanlah hal yang mudah, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa menerima penghasilan rutin bulanan dari pemberi kerja.
Tidaklah salah untuk memulainya secara perlahan, sebut saja dengan menjalankan bisnis sampingan skala kecil. Tentu saja, dengan bisnis sampingan Kamu tidak akan kehilangan sumber penghasilan tetap Kamu dari pekerjaan utama. Lambat laun, ketika bisnis sampingan itu berkembang dan bisa menghasilkan uang lebih dari sekali gaji bulanan yang diperoleh, Kamu pun bisa totalitas fokus menjalani usaha.
Penulis : Kontributor
Editor : Gemal A.N. Panggabean